13 Maret 2018

Segalanya butuh ilmu



Segalanya butuh ilmu
Ilustrasi bengkel sepeda pancal (Sumber: Harnas.co)

Bapak ini adalah tukang servis sepeda dan sepeda motor. Saya mendatangi tempatnya karena ban belakang sepeda saya bocor. Beberapa hari yang lalu sudah kutambalkan di tempat lain, tetapi bocor lagi. Saya pun menjadi ragu akan keahliannya dan akhirnya pindah ke tempat ini. Saya tak bercerita apapun tentang ban sepeda saya yang baru saja ditambal tetapi bapak ini tahu. Beliau berkata bahwa ban sepeda saya rawan bocor lagi sehingga akan lebih baik kalau diganti ban baru.
“Belum pernah ganti ban ya mbak?”
“Belum pak.”
“Oh…pantesan. Ini mbak bannya sudah ndak melar lagi jadi gampang bocor, saya bisa saja nambal tapi saya kasihan sama mbaknya.”
“Iya pak. Memang baru saya tambalkan beberapa hari yang lalu dan bocor lagi. Bapak punya (ban dalam baru)?”
Bapak itu pun mengangguk. Lalu dia mengganti ban sepeda saya, selain itu juga memberi minyak pada beberapa bagian sepeda saya dan mengecek ban depan sepeda saya. Benar-benar beda dengan penambal sebelumnya. Bapak ini lebih total di dalam bekerja. Memberikan suatu nilai plus bagi pekerjaannya. Dan saya juga mengambil pelajaran bahwa saya terburu-buru menilai penambal sebelumnya secara negatif, padahal saya kurang mengerti ilmunya. Lain kali harus lebih berprasangka baik pada orang lain.