![]() |
Cover buku "How to Keep House While Drowning"
|
Bersih-bersih saat kondisi kita lagi nggak banget, uh nyebelin dan berat banget ya.
Belum lagi ngatasi omongan-omongan orang yang nggak nyenengin di telinga, pasti menambah buruk suasana.
Trus ada nggak sih caranya biar hidup kita lebih wolesan gitu?
Nah, ini yang ditawarkan oleh KC Davis, penulis buku ini.
Kita, terutama yang cewek nih, sebagai istri, atau ibu yang punya bocil-bocil, pasti nggak asing dengan tetek bengek rumah tangga yang kayak nggak ada abisnya. Padahal nih, energi kita uda empot-empotan, uda lobet, uda abis. Eh orang-orang cuma nyinyirin rumahmu kok kotor, kamu kok males, kamu bukan istri atau ibu yang baik, dan segudang nyinyiran lainnya. Belum lagi dengan abusivitas sebagian ortu ke anaknya yang bikin anaknya besok-besok itu jadi males dengan kerjaan rumah tangga atau sebaliknya, jadi terlalu terikat pada kerjaan rumah tangga.
Ditambah dengan sebagian orang lagi yang ngait-ngaitin kerjaan rumah tangga dengan moral. Aduuuh plis deh, itu nggak banget. Dan buku ini bantu banget kamu ngatasi perasaan shame (malu), guilty (bersalah), anxious (cemas), not good enough (tidak cukup baik), dan lain-lain yang menyertainya.
Ini buku bagus banget buat mental kamu, terutama cewek-cewek yang berkutat dengan kerjaan rumah tangga.
Baca artikel bersih-bersihku lainnya di sini:
Baca artikel reviewku lainnya di sini:
https://cerahdanmencerahkan.blogspot.com/search/label/Review
Baca semua buku bagus rekomendasiku di sini:
Daftar buku bagus yang pernah kubaca
Baca artikel inspirasiku lainnya di sini:
https://cerahdanmencerahkan.blogspot.com/search/label/inspirasi
Baca postingan lainnya di sini:
https://cerahdanmencerahkan.blogspot.com/
Dia sebenernya bicara tentang psikologi, tapi bukan seperti psikologi lainnya. Ya bidangnya psikologi tapi mindset atau pemikirannya beda, cara dia beda. Misal kamu biasa baca buku-buku psikologi, kamu mungkin akan nemu isi/solusi dari buku psikologi/mental health tersebut sama atau serumpun, masih mirip. Itulah kenapa kadang-kadang kita butuh outsider atau pemikiran lintas bidang (transferable thinking aku adaptasi dari transferable skill). Misalnya, kalau aku kurang fokus, meski aku bukan ADHD, aku bisa coba baca buku-buku tentang ADHD.
Nah balik ke buku tadi, buku How to Keep House While Drowning itu aslinya itu kayak ditujukan untuk umum, tapi pas aku baca kayak lebih untuk orang-orang depresi atau orang-orang dengan gangguan mental gitu tapi masih bisa banget dan netral untuk kondisi umum wanita, seperti pas capek banget, burnout, stres, sakit, atau lainnya. Sebagian juga berisi serangan/protes terhadap aktivis tertentu, yang intinya kita ga perlu ikut peduli mereka kalo diri kita sendiri belum kita sayang.
Mindsetnya itu "ruang itu untuk kamu, bukan kamu yang untuk ruang." Kamu harus ngutamain dirimu sendiri (self compassion) dibanding nyinyiran orang, "tanggung jawab", atau lainnya.
Yang paling bagus dari buku ini justru puk puknya atau kenyamanan verbalnya/perbaikan mindsetnya, bukan tentang solusi bersih-bersih itu sendiri. Solusinya sendiri sebagian bagus, sebagian susah kupahami, dan sebagian lagi biasa, uda ada di buku-buku serupa.
Intinya, kamu tetap berharga walau rumahmu tidak bersih dan rapi atau tidak sempurna. Nyante aja hidup. Harga dirimu nggak ditentuin dengan kerjaanmu/seberapa keras kamu bekerja atau seberapa bersih dan rapi kamu.
Pokoknya nyaman banget bacanya.
Baca aja pas betmut, mood bisa membaik. Eh manjur di aku.
Buku ini sangat menyayangimu.
Tapi ya buku ini tuh tipis banget dan dikit banget isinya, cuma 54 halaman. Tapi emang cocok sih buat orang-orang yang lagi drowning: tipis, isi dikit per halaman, pendek-pendek dan per bahasan dipisah halamannya. Meski gitu layout dan spasinya masih nggak enak dibaca.
Tapi aku masih masukin buku ini jadi buku yang sangat kurekomendasikan.
Kamu harus baca juga nih, buku yang sayang kamu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.