Fakta Energi
Ilmu fisika mengatakan, di dalam setiap
materi ada energi. Buku-buku semacam Law of Attraction mengatakan,
setiap kata-kata mengandung energi dan beresonansi dengan sesamanya. Hiromi
Shinya, di dalam bukunya Mukjizat Mikroba menjelaskan, bekerja di depan
laptop sangat menguras energi (radiasi elektromagnetik), juga makanan tertentu.
Sedangkan buku The Diary of Dajjal, mengatakan bahwa ada
bangunan-bangunan tertentu yang bisa melipatgandakan energi.
Sementara itu, pelajaran biologi juga
mengajarkan bahwa matahari adalah sumber energi terbesar di bumi, dan pepohonan
adalah penerima terbesar darinya (sebagai produsen). (Masih menjadi tanda tanya
bagi saya, apakah energi-energi ini juga berhubungan dengan adanya
tanaman-tanaman tertentu dan fungsinya terhadap jin atau dunia mistis).
Dunia Didominasi Energi Negatif
Kabar yang kurang indah, dunia kita
didominasi energi negatif. Makanan-makanan yang kurang sehat, pencemaran,
radiasi elektromagnetik, musik dan lagu pendukung Dajjal, dan bangunan-bangunan
tertentu pendukung Dajjal/illuminati membuat energi positif/kebaikan semakin
menurun. Seperti yang telah saya tuliskan di atas, ada bangunan-bangunan
tertentu yang bisa melipatgandakan energi. Bangunan-bangunan ini netral,
tergantung aktivitas apa yang dilakukan di dalamnya. Jika aktivitas-aktivitas
di dalamnya buruk, seperti ritual penyembahan Dajjal, maka energi yang buruk
akan terkumpul, membesar, dan menyebar. Bangunan semacam ini sudah tersebar di
mana-mana, dan digunakan untuk tujuan tersebut (lebih lanjut baca buku The
Diary of Dajjal). Padahal, dari efek kata-kata saja sudah sedemikian besar.
Penelitian Robert Schrauf (2005),
profesor linguistik terapan dan antropolog di Pennsylvania Statte University
mengungkapkan bahwa kata-kata negatif mendominasi percakapan kita. Penelitian
yang berjudul “Negative Words Dominate Language” tersebut menunjukkan
bahwa semua kelompok dalam penelitian itu, tanpa memandang usia atau kebangsaan,
memiliki hasil yang sama: “Separuh dari semua kata yang diciptakan orang dari
kosakata kata kerja mereka untuk mengungkapkan emosi adalah negatif. Dan tiga
puluh persen adalah positif, serta dua puluh persen netral”, ucap Schrauf. Sedangkan
efek dari 1 kata-kata negatif baru bisa dinetralisir oleh 7 atau 14 kata-kata
positif.
Begitupun dengan makanan-makanan tidak
sehat atau radiasi misalnya, sudah cukup untuk membuat bad mood/bete dan
sakit, kemudian beresonansi ke sekitarnya.
Ketika kemudian Richard Wiseman (59
Detik: 2014) memuat bahwa pepohonan/tumbuh-tumbuhan bisa menurunkan tingkat
kriminalitas, saya berpikir, mungkin ada hubungannya dengan tumbuhan sebagai
penerima energi terbesar dari matahari, bangunan-bangunan dan ritual Dajjal,
musik dan lagu, serta berbagai hal di atas.
Tahukah Anda, daerah kompleks yang
hijau dikaitkan dengan angka kejahatan properti 48% dan kejahatan kekerasan 52%
lebih sedikit dibanding daerah yang hanya terdiri dari bangunan beton? Bukan cuma
itu, pepohonan/tanaman juga bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien rumah
sakit secara signifikan. Selain juga meningkatkan kreativitas dan kemampuan
pemecahan masalah bagi karyawan kantor, juga kreativitas dalam permainan
anak-anak. Anak-anak yang bermain di tempat terbuka yang ditumbuhi tanaman
melakukan permainan yang lebih kreatif daripada di tempat yang gersang.
Kenyataannya, tumbuhan/tanaman semakin
minim, alam semakin rusak. Lebih dari itu, segala buku milyarder berbicara
tentang bisnis properti (sedangkan bisnis properti seringkali tidak ramah
lingkungan).
Ramah Lingkungan, Lingkungan Ramah pada
Anda
Properti yang ada dewasa ini banyak
yang kurang memperhatikan lingkungan. Misalnya di Amuntai, di kanan-kiri jalan
bukit-bukit digali, diambil tanahnya untuk menimbun rawa di pinggir jalan.
Rumah-rumah panggung itu sudah berubah menjadi rumah “modern” (landed house),
tidak memanfaatkan arsitektur asli yang berupa rumah panggung. Sehingga daerah
sana menjadi sering banjir.
Ada juga praktek lain berupa land
clearing (cut & fill), mengabaikan kontur asli daerah tersebut. Padahal,
banyak properti-properti yang memanfaatkan kontur dan pepohonan alami yang
malah bernilai sangat tinggi. Belum selesai sampai di situ, setelah “meratakan”,
pengembang akan mulai membangun infrastruktur. Dengan cara menutup dengan
semen, beton, atau aspal, sehingga tiada lagi resapan air. Jika pengembang
membangung cluster rumah seluas 5.000 meter saja, maka setidaknya dia telah
menutup resapan air seluas 4.000 meter atau lebih. Ketiadaan area resapan air
tanah ini, maka tidak ada lagi proses infiltrasi. Yaitu perjalanan air ke dalam
tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi
(gerakan ke arah vertikal). Air yang meresap ke dalam tanah sebagian akan
tertahan oleh partikel-partikel tanah dan menguap kembali ke atmosfer, sebagian
lagi diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terus meresap di bawah permukaan
bumi hingga zona yang terisi air yaitu zona saturasi.
Air yang meresap melalui pori-pori
tanah kemudian tersimpan di bawah permukaan bumi yang impermeabel (tak dapat
ditembus oleh air) sehingga disebut air tanah.
Hal ini menyebabkan pada musim kemarau
daerah tersebut kekurangan air, sedangkan pada musim penghujan terjadi banjir.
Begitulah keajaiban pepohonan, dari
mencegah banjir sampai meningkatkan kreativitas, mempercepat penyembuhan, dan mencegah
kriminalitas.
Ayo menanam pohon sebanyak-banyaknya!
Sumber:
Arbeau, Michelle. 2014. The Energy
of Words. Jakarta: Phoenix Publishing Project.
Wiseman, Richard. 2014. 59 Detik.
Yogyakarta: UGM Press.