Miskin (ilustrasi)
Banyak
orang berpikir, semua manusia itu ingin kaya. No, it’s totally wrong. Banyak juga
lho orang yang suka miskin, bahkan bangga dengan kemiskinannya. Miskin itu
keren, miskin itu alim, miskin itu nyunnah. Tuh lihat Fatimah dan
Ali, mereka hidup miskin. “Kami” meneladani mereka.
Miskin
itu gak pa pa, yang penting sudah kerja. Yang penting uangnya halal dan gak
riba. Cukup-cukup, ga usah kuatir kekurangan rezeki. Rezeki itu cukup untuk
hidup, tetapi ga cukup untuk gaya hidup. Toh, harta juga ga akan dibawa mati.
“Kami”
ini orang miskin yang bahagia. Buat apa kaya, kaya belum tentu bahagia. Enak juga
miskin, orang kaya hisabnya lama. Orang miskin yang duluan masuk surga. Lagian sekarang
apa-apa sudah banyak yang gratis, tinggal manfaatin aja.
Ntar
kalau pengen kaya kan tinggal nikah aja. Kan nikah membuka pintu rezeki.
“Kami”
selalu ingatkan para wanita, di antara 4 alasan pemilihan jodoh, pilih
agamanya. Mahar nggak usah dipikir. Resepsi juga nggak usah dipikir. Wanita terbaik
itu wanita yang (murah?) maharnya. Kalau nggak setuju ya berarti dia/ortunya
matre dan nggak sholihah. Wanita gitu sombong dan sok sempurna. Wanita dan ortu
yang kayak gitu itu sama aja ngalang-alangi pernikahan, bikin nggak nikah-nikah
dan banyak zina. Biarin, tinggal aja wanita kayak gitu. Jumlah wanita sekarang
itu lebih sedikit daripada pria, pake kakean gaya.
Nanti
kalau dah nikah, bikin anak yang banyak. Nggak usah ngurus rezeki. Isteri harus
qonaah, nggak perlu mikir-mikir yang kayak gitu. Isteri yang baik itu pasti
bisa ngatur berapapun dapatnya suami.
Well,
itu adalah satire, tetapi fakta bahwa orang miskin itu “sangat religius”.
Pada
medsos-medsos, biro jodoh-biro jodoh, atau ceramah-ceramah, itulah yang
dikatakan/diajarkan. Entah kenapa wanita terus yang disalahkan atau dijadikan
kambing hitam. Alih-alih memotivasi atau mengajari cara kaya, ustaz-ustaz pun
malah menyalahkan/menjelek-jelekkan wanita dan menoleransi kemiskinan.
Aku
melihat begitu rendahnya penghargaan ustaz-ustaz dan banyak pria akan wanita.
Segala
kelemahan diri sendiri (pria miskin) dilimpahkan ke wanita.
Mengapa
mereka tidak jujur dengan diri sendiri bahwa miskin itu tidak enak?
Lagipula,
pria-pria miskin pun mencari wanita kaya. Kubilang, carilah yang sekufu, eh
marah.
Begitupun
pria-pria kaya, umumnya mencari wanita yang setara atau lebih kaya.
Adalah
hal lucu bahwa ketika mereka menonjol-nonjolkan pilih agamanya, ternyata agama
atau akhlaknya buruk.
Hadits
dibuat permainan.
Hai
orang-orang yang mengaku agamis, introspeksi dirimu! Ambil tanggungjawab penuh
atas dirimu/hidupmu sendiri, jangan dikit-dikit nyalahin wanita.
Baca juga:
Sumber-Sumber Rezeki
Baca juga:
Sumber-Sumber Rezeki
Btw,
menceritakan ini mengingatkanku akan film Perempuan Berkalung Sorban. Aku
nggak terlalu mengamati sih, tetapi kayaknya ada kesamaan pada pemikirannya
yang primitif.
Untungnya,
nggak semua pria berpikir demikian, Irfan Supandi, seorang penulis dan
cendekiawan muslim, dalam bukunya Saatnya Sang Muslim Kaya, juga
berpikir sepertiku. Banyak ustaz yang senantiasa mengajarkan hadits-hadits
tentang keutamaan orang miskin. Juga M. Sjohirin, Direktur Plaza Indonesia,
dalam bukunya Bloon, Norak, Kampungan tapi Sukses, juga berpikiran
serupa denganku.
Ngomong-ngomong
soal hidup dan rezeki, ada beberapa orang mati karena miskin, ada yang sampai
lambungnya bolong-bolong karena kurang makan, dan lain-lain. Masih bilang
miskin ga pa pa, nikah tanpa modal/bekal yang cukup kecuali modal penerimaan
dari isteri yang didoktrin macam-macam dalam hal kepatuhan dan dalil agama?
Gitu
itu masih tanya, kenapa banyak non muslim menempati posisi-posisi teratas di
dunia/sangat kaya? Sudah tahu belum jawabannya?
Jangan
cuma bisa iri dengki dan nyalah-nyalahin orang lain/wanita.
Catatan:
-
Tulisan ini
berdasarkan fakta, termasuk budaya orang-orang yang malah njagakno program-program
gratisan.
-
Saya jengkel,
marah, dan benci mengapa wanita selalu disalahkan. Kami kaum wanita pun tidak
ada yang ingin hidup miskin. Kami berusaha/mengupayakan untuk kaya/hidup baik. Lalu
mengapa kaum pria banyak yang melimpahkan alasan kemiskinannya kepada kami kaum
wanita? Lihatlah wanita-wanita yang bekerja! Apakah untuk hidup miskin? Semua
orang ingin hidupnya membaik. Berhenti menyalahkan wanita, ambil tanggungjawab
pribadi atas hidupmu sendiri!
-
Tanyalah orang-orang
sukses, banyak dari mereka yang kaya karena benci kemiskinan. Tidak membuat-buat
alasan, apalagi memakai dalil-dalil agama.
Sumber
gambar: Pixabay