Peningkatan kualitas SDM merupakan program prioritas Presiden Jokowi saat ini. Hal itu disebabkan karena angka usia produktif yang mencapai 70% dari struktur demografi Indonesia harus bisa dikelola dengan baik. Dengan harapan, SDM tersebut akan menjadi profesional, produktif, terampil dan berdaya saing.
Berbicara
mengenai kualitas SDM, kita tak bisa melepaskan diri dari kualitas makanannya.
Apa yang kita makan akan menjadi bahan penyusun sel-sel kita serta mempengaruhi
kesehatan, kecerdasan, maupun fungsi tubuh kita. Oleh karena itu, memilih
makanan yang baik merupakan suatu keharusan.
Makanan
yang baik adalah makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh serta
bebas dari zat-zat/kandungan berbahaya. Tanaman/pangan nabati dalam hal ini
patut mendapat perhatian lebih. Itu karena tanaman adalah produsen atau
organisme yang menempati piramida makanan pada level terbawah. Jika tanaman
mengandung racun, semakin ke atas piramida akan semakin meningkat akumulasi
racunnya. Padahal, manusialah yang menduduki level puncak dari piramida tersebut.
Tak
bisa dipungkiri, sebagai manusia kita membutuhkan makanan dan air. Namun,
seiring pertumbuhan penduduk, ketersediaan lahan tanam dan air layak minum akan
bersaing dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan non pangan, misalnya
properti dan infrastruktur jalan. Selain itu, semakin banyaknya polusi membuat
ketersediaan tanah, air, dan udara bersih/sehat kian menjadi tantangan. Bila
lingkungan hidup tanaman sudah tercemar, tanaman pun akan tercemar. Otomatis, bila
tanaman tersebut dimakan dampaknya buruk bagi kesehatan. Belum lagi dengan
adanya makanan hasil rekayasa genetika, yang juga tak baik efeknya, membuat
kita harus ekstra hati-hati menjaga kesehatan diri.
Bila
mengingat Indonesia yang masih dibayang-bayangi stunting dan obesitas,
seharusnya kita lebih memperhatikan mengenai makanan dan pengaturannya. Saat
ini yang membanjiri pasar, lebih mudah diperoleh, dan lebih murah adalah
makanan yang tidak sehat. Sehingga, memperbanyak, mempermurah, dan mempermudah
dalam memperoleh produk organik dan sehat merupakan solusinya.
Untuk menerapkan gaya hidup sehat ini, kita bisa memasyarakatkannya melalui:
Yang dimaksud kantin sehat di sini adalah kantin yang secara keseluruhan (bangunan, alat, produk, pekerja, dan sebagainya) berdampak baik bagi kesehatan. Kantin sehat ini akan menyediakan makanan dan minuman yang sehat, bernutrisi tinggi, murah, dan (bila memungkinkan) bebas alergen. Semua pemangku kepentingan (stakeholder) hanya boleh membeli melalui kantin ini, atau membawa sendiri makanan sehat dari rumah. Begitupun bila ada acara-acara di sekolah, makanan sehat akan menjadi sajiannya.
Sudah saatnya kita mengedepankan keteladanan dan integritas pemerintah, pejabat, dan ASN lebih dari teori atau penyuluhan saja. Kita bisa menyediakan makanan sehat pada kantin kantor dan semua acara yang melibatkan pemerintah, pejabat, maupun ASN. Terlebih bila ASN tersebut terkait dengan dunia kesehatan dan rumah sakit, wajib mengkonsumsi makanan sehat.
Acara yang berlangsung pada masyarakat seperti arisan, pernikahan, rapat, yasinan, kelahiran, maupun kematian seringkali menyajikan makanan dan minuman yang tidak sehat. Nah, dengan mengganti atau memberi alternatif tambahan berupa makanan dan minuman sehat pada acara-acara tersebut tentu dapat memperbaiki kesehatan masyarakat.
Selain
itu, dukungan dari masyarakat umum, swasta, atau pribadi masing-masing dapat
berupa adanya warung sehat; gerai sehat; stand sehat di supermarket, mal, atau
minimarket; penjual makanan sehat keliling/online/di tempat kerja; mengajak
warga untuk membudidayakan tanaman organik di rumah, atau hal lain yang intinya
dapat membuat makanan sehat murah, mudah ditemukan, banyak jumlahnya, dan
menjadi gaya hidup.
Setelah mengkondisikan tubuh dan otak dengan makanan sehat, barulah kita menuju pada peningkatan pendidikan, kompetensi, dan keterampilan kerja. Dalam hal ini, Kadin memberi dukungan melalui Program Kerja 2020, yaitu dengan ‘Menciptakan Human Capital Berkualitas’. Kadin Indonesia mendukung upaya mempercepat pendidikan dan pelatihan vokasional, termasuk pemagangan pada berbagai industri dan peningkatan kualitas berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan. Bila SDM-nya sudah terampil dan produktif peluang mereka untuk mengakses pekerjaan dengan produktivitas dan pendapatan tinggi akan meningkat. Sehingga, kemajuan perekonomian yang berdaya saing dan berkeadilan sebagai sasaran RAPIMNAS Kadin 2019 dapat terwujud.
Pada
2020 mendatang, Kadin Indonesia juga akan mengembangkan 'Program
Pengembangan Ekonomi Digital.' Untuk menyukseskannya, pemerintah dan dunia
usaha harus mempercepat infrastruktur, regulasi, dan insentif bagi perusahaan
digital yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk memasuki platform
digital, untuk mengadaptasikan perusahaan-perusahaan tradisional. Ekonomi
digital ini nantinya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 7%,
sehingga dapat mengalihkan Indonesia ke jajaran negara maju pada 2045.
Pengusaha
Indonesia menyadari bahwa ketangguhan dunia usaha nasional merupakan tulang punggung
perekonomian nasional yang sehat dan dinamis dalam mewujudkan pemerataan,
keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dalam percaturan
perekonomian regional dan internasional. Dalam hal ini Rosan P Roeslani, Ketua
Umum Kadin Indonesia, mengungkapkan komitmennya, “Dunia usaha akan mengupayakan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan layak, serta mengurangi tingkat kemiskinan dan
ketimpangan ekonomi sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.”
Nah, dengan kondisi tubuh dan otak yang memadai kita akan siap mendukung upaya Kadin tersebut dalam mendukung program prioritas presiden Jokowi. Ketika Kadin menciptakan lapangan pekerjaan yang layak, kita menjadi siap memasukinya. Atau, malah kita yang akan menciptakan lapangan pekerjaan lalu menjadi bagian dari Kadin juga. Yang manapun yang dipilih, dengan SDM unggul segalanya akan mudah, Indonesia pun akan semakin produktif.
Sumber gambar:
Makanan sehat: Jellygamatasli.com
Kantin sekolah: Radar Surabaya
ASN: Tribunnews.com
Budidaya tanaman organik di rumah: Idikusnadi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.