Alam gaib (ilustrasi)
Apakah
Hantu Itu?
Kita
mungkin sudah tidak asing dengan yang namanya hantu. Ada kuntilanak, genderuwo,
pocongan, tuyul, dan berbagai bentuk aneh lainnya. Akan tetapi, pengertian
hantu itu sendiri hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Apakah itu jin yang
sengaja mewujud menjadi bentuk-bentuk menakutkan untuk menakut-nakuti manusia? Apakah
makhluk gaib tapi bukan jin? Ataukah halusinasi dan semacamnya yang mengarah ke
gangguan jiwa atau proses alami tubuh (pada kondisi tertentu)? Atau suatu
teknologi yang dikuasai jin yang diterapkan pada manusia (atau dari manusia ke
manusia lain) tanpa sepengetahuan manusia itu? Ataukah roh orang mati?
Di
dalam situs Indocropcircles, para ilmuwan mengatakan, hantu akan terlihat bila
otak terkena frekuensi sangat rendah/VLF (Very Low Frequency). Penampakan hantu
terjadi karena dipicu oleh disfungsi cara kerja otak yang telah terpengaruh
oleh VLF tersebut. Gelombang VLF ini mempengaruhi bagian-bagian otak yang
mengatur sistem keseimbangan dan kesadaran. Kemudian, akan mempengaruhi
indera-indera yang tersambung dan terkoordinasi kepadanya. Sehingga mata
melihat benda yang tak ada menjadi ada, telinga mendengar aneh-aneh, kulit
merinding, dan sebagainya.
Sedangkan
pada Kompasiana (https://goo.gl/bEjwxB), disebutkan beberapa kondisi yang dapat
menimbulkan sensasi bertemu makhluk halus,
yaitu:
1.
Pernah terkena
kejutan listrik atau sambaran petir (tetapi selamat);
2.
Tinggal di
rumah yang terbuat dari tanah liat;
3.
Demam (panas
badan tinggi);
4.
Sangat lapar;
5.
Salah makan
(di dalam makanan terkandung zat-zat tertentu, misalnya mengandung
senyawa-senyawa neurotransmitter);
6.
Dalam keadaan
mabuk (karena minuman beralkohol atau narkoba);
7.
Sibuk dan
bekerja terlalu keras;
8.
Menahan kantuk
(misalnya, karena pekerjaan yang mengharuskan):
9.
Berkendara
sendirian di malam hari;
10. Berlayar
sendirian di tengah laut; atau
11. Habis
bertengkar dengan keluarga atau teman.
Dalam
kondisi seperti di atas, alat indera dan sistem saraf tidak berfungsi dengan
normal (anomaly), akibatnya seseorang dapat mengalami misidentifikasi dan
halusinasi.
Michael
Persinger menyatakan, “penampakan makhluk gaib/hantu” disebabkan karena
halusinasi akibat perubahan medan elektromagnet. Misalnya, melayang, berjalan
di dalam terowongan, ada getaran, kenangan masa kecil, bertelepati dengan
seseorang, melihat cahaya terang, atau merasa menyentuh tangan orang lain.
Apakah
Jin dan Malaikat Gaib?
Hantu
bisa saja merupakan jelmaan dari jin. Tetapi, jika merujuk pada hasil penelitian
di atas, seolah didapat kesimpulan bahwa jin itu hanya ilusi.
Itu
tidak benar. Jin adalah makhluk Allah yang terbuat dari api. Dia bisa makan,
minum, tidur, dan “berhubungan” (memiliki nafsu), seperti manusia. Jin bisa
melihat manusia, tetapi manusia “tidak” (setidaknya mungkin bila tanpa alat/sarana
tertentu). Artinya mungkin manusia berada di dalam batas pandang jin, sedangkan
jin dalam wujud aslinya (secara normal) berada di luar batas pandang manusia.
Rasulullah
pernah bersabda yang artinya, “Masing-masing kamu memiliki syaithan,. Lalu para
sahabat bertanya: Apakah engkau juga 'Kemudian Nabi menjawab: Juga aku, hanya
saja saya ini telah ditolong oleh Allah Ta'ala terhadap mereka (para syaithan),
sehingga mereka menjadi mukmin, maka mereka tidak menyuruh kecuali hal yang baik
saja.” (HR. Ibnu Mas'ud dan Muslim).
Mengenai
apakah jin itu gaib, ada sebuah akun Facebook (https://goo.gl/YAc64T) yang
berpendapat tidak. Menurutnya, jin dan malaikat tidak gaib. Yang gaib hanya
Allah.
Bangsa
jin tidak gaib. Perbedaannya dengan alam manusia di antaranya terdapat pada kecepatan
elektron mengelilingi inti atomnya. Kemungkinan besar kecepatan elektron mengelilingi
inti atom di alam jin lebih tinggi dibanding dengan kecepatan elektron
mengelilingi inti atom di alam manusia sehingga mata jasad manusia tidak mampu
melihatnya/menangkapnya.
Malaikat
bukan ghaib karena ayam jago dapat melihat malaikat. Jin (syetan) juga bukan
ghaib karena anjing dan keledai dapat melihat jin (syetan). Yang ghaib hanya Allah.
Hadist
Nabi:
“Apabila
kamu mendengar ayam jago berkokok (di waktu malam), mintalah anugerah kepada
Allah, sesungguhnya ia melihat Malaikat. Tapi apabila engkau mendengar keledai
meringkik (di waktu malam), mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan
syaitan, sesungguhnya ia melihat syaitan” (HR. Bukhari dengan Fathul Baari
6/350, Muslim 4/2092 no. 2729. Tambahan yang terdapat dalam kurung diriwayatkan
oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no 1236, lihat silsilah Adabul Mufrad no.
938 dan Silsilah Ahaadist ash-Shahiihah no. 3183. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu.)
“Jika
kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai pada malam hari maka
berlindunglah kepada Allah darinya karena ia melihat apa yang tidak dapat
kalian lihat.” (HR. Abu Dawud no. 5103, Ahmad 3/306, 355-356 Shahih al-Adabul
Mufrad no. 937 serta Ibnu Sunni no. 311 dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah. Dari
Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu.)
Lebih
lanjut akun tersebut menyatakan: malaikat, jin, alam barzah, alam kubur, surga,
neraka, alam siluman, dan lain-lain (segala sesuatu yang tidak bisa ditangkap
oleh panca indra manusia) itu disebut dengan istilah AL-GHUYUB bukan AL-GHAIB.
AL-GHUYUB
adalah sesuatu yang ghaib tapi masih bisa dibayangkan oleh pikiran kita,
misalkan bentuk Jin, Siluman, wajah malaikat, keadaan neraka/surga, siksa kubur
seperti apa, dll.
AL-GHAIB
adalah hanya ALLAH SWT saja, yang bentuk-NYA, keadaan-NYA tidak boleh dan tidak
bisa dibayangkan oleh pikiran kita.
Jin
dan Malaikat Bisa Dilihat Hewan
Jin
(setan) terbuat dari api. Api merupakan sinar inframerah. Sedangkan sinar
inframerah bisa dilihat oleh anjing dan keledai. Sehingga jin (setan) bisa
dilihat oleh keduanya.
Akan
tetapi, ada pendapat bahwa anjing dan keledai bukan melihat setan, melainkan
mendengarnya (http://ayamlaga.blogspot.co.id). Di situ disebutkan, frekuensi
yang mampu didengar anjing adalah 40 hz-60.000 Hz (sumber lain ada yang
menyebut 67-45.000 Hz saja), keledai 10-40.000 Hz, sedangkan manusia 20-20.000
Hz. Bila frekuensi tersebut benar, maka persamaan frekuensi yang bisa didengar
oleh anjing dan keledai namun tidak bisa didengar oleh manusia adalah di atas
20.000 HZ (ultrasonik). Saya pribadi menyangkal pendapat ini, karena pada
hadits jelas-jelas disebutkan bahwa anjing dan keledai melihat jin (setan),
bukan mendengar (bisa dibaca kembali pada hadits di atas).
Sedangkan malaikat terbuat dari cahaya. Cahaya
adalah sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet bisa dilihat oleh ayam jantan,
sehingga ayam jantan bisa melihat malaikat.
Al-Hafidz
Ibn Hajar mengatakan, yang artinya:
Ayam
jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu
mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan
tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir
tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah,
sebagian syafiiyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah
terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353).
Secara
ilmiah, hal ini ternyata pernah diteliti oleh Tsuyoshi Shimmura dan Takashi
Yoshimura yang dimuat dalam Current Biology.
Studi mereka berjudul Circadian clock determines the timing of rooster
crowing.
Menurut
rilis Scientific American dan National Geographic, disimpulkan bahwa ayam jantan berkokok di pagi hari karena jam biologis tubuhnya.
Dalam penelitian ini ayam-ayam jantan diberi kondisi 12 jam dengan cahaya
terang dan 12 jam dalam cahaya yang redup, ternyata mereka secara konsisten
berkokok 2 jam sebelum cahaya muncul. Dua minggu kemudian, ayam ayam ini tidak
diberi cahaya dan ternyata dalam kondisi
redup mereka tetap berkokok dalam siklus sekitar 23,7 jam.
Dalam
studi itu juga disebutkan bahwa ayam jantan berkokok sebagai respons atas
stimuli cahaya dan sebagai cara berkomunikasi dengan ayam lainnya. Akan tetapi,
frekuensi kokokan ayam akan lebih banyak saat menjelang fajar.
Bila
sinar inframerah bertemu dengan sinar ultraviolet, maka sinar inframerah akan
memudar. Oleh karena itu, jika malaikat datang setan akan pergi.
Siksa
Kubur Tidak Gaib?
Siksa
kubur hanya bisa didengar oleh hewan. Manusia dan jin tidak bisa mendengarnya. Saya
menduga, hal itu berarti frekuensi suara dari siksa kubur termasuk dalam
frekuensi suara yang bisa didengar oleh hewan, di luar frekuensi yang bisa
didengar oleh jin dan manusia.
Dikutip
dari Inilah.com, dijelaskan sebagai berikut:
Diriwayatkan
oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit bahwa ia berkata, Suatu hari kami sedang
bersama Nabi di tanah pekarangan milik Bani Najjar. Saat itu beliau menaiki
seekor keledai betina miliknya. Tiba-tiba binatang itu terperanjat kaget dan
berhenti di dekat empat sampai enam kubur, dan hampir saja beliau terjatuh.
Beliau
lalu bertanya, Siapa yang tahu penghuni kubur-kubur ini? Seorang sahabat
menjawab, Saya. Beliau bertanya, Lalu kapan mereka mati? la menjawab, Mereka
mati pada zaman jahiliah. Beliau bersabda, Sesungguhnya umat ini akan diuji
dalam kuburnya. Seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku akan
berdoa kepada Allah agar Dia membuat kalian mendengar siksa kubur seperti yang
aku dengar.
Menurut
para ulama, keledai yang sedang dinaiki Nabi tersebut sampai terperanjat kaget,
karena mendadak ia mendengar suara orang-orang yang sedang disiksa di dalam
kubur. Hanya saja makhluk yang berakal seperti jin dan manusia tidak bisa
mendengarnya. Allah sengaja menyembunyikan hal itu dari kita supaya kita
menguburkan mayit. Itulah kebijaksanaan dan kasih sayang Allah kepada kita,
agar kita tidak takut mendengarnya.
Rasulullah
sendiri pernah menyatakan, Seandainya seseorang mendengar suara mayit yang
sedang disiksa, ia akan pingsan. Itu baru siksa yang ditimpakan pada
orang-orang mukmin, apalagi dengan siksa yang ditimpakan kepada orangng kafir. Kita
senantiasa memohon keselamatan, ampunan, dan rahmat kepada Allah Yang Maha
Dermawan.
Diceritakan
bahwa pada suatu hari ada beberapa orang yang saleh mengubur mayit di sebuah
desa bagian timur Isbiliyah. Sesudah itu mereka duduk-duduk santai di sebuah
tempat. Tidak jauh dari tempat mereka, beberapa ekor kambing yang merumput.
Mendadak
ada seekor kambing yang berlari menghampiri kubur tersebut. la mendekatkan
telinganya seolah-olah sedang mendengarkan suara. Setelah itu ia lari terbirit-birit
ke tempatnya semula dan bergabung dengan teman-temannya. Mendengar hikayat
tersebut, Abul Hakam berkata, Aku tiba-tiba jadi teringat akan kematian, dan
ingat sabda Nabi, Sesungguhnya mereka sedang disiksa dengan azab yang bisa
didengar oleh binatang.
Api
Bisa Dipadamkan dengan Gelombang Suara dan Gelombang Cahaya
Sejak
2008, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) milik Amerika Serikat
ditugaskan menyelidiki sifat api. Mereka menemukan, api merupakan plasma dingin
yang bisa diganggu menggunakan gelombang cahaya dan gelombang suara.
Teknik
pemadaman menggunakan suara ini bekerja dengan dua cara:
Pertama,
saat pengeras suara menyala, gelombang mempercepat rambatan udara. Proses ini
sanggup menggencet nyala api sehingga kebakaran makin mudah dihentikan.
Ke
dua,
permukaan lokasi "menempel" api didorong oleh gelombang suara
sehingga mempercepat penguapan bahan bakar. Akibatnya nyala api melebar
sekaligus menurunkan suhu. Api pun padam dengan cepat. "Gelombang suara
pada frekuensi tertentu bisa memadamkan api," kata juru bicara DARPA.
Senada
dengan itu, mahasiswa jurusan teknik elektro dari George Mason University
berhasil menemukan alat pemadam sederhana yang dapat memadamkan api hanya
dengan frekuensi suara bass.
Saya
memikirkan api (mungkin bisa dihubungkan dengan jin/setan), gelombang suara
(mungkin bisa dihubungkan dengan doa, zikir, azan, dan semacamnya), dan
gelombang cahaya (mungkin bisa dihubungkan dengan malaikat). Barangkali bisa
diambil suatu kemanfaatan, misalnya menciptakan alat yang potensial untuk
mencegah setan. Selama ini kan umat muslim menggunakan air (wudhu) atau
tanah/debu (tayamum) untuk memadamkan api (amarah), atau berubah posisi ketika
marah (menjadi berbaring). Dalam pikiran saya (pendapat sementara), berbaring
ini di tanah/lantai, agar “marahnya segera diserap tanah/bumi” (seperti cara
kerja petir yang masuk ke tanah) atau agar luas permukaan tubuh yang terkena tanah
semakin besar. Sholat pun juga mungkin salah satu mekanismenya demikian
(membuat marah cepat diserap tanah/bumi).
Well,
beberapa bagian dari tulisan ini adalah pemikiran saya (pendapat/dugaan). Tidak
dimaksudkan sebagai referensi. Saya berharap, ada yang mau
mengkaji/menelitinya.
Sumber:
http://satuilmusejutaumat.blogspot.co.id/2015/09/cara-membedakan-malaikat-dan-jin-yang.html
https://konsultasisyariah.com/23982-doa-ketika-ayam-berkokok.html
http://portalsatu.com/read/oase/penjelasan-llmiah-ayam-mampu-melihat-malaikat-dan-setan-21488
http://ayamlaga.blogspot.co.id/2016/08/jawaban-iptek-atas-misteri-berkokok.html
http://m.inilah.com/news/detail/2208776/benarkah-hewan-bisa-mendengar-jerit-siksa-kubur
https://www.kompasiana.com/kanedi/cara-bertemu-makhluk-halus-yang-ilmiah-tidak-syirik-bisa-diuji_55011e59a33311a872512e62
https://tekno.tempo.co/read/417907/padamkan-api-dengan-gelombang-suara
https://indocropcircles.wordpress.com/2011/10/20/hantu-menurut-ilmu-pengetahuan-dapat-terlihat-jika-otak-terkena-frekuensi-sangat-rendah/
Sumber gambar: hantupedia.com