14 November 2025

Ketika Kebijakan Pemerintah Tidak Memihak Kita, Fokuslah pada Apa yang Bisa Kita Lakukan

Seorang ayah yang penyayang terhadap anaknya
Seorang ayah yang sayang anaknya

 

Kebijakan pemerintah sering kali terasa tidak berpihak pada kita. Terkadang, kita merasa terbebani dengan keputusan-keputusan tersebut, sementara kita tidak memiliki kendali untuk mengubahnya. Namun, meratapi keadaan hanya akan membuat kita semakin terperangkap dalam ketidakberdayaan. Lebih baik kita fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Sebagai seorang ayah atau suami yang bekerja keras untuk mencari nafkah, kamu tentu ingin keluargamu hidup lebih baik, bukan?

Mungkin kebijakan yang ada kini membuatmu merasa semakin sulit. Mungkin harga barang kebutuhan sehari-hari naik, atau aturan-aturan baru yang semakin membebani. Namun, ada satu hal sederhana yang bisa kamu lakukan, yang mungkin tak langsung terpikirkan: berhenti merokok.

 

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Seorang Ayah?

Sebagai kepala keluarga, kamu sering kali berpikir tentang cara untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Ketika kebijakan pemerintah terasa memberatkan, mengapa tidak memulai dengan hal yang langsung bisa kamu ubah? Salah satunya adalah kebiasaan merokok yang sudah lama kamu jalani. Meskipun tampak sepele, perhitungan yang cermat menunjukkan betapa besar dampaknya terhadap keuangan keluarga.

Bayangkan jika kamu merokok sebungkus rokok seharga Rp20.000 setiap hari. Setiap bulan, kamu menghabiskan Rp600.000 hanya untuk membeli rokok. Dalam setahun, itu berarti lebih dari Rp7 juta hangus sia-sia hanya untuk rokok. Itu pun jika kamu merokok satu bungkus per hari. Bayangkan jika lebih! Tentu pengeluaranmu juga makin membengkak. Padahal, uang sebanyak itu bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi keluargamu, seperti tabungan pendidikan anak, membayar tagihan, atau bahkan menambah modal usaha jika kamu ingin memulai sesuatu yang baru.

 

Bagaimana jika Ini Bukan Hanya Kamu?

Sekarang, bayangkan jika anak laki-lakimu, yang sering meniru kebiasaan orangtuanya, juga ikut merokok. Anak-anak biasanya suka mencontoh kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk orang tuanya. Misalnya, anakmu juga mulai merokok dan menghabiskan Rp15.000 per hari. Total pengeluaran kalian untuk rokok menjadi:

- Ayah: Rp20.000 x 30 hari = Rp600.000 per bulan 

- Anak: Rp15.000 x 30 hari = Rp450.000 per bulan

Jadi, dalam sebulan, kalian berdua menghabiskan Rp1.050.000 hanya untuk rokok. Dalam setahun, itu menjadi lebih dari Rp12 juta. Mungkin kamu tidak menyadarinya, tetapi pengeluaran kecil ini, jika terus-menerus terjadi, akan sangat membengkak. Jika dalam pemasukan kita mengenal pepatah “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” maka dalam pengeluaran, pepatah itu bisa berubah menjadi “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi jurang.” Dan itu adalah jurang kebinasaan. Sangat disayangkan jika uang sebesar itu menguap begitu saja, padahal uang itu bisa menjadi tambahan yang berarti bagi keuangan keluargamu yang sedang ngos-ngosan.

Bayangkan jika uang yang selama ini kamu habiskan untuk rokok bisa dialihkan ke hal yang lebih produktif. Uang itu bisa digunakan untuk menambah tabungan pendidikan anakmu, memperbaiki kondisi rumah, atau bahkan untuk berinvestasi pada hal-hal yang bermanfaat. Mau bukti? Imam Dermawan, misalnya, berhasil mengumpulkan lebih dari Rp10 juta setelah berhenti merokok. Uang yang selama ini dia habiskan untuk rokok, dia tabung dan hasilnya sangat bermanfaat. Dengannya ia berhasil membeli ponsel untuk ayahnya dan menambah biaya pembangunan kontrakannya. Begitu juga dengan Deddy Pranata, ia berhasil mengumpulkan lebih dari Rp5,5 juta dalam 9 bulan begitu berhenti merokok, uang yang akhirnya digunakan untuk menyiapkan biaya kuliah anaknya. Ada juga kisah suami Dita Sari Wootekh yang berhasil membeli motor setelah berhenti merokok selama 1,5 tahun.

 

Ayah, Langkah Sederhana dengan Dampak Besar

 Mungkin kamu merasa kebijakan pemerintah yang tidak berpihak itu membuat segalanya terasa sulit, tetapi jangan lupa bahwa ada banyak hal sederhana yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki kondisi keluarga. Salah satunya adalah dengan berhenti merokok. Ini adalah keputusan yang bisa kamu ambil sendiri, tanpa menunggu perubahan kebijakan dari luar. Hanya dengan berhenti merokok, kamu bisa menghemat banyak uang yang bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga yang lebih penting.

Ini bukan hanya soal uang, ayah. Ini juga soal memberi contoh yang baik untuk anakmu. Kamu adalah figur yang sangat berpengaruh dalam kehidupan anak-anakmu. Jika mereka melihat ayahnya berhenti merokok, mereka akan belajar untuk memilih hidup yang lebih sehat dan lebih bijak dalam mengelola keuangan.

 

Kamu Pasti Bisa, Ayah

Sudah banyak kisah perokok yang berhasil berhenti berkat tekad yang kuat. Seperti pria Taiwan yang berhenti merokok setelah anak pertamanya lahir. Selain ingin hidup lebih sehat, ia juga termotivasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anaknya. Setiap rasa ingin merokok datang, ia menabungkan uang seharga rokok yang ingin dibelinya. Berkat hal itu, dalam setahun tabungannya telah mencapai jumlah yang fantastis, yaitu lebih dari Rp27 juta. Kisah pria Taiwan ini, bersama dengan kisah Deddy Pranata yang berhenti merokok karena ingin menyiapkan biaya kuliah anaknya, membuktikan bahwa dengan motivasi yang kuat, kecanduan merokok itu semakin mudah untuk diatasi.

 

Ayah, Masih Ada Waktu untuk Berubah

Ayah, masih ada hal sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan keuangan keluargamu. Tak perlu solusi yang rumit, cukup berhentilah merokok. Setelahnya,  kau akan merasakan membaiknya masa depan keluargamu. Maukah kamu melakukannya? Demi anak dan istri tercintamu, demi masa depan mereka, dan demi dirimu sendiri. Jika dirasa hasilnya masih kurang, kamu bisa juga mencoba strategi lain, seperti lebih berhemat, mencari pekerjaan tambahan, mengganti barang kebutuhan dengan yang lebih terjangkau, menjual barang-barang bekas, atau membeli barang bekas yang masih berkualitas. Ada banyak cara untuk mendukung ekonomi keluargamu, dan berhenti merokok adalah langkah termudah yang bisa kau ambil.

Kini, saatnya bagi kamu untuk menjadi agen perubahan dalam keluarga ini. Jangan biarkan kebiasaan buruk menguasai hidupmu dan keuangan keluargamu. Buatlah keputusan ini sekarang, dan mulailah langkah kecil yang akan membawa perubahan besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.