"Bold," 212 Charisma & Small Talk Tips to Engage, Charm & Leave a Lasting Impression
Penulis: Irvin Finau
Buku "Bold" ini mengingatkanku akan Dale Carnegie dan bukunya "How to win friends and influence people" (yang rencana mau kubaca) dan Carnegie lain yaitu Andrew Carnegie yang pernah disinggung oleh Napoleon Hill dalam bukunya "Think and grow rich." Bahasan tentang karismanya itu yang mengingatkanku pada duo Carnegie ini, yang sepertinya sama-sama karismatik orangnya.
Kamu yang sering ngikuti review di blogku mungkin udah bisa nebak kalau salah satu yang membuatku tertarik adalah covernya. Ceria dan komposisinya enak dilihat. Meski jumlah halamannya juga banyak seperti "How to win friends and influence people" kenapa aku baca "Bold" duluan karena lebih ringan dibaca. Wong tulisannya itu pendek-pendek, nggak nyampe 1 halaman, trus ada quote-quote, dan ada beberapa bagian yang berwarna. Aku nggak ngira lho isinya gini, kirain kayak buku-buku lain pada umumnya. Di satu sisi kayak usaha buat nebel-nebelin halaman (dan kayaknya nyaris mustahil penerbit di Indonesia nerbitin dalam bentuk banyak ruang yang kosong seperti ini), tapi di sisi lain bikin lebih ringan dan enak dibaca (dan lebih mahal tentunya).
Kalau baca judulnya, aku agak ngerasa ganjil, bold dan karisma, hubungannya apa? Di buku-buku lain biasanya dibedain pembahasannya. Bold biasanya gandengannya buku asertif, bukan buku karisma. Dan memang di buku "Bold" ini, sesuatu yang tegas/berani hanya terdapat pada halaman 99, 125, dan 177. Pada beberapa sisanya malah seperti people pleaser atau bertentangan dengan judul "Bold" itu sendiri. Penulis seperti berasumsi bahwa semua orang itu baik, pengertian, dan tidak egois. Misalnya dalam hal tak boleh memotong pembicaraan, iya kalau lawan bicara mau bicara gantian, kalau kita nggak diberi kesempatan ngomong? Kalau kita ada urusan dan dia nggak selesai-selesai ngomong? Kalau ngomongnya terlalu nggak baik, nggak penting, atau terlalu cepat dan beruntun? Itu menurutku situasional banget dan nggak bisa disikapi sama. Malahan, buku-buku tentang asertif, manajemen, habit, dan produktivitas biasa mengajarkan yang sebaliknya. Dengan kata lain, judul "Bold" tidak sesuai untuk buku ini.
Ternyata, "Bold" ini adalah buku tentang etiket/etika/tata krama/sopan santun/manner. Isinya tentang cara berperilaku, yaitu menjadi orang yang baik, sopan, menyenangkan, positif, dan perhatian penuh pada lawan bicara maupun orang lain, termasuk kedisiplinan juga. Jadi orang yang nggak nyebelin gitu deh. Yang diajarkan itu misalnya jangan mer*kok kecuali izin dulu (dan semua orang sekitar mengizinkan), jangan tanya makanannya apa sebelum kamu menerima undangan makan malam (eh ini pernah kejadian lho ada orang yang gini ke kami, nanya makanan gitu. Kaget banget cz dia satu-satunya), serta jangan tanya umur, gaji, dan status pernikahan. Kalau gaji sih aku memang ga suka ditanya-tanya, kalau yang lain ya tergantung konteks, tone, dan caranya. Lebih baik ditanya status pernikahan daripada langsung dipanggil "Bu" atau ditanya "Anaknya sudah berapa?" That's annoying.
Buku "Bold" ini terdiri dari 4 bagian:
Part one: from hermit to sociable
Part two: from sociable to popular
Part three: from popular to socialite
Part four: charisma attained
Tapi sebenarnya part-nya cuma 3 sih ya karena part 4 cuma 1 halaman dan lebih bersifat penjelas atau anjuran untuk melatih dan mempraktekkan part sebelumnya aja sih.
Dan hasil akhirnya adalah ... jreng jreng jreng ... BAGUUUS. Aku merekomendasikan buku "Bold" ini. Lumayan buat pengingat akan hal-hal sederhana yang sering kita lupakan atau abaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.