04 September 2025

Review Buku "Hard Optimism": Mengapa Optimis adalah Pilihan yang Terbaik?

Hard Optimism

HARD OPTIMISM

(How to succeed in a world where positive wins)

Penulis: Price Pritchett

 

Mungkin kamu pernah dengar ribut-ribut tentang gelas setengah penuh atau setengah kosong. Atau bahkan ada juga orang yang jengkel bilang, "Ngapain sih kalian ngeributin gelas. Kesuwen (kelamaan). Kalo aku ya langsung kuminum airnya." Yang konon katanya gelas setengah penuh adalah simbol optimisme, gelas setengah kosong adalah simbol pesimisme, sedangkan yang langsung diminum itu nggak ada di teori, itu hanya komentar dari seseorang karena gemes liat orang-orang yang ngeributin gituan. Kalau pakai bahasaku sendiri sih, yang ngeributin isi gelas itu masih berbau filosofis/pemaknaan/simbolis (mungkin cenderung N/intuiting), sedangkan yang langsung diminum adalah doer (cenderung S/sensing).


Nah, isu per-gelas-an tadi ternyata dijadiin cover sama penulis buku ini. Meskipun, tampilannya nyleneh, separuhnya itu bukan atas-bawah, tetapi kanan-kiri (lihat gambar covernya). 


Aku nyoba baca ini saat aku bener-bener butuh optimis, saat suasana "gelap" menjelang menstruasi. Kebetulan mens waktu itu didahului aura sedih yang agak ekstrim. Yang murung-murung, betmut, agak gak termotivasi gitu-gitu deh. Sekalian aku nyoba nih buku work apa nggak dibaca saat momennya (pas butuh). 


Dan aku kaget, kupikir ini itu kayak buku psikologi positif yang mungkin dulu pernah kubaca, yang gitu-gitu aja. Ternyata nggak, dia juga kaya lho. Jadi dia itu menceritakan banyak hal dan dihubungkan dengan optimisme dengan sangat halus. Alurnya bagus, kemampuan nulisnya bagus, kemampuan dia dalam mentransfer ilmunya juga bagus, isinya/materinya pun bagus. Justru desain dan layoutnya yang jelek. Bukan cuma tentang cover yang kurang menarik, tapi masalah faktor-faktor penunjang inilah yang merusak keseluruhan buku ini atau kenikmatan membacanya. Dan itu fatal. 


Begitu aku coba buka ebook-nya di HP, bukanya itu lambat banget (aku ga tau itu bukunya apa hpku yang gitu, tapi buku lain nggak, jadi aku menduga buku ini yang bermasalah). Lambatnya itu nggak ketulungan bukanya. Tau deh berapa detik atau berapa menit itu halaman kosong dulu baru kemudian muncul isinya. Uda gitu, sub judulnya (itu tuh yang biasanya pake huruf terbesar setelah judul) itu warnanya biru, dia secara warna dan secara keterbacaan buruk (salah pilih font dan warna). Quotes2 juga gitu, kabur tulisannya. Secara keseluruhan tulisannya itu gak enak dibaca (kabur), terutama karena jenis fontnya kurus dan tipis. Trus layoutnya juga gitu, dia pake gaya bebas, sangat tidak teratur dan kurang nyaman di aku. Polanya suka-suka dia: kadang tulisannya full sehalaman, kadang di atas doang duikit sekitar satu paragraf, kadang muncul bentukan di kanan, kadang muncul bentukan di kiri, kadang tulisannya muncul di bawah. Gitu2. Banyak isinya yang kayak didesain menuh-menuhin halaman (biar buku cepet banyak halamannya). Kalau kondisinya memang sedang "gelap" kayak aku pas baca, "bolong2" halamannya itu mungkin agak nggak papa, meringankan kerja otak. Yang lebih ngganggu buatku malah desainnya yang nggak teratur tadi (maksudku: mungkin kalo ada bentukan di kanan ya kanan terus, kalo kiri ya kiri terus. Itu gak e, buku itu gak bisa diprediksi) dan tulisan rata kanan-kirinya, juga warna kertasnya (yang gak jelas: dibilang buram gak buram, dibilang putih gak putih, tapi nggak enak aja gitu). Selain itu, margin kanan kirinya yang tidak sama, kadang salah satu disetel kecil banget marginnya itu juga bikin kurang enak dibaca.


Nah, buku Hard Optimism ini isinya apa?

Isinya itu kenapa kita butuh optimis, orang optimis punya manfaat gini gitu. Trus dia juga memaparkan argumen yang ingin membantah pendukung pesimisme dan realisme, yang dianggap lawan-lawannya. Dia memaparkan kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing, lalu menunjukkan kalau optimis/positif itu yang paling unggul dari semuanya. Nggak lupa dia juga menyertakan bukti-bukti ilmiahnya dan penjelasan dari masing-masing pemanfaatan dari optimis itu sendiri. Dan tentu saja, kamu juga diajari cara agar optimis dan positif.

Namun, di awal buku sudah dijelaskan, optimis dan pesimis itu bukan kebalikannya. Dia tidak berada pada satu garis bilangan di mana optimis itu panahnya mengarah ke kanan dan pesimis itu panahnya mengarah ke kiri. Tapi, optimis dan pesimis itu terletak pada garis bilangan yang berbeda, dan masing-masing punya rentang spektrum sendiri.


Jadi, yang diajarkan oleh Price Pritchett ini adalah optimis yang sehat, bukan optimis yang berlebihan yang sampai nggak memperhitungkan risiko atau semacamnya.


Intinya, buku Hard Optimism ini adalah buku tentang optimis/positivisme, salah satu bagian dari psikologi positif. Dia sudah berusaha meyakinkan dengan berbagai argumennya bahwa positif/optimis itu yang paling unggul dari semuanya. Ada 3 cara memperbaiki diri, dan ketiganya saling mempengaruhi, nggak masalah didekati lewat jalan manapun, yaitu memperbaiki perasaan, pikiran, atau perbuatan. Menurut penulis, memperbaiki perbuatan lebih mudah. Oleh karena itu, dia memilih bertindak positif untuk memperbaiki pikiran dan perasaan agar ikut positif.


Ya gitu deh. Ini buku tipis aslinya. Kalau kondisi normal (nggak sedang "gelap" kayak pas aku baca) mungkin juga bisa habis dalam sekali duduk. Tebelnya 150 halaman, tapi jangan terintimidasi dulu, karena halamannya banyak kosongnya, banyak bogangnya (tidak penuh), dan juga gambar-gambar besar. 


Tapi ini isinya buagus banget. Ilmiah tapi ringan. Dan, soal kondisiku, ya, dia lumayan bantu.

Aku sangat merekomendasikannya. Cocok buat yang lagi pesimis, lagi studi perbandingan optimis-pesimis-realis, lagi nyari buku bagus buat diterjemahin ke bahasa Indonesia, dll. 


Cuma ya itu tadi, kalau desain dan layoutnya diperbaiki pasti buku ini tambah sip.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.