"The Mate Map," the right tool for choosing the right mate
Penulis: Steven Sacks
"The Mate Map," judul yang antimainstream ya. Judul dan subjudul seperti ini punya kelebihan dan kekurangan sekaligus. Kelebihannya adalah dia unik dan langsung jadi pembeda di antara buku relationship lainnya, terutama kalau kita lihat langsung dan tidak mencari via online atau melalui kata kunci (keyword). Sebaliknya, kalau kita nyari dengan kata kunci (yang bener-bener belum tau buku ini sebelumnya), mungkin buku ini nyaris tidak akan ketemu. Baik judul maupun subjudulnya itu tidak memuat kata-kata kunci yang biasa digunakan orang untuk mencari jodoh.
Pada bagian awal penulis menjelaskan kalau metode yang dipakainya adalah berdasarkan analisis. Aku udah mbatin, "Wah, cocok banget nih kan kelebihanku emang di analisis." Begitu dibaca ... ternyata rumit sodara-sodara. Aku paham sih, cuma penerapannya agak mbuh-mbuhan gitu lho ya. Nggak yakin gitu bisa nerapin apa nggak. Terutama saat merating mana yang paling krusial (deal breaker) dan mana yang nggak serta berapa yang harus terpenuhi aspek/parameternya.
Intinya di sini itu penulis memberikan beberapa aspek terpenting untuk diamati saat mencari jodoh. Masing-masing aspek tersebut punya sub-sub aspek atau parameter-parameter lagi. Trus kamu disuruh melakukan refleksi sejauh mana tingkat kepentingan/kebutuhanmu akan aspek tersebut, disertai dengan alasan dan rating/grade-nya. Setelah itu kamu mengamati calonmu memenuhi apa nggak, berapa yang dipenuhi dan berapa yang nggak. Trus dilakukan skoring akhir, skornya masuk ke green flag, yellow flag, atau red flag. Kalau masuk green dan red kan sudah jelas ya, kalau masuk yellow kudu diproses lagi. Yellow flag ini bisa diperbaiki dari sisi kamu atau dari sisi dia atau dari kalian berdua, butuh didiskusikan nggak, gimana hasilnya, dan ada perbaikan apa nggak. Kalau ada perbaikan yang bikin skornya masuk green flag berarti gol, udah terima aja. Kalau nggak ada perbaikan or skornya belum termasuk range green ya berarti dengdong, gak baik sebagai calonmu. Tinggalin.
Sebenarnya sih buku ini unik, beda banget dari yang lain, walaupun secara inti masih ada benang merahnya sih (ini buku penemuan pribadi tapi secara teknik seperti teknik lain yang dibahasakan ulang atau dimodifikasi). Aku pribadi melihatnya rumit, tapi emang aku juga belum nemu buku tentang choosing the right one itu yang sederhana. Sejauh ini kebanyakan rumit penerapannya atau kalau nggak ya mbingungi. Tapi menurut penulis cara ini efektif. Banyak orang yang sukses setelah menerapkannya.
Gak papa baca aja. Bagus kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.