Multitasking
Banyak
orang menganggap bahwa multitasking itu baik, produktif, dan keren. Nyatanya,
Scott Hagwood, seorang Grand Master of Memory pertama di Amerika, yang empat
kali juara National Memory Championship di sana, menyatakan sebaliknya.
Setelah
dia memenangkan kejuaraan memori di Amerika, otak Scott Hagwood diteliti dan
dibandingkan dengan Dr. Burdette. Menurut Scott, Dr. Burdette lebih cerdas
darinya tetapi dalam tes itu ternyata otak Scott menunjukkan cara kerja yang
lebih efisien. Otak tersebut sangat terorganisasi dan tahu pasti ke mana
memproses arus informasi yang masuk. Sementara otak Dr. Burdette mengalami
masalah kompetisi internal. Otak Dr. Burdette itu mengaktifkan semua sumber
secara serempak, menyalakan kompetisi internal antara berbagai kompartemen yang
secara bersaing untuk memproses informasi yang sama. Sementara tiap bagian otak
sendiri sungguh efektif dengan pekerjaannya, efek menyeluruh adalah tak ada
yang memegang komando masalah. Otak terlatih, di sisi lain, menggunakan hanya
sumber-sumber minimal yang perlu untuk menyelesaikan tugasnya. Keahlian kompartemen-kompartemen
lain adalah vital bagi keberhasilan area yang sangat terlatih, namun mereka
digunakan hanya sebanyak yang dibutuhkan.
Scott
Hagwood sendiri selalu menyebutkan kata fokus dan fokus di dalam bukunya “Memory
Power”. Memori yang fokus adalah proses kognitif yang membutuhkan konsentrasi,
berpikir cepat, dan kreativitas.
Upaya
melakukan terlalu banyak hal sekaligus yang membagi sumber-sumber otak,
menciptakan inefisiensi dan stres, serta bisa menimbulkan sirkuit pendek proses
memori. Selain itu, juga menambah terlalu banyak informasi pada jaring neural
yang mudah pecah dan cenderung untuk terpecah belah.
Perhatian
(atensi) akan berhasil baik bila berfokus pada satu objek tunggal. Karena otak
hanya bisa memiliki satu pemikiran pada satu saat, sementara tubuh bisa
mengalami banyak emosi secara serempak.
Mencoba memecahkan
masalah secara serempak, bukannya secara sekuen, akan mengurangi sumber-sumber
otak secara drastis. Aktivitas neural menurun ketika neuron-neuron jungkir
balik (juggle) seketika dibandingkan bila berfokus pada satu tugas saja.
Baca juga:
11 Cara Ampuh untuk Meningkatkan Daya Ingat
Berkat Kanker, Ia Menjadi Grand Master of Memory Pertama di Amerika
Menurut para
ilmuwan, kondisi demikian bisa membawa kepada pseudo ADD. Psikiater Edward
Hallowell dan John ratey, keduanya dari Harvard, menemukan bahwa orang-orang
yang mengalami pseudo-ADD telah melatih otak mereka tanpa hati-hati untuk
secara konstan mencari informasi baru daripada sepenuhnya memproses informasi
yang sudah ada. Akibatnya, mereka sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas
apapun dengan baik. Sekalipun bila Anda tak mengalami pseudo-ADD, Anda mungkin
masih kehilangan kemampuan untuk fokus pada masa kini karena mengizinkan
pikiran Anda untuk mudah dikacaukan.
Tidak
hanya itu, Scott juga menjelaskan bahwa pembebanan multitugas (multitasking) menyebabkan
otak menuju pada perusakan memori jangka pendek.
Saya
pribadi memandang multitugas (multitasking) hanya sebagai upaya
perusahaan/kantor untuk “memeras” pegawainya seperti memeras kelapa hingga
tinggal cairan beningnya (kalau kata teman saya). Mereka ingin menghemat
besar-besaran (padahal kenyataannya tidak produktif). Dulu malah pernah ada seorang
kenalan yang temannya keluar dan akhirnya dia disuruh merangkap pekerjaannya
juga. Perusahaan tidak memberikan orang baru sebagai gantinya. Dan masih banyak
kisah-kisah seperti itu. Selain itu, multitasking bagi saya pribadi lebih pada
faktor kurang pandainya orang tersebut di dalam memanajemen waktu.
Sayangi
otak Anda, hindari multitasking!
Sumber:
Hagwood, Scott.
2009. Memory Power. Surabaya: Selasar.
Sumber gambar: Pixabay