THE TIME CHUNKING METHOD
(A 10-Step Action Plan For Increasing Your Productivity)
Penulis: Damon Zahariades

Baca istilah time chunking itu ngingetin aku sama iklan cokelat chunky bar. Hahaha.
Kayak gak nyambung ya? Tapi masih ada hubungannya kok, buat asosiasi.
Biar kamu mudah bayangin arti chunking itu kayak apa. Ya kayak cokelat yang dipotong-potong kecil-kecil gitu. Pembagian waktu per aktivitas.
Jadi, Time Chunking itu salah satu metode untuk meningkatkan produktivitas. Aku sendiri ga ngerti kenapa dia dibikin satu buku terpisah. Aku kepo, emang isinya apaan, kok bisa jadi sebuku? Bahas apa aja gitu. Apalagi, di buku itu dijelaskan pengertian time chunking-nya itu kayak pengertian Pomodoro yang selama ini kutahu.
Misalnya:
kerja 25 menit
istirahat 5 menit
kerja 25 menit
istirahat 5 menit
kerja 25 menit
istirahat 5 menit
kerja 25 menit
istirahat 20 menit
Penulis memilih time chunking karena metode ini yang berhasil baginya. Dia mencontohkan bagaimana metode Getting Things Done (yang pakai ceklis-ceklis) ga berhasil di dia. Makanya, dia milih metode time chunking sekaligus ngajari caranya ke pembaca.
Time chunking sendiri adalah bagian dari timeboxing, tapi ada bedanya. Dan time chunking yang dijalani penulis ini uda dimodif sendiri dari versi aslinya. Penulis juga nyaranin demikian pada pembaca, kamu modif sendiri dengan nyari porsi yang tepat buat kamu. Tapi, dia juga ngasih saran-saran aktivitas yang bisa dilakukan saat istirahat dan yang sebaiknya gak dilakukan saat istirahat. Biar gak stres, burnout, atau gagal (di sini dia juga jelasin bedanya stres dengan burnout, biar kamu mudah memahaminya).
Sisanya ya seperti buku-buku produktivitas yang lain, harus memperhatikan tidur, exercise/olahraga, diet/makanan, mencegah stres, dan penggunaan teknologi yang bijak, baik melalui cara-cara menggunakan HP dan internet maupun menunjukkan berbagai aplikasi pendukung yang bisa digunakan.
Buku ini biasa aja menurutku. Keterbacaan juga kurang enak baik ukuran font maupun spasi dan marginnya, tapi untungnya terbantu dengan desain tulisan yang tiap bahasan itu ganti halaman (satu bahasan satu halaman atau kurang). Meskipun kayak menuh-menuhin halaman (biar cepet tebel) tapi dia juga bantu meringankan aku buat baca dan fokus. Dan alurnya juga lumayan. Dia gak manjang-manjangin isi, dia tetep padat tapi isinya dibentuk per satu bahasan satu halaman jadi lumayan gampang dipahami dan diingat. Selama ini kan banyak orang yang nyalahin pembaca seolah pasti kesalahan pembaca kalau nggak paham atau nggak ingat. Pasti memorinya/ingatannya lemah gitu, padahal gak mesti. Memang ada banyak buku yang penulisnya itu tidak punya kemampuan menulis dengan baik, tidak benar-benar memahami apa yang disampaikannya, atau tidak bisa mentransfer ilmunya dengan baik. Jadi, jangan terlalu mudah nyalahin diri kalau kamu baca buku trus gak ingat atau gak paham isinya. Belum tentu karena kamu, atau belum tentu hanya karena kamu, bisa juga karena faktor penulisnya.
Yah gitu aja, gak usah panjang-panjang karena ini bukunya juga isinya dikit kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.