Akhir
tahun ini aku merenungkan hidup dengan sungguh-sungguh. Dibandingkan dengan
usiaku, apa yang kuraih masih terlalu minim. Apalagi, bila dibandingkan dengan
jatah hidup rata-rata umat Muhammad, sudah terbilang separuh jalan lebih.
Hampir tiba “masanya”. Sementara masa muda entah sudah kuhabiskan untuk apa,
aku tahu nilai hisab masa muda sudah tak bisa diselamatkan lagi. Barangkali nol
atau bahkan minus. Tapi aku masih punya kesempatan di setengah jalan yang
tersisa. Keputusan yang akan menyelamatkan hisab waktuku dan juga seluruh
kehidupanku.
Pasti
ada yang salah, dan harus segera kuperbaiki, begitu tekadku. Untuk itu,
mula-mula kuketahui di mana letak kesalahannya; yaitu dibantu dengan melahap
buku-buku pengenalan diri, motivasi, dan pengembangan diri. Bahkan, buku-buku
tentang rumah tangga. Tujuannya satu, merombak total hidupku.
Aku
membaca begitu banyak buku, lalu kupilah-pilah mana yang bisa diterapkan.
Kemudian langsung action, saat itu juga.
Bicara
tentang perencanaan hidup, aku sudah sering membuatnya, namun seringkali gagal
kupatuhi/kucapai. Oleh karena itu, kali ini kulakukan penyesuaian-penyesuaian
lagi, agar lebih aku banget.
Resolusiku
untuk tahun 2018 terbilang sangat sederhana dibanding orang lain. Hanya tentang
perbaikan diri sendiri. Dengan modal waktu, energi, dana, dan modal-modal lain
yang terbatas, semua harus kuatur secermat mungkin.
Aku
sadar bahwa segala aktivitasku membutuhkan waktu, energi, dan dana yang sama.
Dalam arti, waktunya ya 24 jam itu. Energinya ya sejumlah yang kumiliki itu.
Begitupun dana. Maka aku bisa jelaskan di sini:
1. Waktu
yang sama
Waktu
Sumber: Pixabay
Waktuku
cuma 24 jam per hari dan secara jangka panjang hanya sebatas takdir umur aku.
Mau kugunakan untuk makan, tidur, belajar, bekerja, atau apapun menggunakan
jatah waktu yang sama. Akan mengurangi yang 24 jam itu, dalam sehari. Sedangkan
aku tahu waktu tidak akan kembali. Dia adalah umurku.
2. Energi
yang sama
Energi
pun sama, terbatas. Sebagai manusia normal, aku tentu tidak bisa bekerja non
stop. Perlu ada pengaturan masukan (input) dan keluaran (output) yang tepat
agar penggunaannya bisa sehemat dan seefisien mungkin. Kesalahan dalam
pemilihan sesuatu atau tindakan bisa berdampak pada pengurangan energi yang
bahkan bisa drastis, lalu mempengaruhi aktivitas-aktivitasku selanjutnya.
3. Dana
yang sama
Dananya
juga sama, sejumlah total yang aku punya. Jadi harus diatur dengan sangat
teliti.
Dalam
pengaturannya, di beberapa bulan terakhir ini aku sudah melakukan hal-hal
berikut:
1. Berlatih
sholat fardhu selalu tepat waktu
Ini
adalah yang terpenting bagiku sebagai umat muslim. Apalagi, pilihan hidupku
termasuk yang dikatakan sulit kaya bagi sebagian besar orang.
2. Merapikan
file dan folder laptop, tablet, dan HP; sms, dan medsos
Langkah
ini untuk menuju kepada kepraktisan dan penghematan waktu, energi, dan dana.
Dokumen yang rapi
Folder gambar rapi
3. Mengevaluasi
pertemanan/lingkungan
Pertemanan
yang baik akan mendukung pertumbuhan dan memberi pengaruh positif. Langkah ke-2
dan ke-3 ini masih belum seluruhnya. Bertahap.
Teman
dan lingkungan yang baik dapat menghemat energiku. Sebagaimana diketahui,
marah, bad mood, atau suasana hati buruk lainnya sangat menguras energi. Itu
pemborosan dan harus kuhindari.
4. Berlatih
mendisiplinkan diri untuk senam setiap pagi
Senam SKJ 88
Senamnya
singkat, hanya sekitar 5 menit. Senam ini sangat dibutuhkan karena pekerjaan
sebagai penulis banyak duduk dan kurang gerak. Pelaksanaannya pagi hari karena
saat bangun tidur hormon stres terkumpul. Dengan senam aku bisa
menghilangkannya. Sesuai dengan anjuran pada buku-buku yang kubaca, senam
sebaiknya dilakukan pagi hari.
Kesehatan
bisa menghemat waktu, energi, dan dana. Kalau aku sehat, kerja bisa lebih
cepat, energi lebih berlimpah, juga tidak perlu uang untuk berobat. Tidak
mengganggu aktivitas orang lain juga. Karena kadang sakit ikut mengganggu
“sirkulasi hidup” orang lain dengan mengantar ke dokter, merawat, atau lainnya.
Aku bisa melakukan lebih banyak hal, bisa makan lebih bebas/bervariasi, bisa
tidak berbuat buruk kepada orang lain, dan lain-lain. Bagaimanapun juga,
biasanya orang sakit cenderung bad mood. Ini tidak baik untuk hubungan.
5. Berlatih
konsentrasi
Sudah
lama aku termakan teori bahwa multitasking itu baik. Ternyata itu salah.
Oleh karenanya, aku kembali berlatih untuk konsentrasi dan fokus pada 1 hal
saja. Dengan pengaturan waktu dan prioritas yang baik, aku tidak perlu
multitasking atau tergesa-gesa dalam hal apapun.
6. Berlatih
untuk selalu bahagia
Jadi
begini, bahagia itu bisa dilatih. Jika aku berpura-pura bahagia meskipun
sebenarnya tidak, maka perasaanku akan membaik. Salah satu upaya yang telah
kulakukan adalah sering-sering tersenyum. Berlatih tersenyum. Secara energi ini
pun baik, karena tersenyum lebih hemat energi daripada cemberut.
7. Mencoba
untuk menghitung lama setiap kegiatan dan kapan waktu yang tepat
Pastikan
setiap kegiatan itu pas waktunya dan dilakukan pada saat yang optimal, sesuai kondisiku.
8. Membuat
rencana A-Z
Rencana
cadangan sangat dibutuhkan, tetapi harus sinergis. Sehingga hemat waktu,
energi/tenaga, dan dana. Misalkan rencana yang satu belum berhasil, tidak mulai
lagi dari nol. Sudah ada “modalnya”.
9. Membuat
kegiatan yang sinergis
Misalnya,
aku suka membaca dan aku juga seorang penulis. Maka buku-buku yang kubaca bisa
kujadikan bahan tulisan. Bisa juga nantinya akan kujadikan perpustakaan atau
kujual. Contoh lain, ada beberapa web bersama yang kuikuti. Ada yang
persyaratan jumlah katanya 200 (seingatku), 400, dan 500. Yang tertinggi kan
500. Jadi agar bisa dilempar-lempar ke web ini itu, kupersyaratkan pada diri
sendiri minimal 500 kata. Itu kalau aku ingin menulis ke web bersama. Atau
kalau memang benar-benar tidak diterima di mana-mana, bisa kuletakkan di blogku
sendiri, atau sebagai bahan bukuku mungkin, atau kukirim ke majalah/koran. Apa
saja boleh, yang penting sinergis.
10. Bertindak
efisien
Kalau
dulu aku sangat perfeksionis, sekarang aku lebih berorientasi ke
tujuan/efisiensi. Aku tidak terlalu menetapkan standar terlalu tinggi lagi
kecuali untuk lomba. Aku melihat sendiri bagaimana poin iklan itu sangat lama
bergerak, atau bahkan nyaris tak bergerak. Penerbit pun begitu, diprosesnya
sangat lama, dan tetap tidak jelas akan terbit atau tidak. Jadi, kutetapkan, 1 artikel
sekitar 500 kata saja sedangkan 1 buku sekitar 150 halaman saja. Ngepas.
Karena penerbit buku nonfiksi rata-rata mensyaratkan minimal 150 halaman. Standarku
cukup “baik”, bukan sempurna atau mendekati sempurna.
11. Menetapkan
Jumat sebagai hari libur (me time), yaitu hari ibadah pol-polan, dan
rencananya sekaligus sebagai hari evaluasi penerapan latihanku selama seminggu
itu.
12. Memprioritaskan
awal hari dengan aktivitas yang terpenting dan berguna bagiku, bukan untuk
orang lain
Sesuai dengan anjuran Brian Tracy, awal hari berusaha kuisi
dengan sesuatu yang berefek besar bagi masa depan.
13. Belajar
disiplin bekerja, baik sedang mood ataupun tidak
Aku
berlatih membiasakan diri untuk menulis 1 tulisan setiap hari.
14. Belajar
aplikasi bahasa Mandarin, 1 sampai 2 kategori per hari. Terkadang juga ditambah
dengan train-nya.
Aplikasi Hello Chinese
Kategori di aplikasi Hello Chinese
15. Mengurangi
waktu cek email, sms, dan medsos
Sempat kutetapkan bahwa cek email, sms, dan medsos
hanya 2 kali sehari. Yaitu sekitar jam 11 dan sekitar jam 5 sore. Sedangkan
chat, bila tidak penting, kutetapkan waktunya hanya jam 7-8 malam. Tetapi, ini
masih perlu banyak latihan, dan mungkin juga evaluasi terus-menerus.
16. Memberlakukan
1 aktivitas maksimal 1,5 jam saja, lalu jeda dan melakukan lintas kegiatan
Cara
ini membuat lebih hemat energi, tetapi di dalam hal ini aku juga masih memerlukan banyak latihan .
Hal-hal
di atas adalah bagian dari tahap persiapan. Akhir tahun ini memang aku masih
lebih mengutamakan perencanaan, trial and error (uji coba atau
pengamatan), dan pembiasaan.
Untuk
tahun 2018 sendiri resolusiku adalah seperti di bawah ini:
1. Januari:
belajar membuat 2 tulisan per hari.
2. Februari:
memperdalam ilmu menulis nonfiksi, sekaligus prakteknya (memperbaiki kualitas
tulisan).
3. Maret:
memperdalam ilmu tentang blog.
4. April:
memperdalam ilmu tentang SEO.
5. Mei:
memperdalam ilmu tentang pemasaran tulisan.
6. Juni:
belajar corel draw.
7. Juli:
belajar membuat 3 tulisan per hari.
8. Agustus:
memperbaiki kemampuan bahasa Inggris dan belajar memotret.
9. September:
memperbaiki kemampuan bahasa Inggris.
10. Oktober:
membuat buku dan belajar menggambar
11. November:
membuat buku dan belajar membuat tulisan tangan yang baik
12. Desember:
membuat buku
Berhubung
aku orangnya kurang disiplin dan mudah lupa, maka hanya ada 1-2 target utama setiap bulan. Belajar dari pengalaman terdahulu, target yang terlalu
banyak tidak baik. Begitupun jadwal yang terlalu ketat. Aku butuh suatu
pembiasaan yang bertahap, selain juga untuk membantu meningkatkan fokus dan
konsentrasi.
Intinya,
di tahun 2018 nanti aku akan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap
pilihan-pilihan hidupku. Segalanya akan kupilih dengan cermat dan dengan
kesadaran penuh; baik respon, kebiasaan, makanan, ataupun lainnya. Lalu
disiplin dan konsisten di dalam pelaksanaannya.
Yah, itulah resolusiku. Minta doanya ya para pembaca sekalian!