Tukang sayur
Bukan
tukang sayur biasa. Sebut saja namanya Pak W. Tukang sayur yang sangat
istimewa. Dari sekitar 5 tukang sayur pria ataupun wanita yang lewat di
perumahanku, nilainya di atas rata-rata. Kerjaan boleh tukang sayur, tapi
mindsetnya jangan ditanya. Kalau Anda sering membaca buku-buku tentang usaha
atau pengembangan diri, Pak W ini sudah menerapkan sebagian besar di antaranya.
Entah sengaja atau tidak.
Saya
pernah bercerita di blog tentang tukang becak yang beberapa langkah di depan
sesamanya. Nah, di kalangan tukang sayur Pak W inilah orangnya. Insya Allah
nasibnya bisa berubah dengan cepat dibanding tukang sayur-tukang sayur lainnya.
Anda
mungkin pernah mengamati bertahun-tahun orang berada di posisi yang sama. Saya
melihat tukang bakso keliling tetap menjadi tukang bakso keliling, tukang roti
keliling juga begitu, tukang soto tak jauh beda, tukang gas beralih menjadi
tukang sayur, dan hal-hal semacam itu. Pak W ini berbeda. Ia berpikiran jauh ke
depan.
Apa
saja yang telah dilakukannya?
1. Datang
paling pagi, yaitu sehabis Subuh.
2. Dagangannya
paling banyak, paling murah, dan paling variatif (paling banyak variasinya).
3. Dia
sangat santun dan ramah.
Di dalam usaha apapun,
pelayanan pelanggan sangat diperhatikan. Ternyata Pak W sudah melakukannya.
4. Setiap
hari Sabtu sampai Senin dia libur jualan.
Sepertinya hari itu
menjadi hari keluarga baginya. Dia pulang kampung bersama keluarganya.
5. Dia
punya usaha persewaan sound system
Saat pulang kampung itu
saya menduga dia menjalankan usaha lainnya, yaitu usaha persewaan sound system
itu.
6. Dia
proaktif dan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Karena liburnya
tergolong lama, kalau sudah jualan kembali terkadang dia akan menghubungi
ibu-ibu lewat ponsel/gawainya. “Bu, hari ini saya jualan.” Begitu kurang lebih
isinya. Selain itu, ibu-ibu juga bisa pesan sesuatu atau menanyakan sayur ini
ada atau tidak dan semacamnya.
7. Dia
gemar bersedekah.
Dia suka bersedekah.
Terkadang memberi bonus barang jualannya berupa apa gitu, yang kecil-kecil
tetapi dibutuhkan untuk memasak misalnya. Kalau dia datang, bunyi klakson
motornya itu membuat kucing-kucing berlarian mendekat. Ya, dia juga suka
bersedekah kepada kucing. Karena dia memberikan pelayanan memotong,
membersihkan sisik, atau membuang bagian dalam ikan (jeroan), maka
kucing-kucing suka mengerubunginya. Bagian-bagian ikan yang tidak terpakai itu
diberikannya kepada kucing-kucing tersebut. Jadi beda perlakuannya kalau dia
datang dengan kalau tukang sayur-tukang sayur lain yang datang.
8. Jangan
lupakan pula, barang jualannya bagus-bagus dan setahu saya tidak curang.
Mungkin
hal-hal di atas terlihat sederhana ya, tetapi nyatanya tukang sayur-tukang
sayur lain tidak memilikinya. Tentang harga yang tinggi misalnya, kadang-kadang
pembeli jadi berpikir, itu untungnya terlalu besar apa mereka yang tidak bisa
menemukan harga beli yang termurah untuk dijual lagi (harga kulakan)? Juga
tentang kualitas barang, itu tidak tahu tempat kulakan barang yang bagus apa
memang kalah rebutan dengan sesama pembeli lain? Bahkan gadget yang sudah
lumrah di zaman sekarang ini tidak semua dari mereka memanfaatkannya dengan
baik.
Tetapi
yang lebih menyebalkan adalah tentang kecurangan atau penipuan. Susah ya
kadang-kadang ketika dia mungkin membeli dan ditipu si penjual, lalu dia harus
menjualnya kembali dengan barang apa adanya.
Di
situlah kadang-kadang kita harus kembali kepada hati nurani dan iman. Apapun
keputusan yang dipilih nantinya akan kembali ke dia lagi. Akan terjadi seleksi
alam. Pembeli tentu lebih mengutamakan penjual yang jujur dan barangnya baik,
dan ramah juga tentunya.
Sangat
mengagumkan ya Pak W ini. Sebagai penjual sayur dia all out, tetapi dia
mempunyai rencana yang lebih baik untuk masa depan. Berpikir jauh ke depan.
Begitu
sih pandangan saya. Pada akhirnya, mungkin saya harus melihat beberapa tahun
lagi. Apakah Pak W benar-benar akan berubah nasibnya atau tetap seperti yang
lain.
Sumber
gambar: Flickr