UKM Gallery SMESCO
Sumber: http://smescoindonesia.com/index.php/halaman/18/ukm-gallery
Kita sering mendengar istilah “Tak Kenal maka Tak Sayang”,
akan tetapi di dunia perdagangan istilah yang lebih cocok adalah “Tak Kenal
maka Tak Beli”. Bagaimana bisa beli kalau kenal saja tidak?
Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan menyambut
Masyarakat Ekonomi ASEAN local brand Indonesia dituntut untuk bisa bersaing
dengan brand-brand dari luar. Jika tidak siap maka industri kita bisa gulung
tikar, seperti gulung tikarnya 200 industri pada 2008 lalu. Apalagi dengan masih
banyaknya konsumen yang membeli hanya karena gengsi, mereka memandang bahwa
produk dari luar negeri itu lebih keren dan berkelas serta berkualitas lebih
baik. Padahal, ada pula produk luar yang sebenarnya produk Indonesia, hanya
labelnya saja yang seakan-akan dari luar.
Sebenarnya, jika kita mau jujur brand local maupun brand
luar ada yang baik dan ada pula yang buruk. Namun image yang tertanam di
pikiran sebagian orang langsung mencap bahwa merek luar itu pasti lebih bagus,
begitu pun dengan harga yang mahal pasti lebih bagus. Pikiran-pikiran semacam
itulah yang perlu dilawan dengan suatu metode pemasaran yang tepat.
Untuk menjangkau pasar lokal sebenarnya peluang kita
sangatlah besar. Ini bangsa kita dan akan dipasarkan kepada kita, maka
seharusnya pengenalan kita terhadap bangsa sendiri lebih baik dibanding
pengenalan orang-orang luar terhadap bangsa kita. Namun mengapa produk kita
bisa kalah bersaing dengan mereka? Misalnya pada pasar teksil dan farmasi yang
80% didominasi oleh produk asing, juga pada bidang teknologi yang sekitar 92%
produknya masih impor.
Berbicara mengenai local brand saya teringat akan seorang rekan
kerja. Dia berasal dari luar daerah. Batik dianggapnya kuno, bahkan
ditertawakan olehnya. Hingga suatu hari sepulang berjalan-jalan di mall dia
begitu terkagum-kagum akan batik. Dia baru tahu kalau batik itu ada banyak
macamnya. Ini sedikit banyak bisa menjadi gambaran bahwa sebelum kita
berpikir tentang pemasaran di tingkat internasional upayakan dulu agar produk
kita (local brand) itu dikenal oleh bangsa sendiri. Desa/kotanya mengenalnya,
provinsinya mengenalnya, pusat mengenalnya, lalu provinsi-provinsi yang lain
mengenalnya, baru terakhir menyasar pada konsumen-konsumen luar negeri. Benar
bukan kalau tak kenal maka tak akan beli? Kalau sudah kenal baru ada
kemungkinan untuk membelinya.
Nah, untuk bisa bersaing dengan produk-produk dari luar ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.
Kualitas dan harga
produk
Sudah menjadi prinsip konsumen untuk mencari produk yang
semurah-murahnya dengan kualitas sebaik-baiknya. Jadi, perhatikan kualitas dan
harganya!
2.
Ketersediaan produk
Agar bisa bersaing, produk harus mudah dicari. Baik stoknya
yang cukup maupun distribusinya yang mudah. Jika konsumen sudah suka tetapi
produk susah dicari ya sama juga bohong.
3.
Daya saing produk
Produk yang dipasarkan harus berdaya saing unggul, yaitu
bisa dari ciri khasnya, perpaduan antara modern dan tradisional, perpaduan
antara satu daerah/negara dengan daerah/negara lain, kreativitas dan inovasi,
dan sebagainya.
4.
Riset dan kontrol
kualitas
Setelah keempat hal di atas terpenuhi maka produk-produk
dari brand local sudah menjadi keren dan kita tinggal menyiapkan strategi
pemasarannya agar mereka dikenal. Ingat, tak kenal maka tak beli! Pemasaran
yang baik perlu dilakukan secara aktif dan kreatif. Kita tentukan konsumen yang
target lalu menyesuaikan strategi pemasaran dengannya. Misalnya jika kita ingin
membidik segmen remaja, maka pemasarannya harus disesuaikan dengan dunia
remaja. Hal yang sama juga berlaku jika kita ingin membidik daerah lain/negara
lain, kita harus tahu budaya dan selera mereka terlebih dahulu. Selain itu,
jangan lupa untuk selalu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen karena
itu juga merupakan suatu nilai tambah bagi brand kita. Terakhir, koneksi/kerja
sama dengan berbagai pihak serta adanya kebijakan dan dukungan dari pemerintah
juga bisa membantu produk-produk brand local yang keren ini untuk bersaing di
kancah lokal maupun internasional.
Dalam hal ini, SMESCO
akan membantu para pemilik usaha kecil dan menengah di dalam pemasaran. SMESCO merupakan kepanjangan dari
"Small and Medium Enterprises and Cooperatives", atau KUKM - Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah. Smesco
Indonesia Company (SIC) berdiri pada Maret 2007 dengan tujuan: untuk
mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia Internasional.
Brand local itu sebenarnya keren lho, bahkan lebih keren
dari brand luar. Dengan memakai brand local kita membuktikan kecintaan dan rasa
bangga kita akan produk dalam negeri yang berkualitas. Selain itu, makin keren
lagi karena dengan kita membeli dan memakai brand local maka kita ikut peduli
dengan kemajuan dan pembangunan di Indonesia. Sudah tahu belum kalau ada
brand-brand local yang mendunia? Sebut saja Specs, Rick Hanes, Olympic
furniture, Eiger, Achilles, Martha Tilaar, Raden Roro, dan masih banyak lagi. Nah,
mari kita bantu brand-brand local yang lain agar bisa mengikuti jejak
kesuksesan mereka dengan cara bangga memakai produk-produk dengan brand local.
Kepedulian Anda sangat berarti bagi kemajuan industri di Indonesia.
Wah, tulisannya berisi, goodluck :) salam kenal juga
BalasHapusTerima kasih, Mak. Salam kenal juga :)
BalasHapus