SEJARAH TMII
Kebudayaan
merupakan suatu kekayaan dan sekaligus identitas suatu bangsa. Dari kebudayaan
kita bisa melihat peradaban masyarakat dari masa ke masa. Oleh karena
kebudayaan bersifat dinamis, bukan tidak mungkin kebudayaan Indonesia akan
punah / tergerus oleh kebudayaan asing. Ini bisa terjadi terutama jika
kurang/tidak adanya kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air
sendiri. Menyadari pentingnya hal itu, maka pada 13 Maret 1970 Ibu Tien
Soeharto menggagas dibangunnya Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII dibangun
pada 30 Juni 1972 pada area seluas kurang lebih 150 hektar (awalnya 145 hektar),
Jakarta Timur. Kawasannya strategis, mudah dijangkau, dan secara fisik bisa dikembangkan
secara maksimal. Bangunan ini mulai diresmikan pada 20 April 1975 oleh Presiden
Soeharto. Kemudian, bertepatan dengan dwi windu usia TMII (1991), ibu Tien
Soeharto meresmikan maskot TMII. Maskot tersebut berupa tokoh wayang Hanoman
yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
APA SAJA YANG ADA DI TMII?
Tempat
yang satu ini sangat cocok dijadikan tujuan liburan keluarga Anda. Dengan
mengkombinasikan konsep rekreasi, edukasi, dan pelestarian budaya; membuatnya
sayang untuk dilewatkan jika kita berkunjung ke Jakarta. Indonesia begitu luas
dan kaya akan budaya. Namun, untuk bisa mengunjungi satu per satu daerah-daerah
itu tentunya akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Kini, kita tak perlu
memusingkan tentang hal itu. Cukup berkunjung ke TMII, maka kita dapat
menyaksikan aneka ragam budaya dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Ada
anjungan provinsi, tari-tarian daerah, busana dan tradisi daerah, seni pentas,
seni musik, dan lain-lain. Ada yang unik di sana, yaitu dibuatnya sebuah danau
yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia. Letaknya tepat di
tengah-tengah TMII.
Selain
itu, di TMII Anda juga bisa datang ke tempat-tempat berikut:
· Museum:
museum minyak dan gas bumi, museum transportasi, museum Indonesia komodo,
museum listrik dan energi baru, museum telekomunikasi, museum penerangan,
museum Bay’at Al Qur’an, museum keprajuritan, museum serangga, museum Asmat,
museum olahraga, museum Timor Timur, museum purna bhakti pertiwi, museum
perangko, museum pusaka, dan museum Indonesia. Jika dilihat dari koleksinya,
museum di TMII layak disebut sebagai museum terbesar. Museum-museum di sini
sangat menarik, sama sekali jauh dari kesan membosankan. Bahkan, di sana juga
diadakan kegiatan yang melibatkan pengunjung dalam sebuah fragmen.
· Tempat
ibadah: masjid pangeran Diponegoro, wihara Arya Dwipa Arama, gereja katolik
Santa Catharina, pura Penataran Agung Kertabhumi, sasono adhiroso pangeran
Sambernyowo, klenteng Kong Miao, dan gereja kristen protestan Haleluya.
· Unit
flora dan fauna: taman reptilia, taman budaya Tionghoa, taman kupu-kupu, taman
dunia air tawar (berisi ikan air tawar dari seluruh dunia), taman bekisar,
taman burung, taman melati, taman bunga keong mas, taman persahabatan negara
non blok, taman apotik hidup, taman manasik haji, dan taman kaktus. Di TMII
tidak hanya ada hal-hal yang berhubungan dengan pelestarian budaya, tetapi juga
hal-hal yang berhubungan dengan konservasi flora dan fauna.
· Wahana
rekreasi: kereta aeromovel (kereta yang berjalan dengan tenaga angin), balon
raksasa (pertama, terbesar, dan tertinggi di Indonesia), theater 4D (D’Motion),
pemancingan telaga mina, istana anak-anak Indonesia, teater IMAX keong mas, kereta
gantung (skylift), PP-IPTEK, dan snowbay waterpark.
· Di
dalamnya juga disediakan fasilitas berupa hotel dan resto, galeri dan toko
seni, persewaan tempat (untuk berbagai acara), dan transportasi umum (perahu
angsa, mobiil keliling, bus keliling, motor listrik, dan sepeda wisata).
Jika
Anda menyukai kegiatan yang bersifat praktis, di sini pun tersedia. Ada
pelatihan membatik, menari, membuat wayang kulit, dan sebagainya. Yang jelas,
TMII merupakan perwujudan simbolisasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika
(Berbeda-beda tetapi tetap satu juga).
APRESIASI MASYARAKAT INDONESIA DAN
DUNIA
Sebagai
bangunan unik bernuansa tradisional yang dikombinasi dengan hasil pemikiran
modern, TMII memiliki fasilitas kebudayaan berciri etnis terbanyak dan
terlengkap di dunia. Pembangunan TMII mendapat sambutan hangat dari masyarakat
Indonesia. Terlihat dari antusiasme pengunjung di berbagai kesempatan.
Pemerintah pun demikian, mendukung penuh akan keberadaan TMII.
Hal
ini dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang diberikan pemerintah DKI
Jakarta kepada TMII, yaitu pada tahun 1976, 1977, 1978, 1981, 1991, 1992, 1993,
dan 1995. Upakarti Kepeloporan juga pernah diraihnya (1990) dari pemerintah
Republik Indonesia, yaitu berkenaan dengan pembinaan industri kecil. Dari
menteri Kehutanan, TMII pun dinobatkan sebagai Taman Satwa Taman Konservasi
atas kepeduliannya terhadap pelestarian satwa (2010). Dukungan juga didapatkan
dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik (20/4/2011), dengan penetapan
TMII sebagai lembaga pelestari budaya Indonesia. Sedangkan dari Menteri Dalam
Negeri dukungan berupa dikeluarkannya peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri)
Republik Indonesia no.28 tahun 2014, yakni TMII merupakan wahana perekat
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sumber:
Http://tamanmini.com/index.php
Banyak
sekali yang telah diraih oleh TMII, misalnya pengakuan negara sebagai asset
nasional, obyek vital nasional, lembaga konservasi satwa dan flora, lembaga
pelestari budaya, wahana toleransi dan kerukunan umat dengan perwujudan 7 rumah
ibadah yang berdampingan yang saling menghormati, sebagai wawasan keberagaman
museum, dan sebagai sumber inspirasi peradaban bangsa.
Di
tingkat internasional TMII pernah meraih penghargaan pelestarian kebudayaan
Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation (PATA) pada tahun 1987. Untuk
lebih membuat bangunan ini mendunia, pemerintah mendaftarkannya sebagai
nominator peraih penghargaan Warisan
Budaya Tak Benda kategori Best Practices dari UNESCO. UNESCO mensyaratkan agar kebudayaan
yang ada bisa ditransformasi/dipelajari oleh pengunjung dan peminatnya, dan
TMII memenuhi syarat tersebut. Upaya meloloskan TMII dalam kategori ini tentu
saja membutuhkan lobi yang kuat dari pemerintah Indonesia terhadap pemerintah
luar negeri, kerja sama strategis dengan berbagai instansi terkait, seringnya
menggelar festival budaya skala nasional maupun internasional, membangun
komunikasi dengan media cetak dan elektronik, serta dengan memperkuat jaringan
dengan berbagai komunitas seni dan penguat budaya di berbagai daerah.
Warisan
budaya tak benda meliputi ideologi, psikologi, kuliner, cara berpakaian,
tradisi dan ekspresi lisan, bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat,
ritus, perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam
semesta, kemahiran kerajinan tradisional, naskah kuno, dan lain sebagainya. Hari
Waluyo, Dirjen Kemenparekraf Bidang Ekonomi Kreatif Berbasis IPTEK menyebutkan
bahwa merujuk dari konvensi 2003 UNESCO ternyata ada kekhawatiran dari dunia
internasional akan semakin hilangnya warisan budaya takbenda ini. Pendaftaran
TMII ke UNESCO dilakukan agar kebesarannya bisa menjadi rujukan bagi bangsa
lain, memicu lebih besarnya lagi TMII, meningkatkan citra Indonesia di mata
masyarakat internasional, mendapatkan perhatian badan dan pemerhati kebudayaan
internasional, serta negara dapat mengajukan permohonan bantuan dana Konvensi
2003 khusus bagi warisan budaya yang masuk dalam daftar yang memerlukan
perlindungan mendesak.
Sebagai
pakar dunia tentang warisan budaya sekaligus Wakil Dirjen Intangible Cultural
Heritage in the Asia-Pacific Region (ICHCAP), Seong Yong Park pun mengakui
bahwa TMII bisa menjadi contoh bagi dunia tentang upaya melestarikan sekaligus
merepresentasikan kebudayaan dari suatu bangsa. Melalui kegiatan budaya di
TMII, masyarakat dunia bisa memahami keunikan dan keragaman budaya Indonesia
tanpa harus mengunjungi berbagai daerah di Indonesia.
Dan
akhirnya usaha-usaha pemerintah itu menampakkan hasil. Tepat di bulan November
2014 TMII akan diakui sebagai warisan wawasan dunia dari UNESCO dengan kategori
cara-cara terbaik untuk pelestarian, perlindungan dan pengembangan budaya.
Namun,
ada beberapa tantangan sehubungan dengan adanya TMII ini, yaitu:
· Walaupun
sudah bisa menyaksikan semua kebudayaan Indonesia di satu tempat (TMII),
pemerintah harus bisa mengupayakan agar para wisatawan tetap berkunjung ke
daerah asal kebudayaan tersebut untuk melihat secara langsung.
· Masyarakat
hendaknya tidak mengandalkan TMII saja untuk melestarikan budaya, tetapi yang
lebih penting sebenarnya adalah kesadaran masyarakat itu sendiri di dalam
melestarikan kebudayaan Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari.
Sebagai
salah satu icon wisata di Jakarta, apalagi sudah mendunia sangatlah penting
bagi TMII untuk terus menjaga kebersihan, keindahan, dan kerapiannya. Kemudian
sehubungan dengan adanya Bus City Tour yang beroperasi sejak Februari 2014,
akan lebih baik jika lokasi TMII bisa dimasukkan ke dalam rute bis tersebut.
DIRGAHAYU TMII KE-39
Tahun
ini TMII genap berusia 39 tahun, tepatnya tanggal 20 April 2014 lalu. Momen ini
dirayakan secara meriah dengan tema Negeriku "Satoe" Indonesia. Perayaan
menuju ulang tahun TMII dimulai 17 April dan terus berlangsung hingga 27 April
nanti. Ada gelar tari kolosal, kuliner nusantara, expo karya kriya kreatif
nusantara, festival pesona busana tradisi nusantara, lomba seni bela diri,
bursa produk kreatif seniman serta kontes burung merpati; dengan acara puncak
berupa drama tari Sutasoma dan pesta kembang api. Acara ini akan ditutup pada
tanggal 27 April, penutupannya diwarnai dengan orchestra musik angklung dan
tari kolosal. Tepat di hari ulang tahunnya, masyarakat bisa masuk ke dalam TMII
tanpa biaya (gratis). Pemberian tiket gratis dan beragam acara menarik
dilangsungkan untuk memanjakan pengunjung, dengan bertempat di Jakarta Timur pada
koordinat 6°18'6.8''LS, 106° 53'47.2''BT.
Jangan
lewatkan acara ini!
Aku
tak bisa datang ke sana. Namun, kupersembahkan tulisan ini sebagai kado
untukmu.
“SELAMAT
ULANG TAHUN TMII-KU, SEMOGA SEMAKIN SUKSES UNTUK KE DEPANNYA”
Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Blog dan Jurnalistik Taman Mini "Indonesia Indah"
Sumber:
Http://www.businessreview.co.id/kebijakan-bisnis-ekonomi-2684.html
Http://hamdani-duncan.blogspot.com/2011/04/dampak-adanya-taman-mini-indonesia.html
Http://www.tabloidcleopatra.com/dari-pelestari-budaya-menuju-warisan-dunia/
Http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditindb/2014/02/11/workshop-konvensi-2003-unesco-dan-makna-nominasi-tmii-sebagai-program-proyek-dan-aktivitas-yang-mencerminkan-konvensi-2003-unesco/
Http://id.voi.co.id/voi-warna-warni/5408-tmii-jadi-contoh-dunia
Http://newsindonesiamedia.blogspot.com/2014/04/tmii-merupakan-wahana-perekat-persatuan.html
Http://tamanmini.com/
Keterangan:
Sumber/link gambar sudah ditanam di
bawah masing-masing gambar.