Setiap
kali berbicara tentang warisan, manusia di belahan bumi manapun cenderung rakus
dan berebut. Tak terkecuali di keluarga besar Red Stevens. Hari itu mereka
semua berkumpul untuk mendengarkan pembacaan wasiat Red oleh Theodore J. Hamilton,
yang juga seorang pengacara sekaligus sahabat terbaiknya.
Red
meninggal tidak dengan tenang. Keluarganya hancur karena kesalahan pendidikan
yang dilakukannya semasa hidup. Meski ia memulai segalanya dari bawah, ia gagal
menunjukkan kepada keluarga besarnya tentang apa-apa yang perlu dimaknai dalam
proses hidupnya itu.
Meninggalnya
Red mungkin tak menjadi momen sedih bagi keluarganya. Mereka malah menanti-nanti
jatah warisannya, berapa yang akan diterima.
Ted,
panggilan khusus Red pada Sang Pengacara, mulai membacakan satu per satu nama
berikut jatahnya, lalu orang tersebut harus keluar dari ruangan.
Setelah
semua mendapatkan bagiannya, tinggallah seorang cicit ponakan berusia dua
puluhan tahun. Red memperlakukannya berbeda. Jatah Jason ditahan hingga setahun
lamanya.
Jason
ini sebenarnya sama saja dengan yang lain, tidak berguna dan berperangai buruk.
Tahu jatahnya berbeda meledaklah amarahnya, protes. Beruntung Ted yang sudah
berusia 80 tahun itu memiliki kendali diri yang baik. Meski mengesalkan, dia
mampu menangani cicit ponakan sahabatnya itu.
Jatah
Jason sangat misterius dan memerlukan usaha setahun penuh. Dia harus lulus
semua tantangannya.
Di
bulan-bulan awal sikapnya masih buruk, sering marah dan tak terkendali, tetapi
karena begitu ingin mendapat jatah, Jason berhasil melalui masing-masing
darinya hingga setahun penuh. Dua belas tantangan dan sekaligus pelajaran itu
berhasil membuatnya menjadi orang yang baru. Ted dan Miss Hastings, partnernya,
akhirnya bisa lega, karena Red telah berhasil menyelamatkan satu orang di
keluarganya tersebut.
Dalam
setahun itu Jason dibantu dengan Ted dan Miss Hastings telah belajar mengenai
12 macam hadiah, yaitu hadiah kerja, hadiah uang, hadiah teman-teman, hadiah
pembelajaran, hadiah masalah, hadiah keluarga, hadiah tawa, hadiah mimpi,
hadiah memberi, hadiah bersyukur, hadiah satu hari, dan hadiah cinta.
Hebatnya,
hanya di bulan pertama Jason bertanya atau berpikir mengenai gaji. Bahkan,
setelah 12 bulan dilalui, dia tidak kecewa setelah mengetahui hadiah ke-12-nya
bukan uang, dan tidak menagihnya. Dia benar-benar tidak tahu kalau Red juga
mewariskan uang yang sangat banyak untuknya, yang pengelolaannya diserahkan
penuh padanya.
Jason
yang awal-awalnya menyebut Red dengan sebutan “Orang tua sinting”, di tengah
perjalanan mengubahnya menjadi “Pak Tua itu”, dan di akhir perjalanan menjadi
sangat sayang padanya.
Red
memang hebat, bahkan sebelum kematiannya dia telah menyiapkan suatu pelajaran
besar bagi cicit ponakannya, hingga Si Cicit Ponakan sanggup mengelola
kekayaannya dan meneruskan kebaikan Red bagi sesama. Jejak-jejak kebaikan Red
dan Ted menjadi semakin terbuka baginya. Juga, tentang “wajah dunia” yang
selama ini tak diketahui Jason, karena selalu dilindungi dari masalah.
Akhir
yang indah itu membuat semuanya gembira: Ted, Miss Hastings, dan Jason
tentunya.
Bila
keluarga yang lain mendapat warisan namun pengelolaannya diserahkan ke orang
lain. Jason tidak. Dia memperoleh kendali penuh atas dana amal Red senilai 1
milyar dolar lebih.
Kisah
mereka dalam The Ultimate Gift karya Jim Stovall ini sangat menyentuh
hati dan membuka pemikiran. Ketika membacanya saya seperti bisa melihat
bagaimana baiknya sosok Red semasa hidup. Selain itu, saya jadi teringat akan para
orangtua atau kakek nenek yang hidupnya begitu susah/sederhana, yang ternyata
mewariskan banyak harta. Kemudian harta itu menjadi rebutan anak cucunya atau
kerabatnya. Kadang-kadang malah sampai terjadi permusuhan dan perpecahan.
Yah
itulah hidup, jangan lupa untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak
dan keluarga kita, juga akhlak yang baik. Mungkin Ted sedikit beruntung karena
bisa menyelamatkan 1 orang dari keluarganya, tetapi tidak semua memiliki akhir
yang sama, bukan?
Sumber:
Stovall,
Jim. 2001. The Ultimate Gift. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumber
gambar: Pixabay