24 April 2018

Keajaiban Pepohonan


Keajaiban Pepohonan
Pepohonan

Fakta Energi

Ilmu fisika mengatakan, di dalam setiap materi ada energi. Buku-buku semacam Law of Attraction mengatakan, setiap kata-kata mengandung energi dan beresonansi dengan sesamanya. Hiromi Shinya, di dalam bukunya Mukjizat Mikroba menjelaskan, bekerja di depan laptop sangat menguras energi (radiasi elektromagnetik), juga makanan tertentu. Sedangkan buku The Diary of Dajjal, mengatakan bahwa ada bangunan-bangunan tertentu yang bisa melipatgandakan energi.

Sementara itu, pelajaran biologi juga mengajarkan bahwa matahari adalah sumber energi terbesar di bumi, dan pepohonan adalah penerima terbesar darinya (sebagai produsen). (Masih menjadi tanda tanya bagi saya, apakah energi-energi ini juga berhubungan dengan adanya tanaman-tanaman tertentu dan fungsinya terhadap jin atau dunia mistis).


Dunia Didominasi Energi Negatif

Kabar yang kurang indah, dunia kita didominasi energi negatif. Makanan-makanan yang kurang sehat, pencemaran, radiasi elektromagnetik, musik dan lagu pendukung Dajjal, dan bangunan-bangunan tertentu pendukung Dajjal/illuminati membuat energi positif/kebaikan semakin menurun. Seperti yang telah saya tuliskan di atas, ada bangunan-bangunan tertentu yang bisa melipatgandakan energi. Bangunan-bangunan ini netral, tergantung aktivitas apa yang dilakukan di dalamnya. Jika aktivitas-aktivitas di dalamnya buruk, seperti ritual penyembahan Dajjal, maka energi yang buruk akan terkumpul, membesar, dan menyebar. Bangunan semacam ini sudah tersebar di mana-mana, dan digunakan untuk tujuan tersebut (lebih lanjut baca buku The Diary of Dajjal). Padahal, dari efek kata-kata saja sudah sedemikian besar. 

Penelitian Robert Schrauf (2005), profesor linguistik terapan dan antropolog di Pennsylvania Statte University mengungkapkan bahwa kata-kata negatif mendominasi percakapan kita. Penelitian yang berjudul “Negative Words Dominate Language” tersebut menunjukkan bahwa semua kelompok dalam penelitian itu, tanpa memandang usia atau kebangsaan, memiliki hasil yang sama: “Separuh dari semua kata yang diciptakan orang dari kosakata kata kerja mereka untuk mengungkapkan emosi adalah negatif. Dan tiga puluh persen adalah positif, serta dua puluh persen netral”, ucap Schrauf. Sedangkan efek dari 1 kata-kata negatif baru bisa dinetralisir oleh 7 atau 14 kata-kata positif.

Begitupun dengan makanan-makanan tidak sehat atau radiasi misalnya, sudah cukup untuk membuat bad mood/bete dan sakit, kemudian beresonansi ke sekitarnya. 

Ketika kemudian Richard Wiseman (59 Detik: 2014) memuat bahwa pepohonan/tumbuh-tumbuhan bisa menurunkan tingkat kriminalitas, saya berpikir, mungkin ada hubungannya dengan tumbuhan sebagai penerima energi terbesar dari matahari, bangunan-bangunan dan ritual Dajjal, musik dan lagu, serta berbagai hal di atas. 

Tahukah Anda, daerah kompleks yang hijau dikaitkan dengan angka kejahatan properti 48% dan kejahatan kekerasan 52% lebih sedikit dibanding daerah yang hanya terdiri dari bangunan beton? Bukan cuma itu, pepohonan/tanaman juga bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien rumah sakit secara signifikan. Selain juga meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah bagi karyawan kantor, juga kreativitas dalam permainan anak-anak. Anak-anak yang bermain di tempat terbuka yang ditumbuhi tanaman melakukan permainan yang lebih kreatif daripada di tempat yang gersang.

Kenyataannya, tumbuhan/tanaman semakin minim, alam semakin rusak. Lebih dari itu, segala buku milyarder berbicara tentang bisnis properti (sedangkan bisnis properti seringkali tidak ramah lingkungan).


Ramah Lingkungan, Lingkungan Ramah pada Anda

Properti yang ada dewasa ini banyak yang kurang memperhatikan lingkungan. Misalnya di Amuntai, di kanan-kiri jalan bukit-bukit digali, diambil tanahnya untuk menimbun rawa di pinggir jalan. Rumah-rumah panggung itu sudah berubah menjadi rumah “modern” (landed house), tidak memanfaatkan arsitektur asli yang berupa rumah panggung. Sehingga daerah sana menjadi sering banjir. 

Ada juga praktek lain berupa land clearing (cut & fill), mengabaikan kontur asli daerah tersebut. Padahal, banyak properti-properti yang memanfaatkan kontur dan pepohonan alami yang malah bernilai sangat tinggi. Belum selesai sampai di situ, setelah “meratakan”, pengembang akan mulai membangun infrastruktur. Dengan cara menutup dengan semen, beton, atau aspal, sehingga tiada lagi resapan air. Jika pengembang membangung cluster rumah seluas 5.000 meter saja, maka setidaknya dia telah menutup resapan air seluas 4.000 meter atau lebih. Ketiadaan area resapan air tanah ini, maka tidak ada lagi proses infiltrasi. Yaitu perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan ke arah vertikal). Air yang meresap ke dalam tanah sebagian akan tertahan oleh partikel-partikel tanah dan menguap kembali ke atmosfer, sebagian lagi diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terus meresap di bawah permukaan bumi hingga zona yang terisi air yaitu zona saturasi.

Air yang meresap melalui pori-pori tanah kemudian tersimpan di bawah permukaan bumi yang impermeabel (tak dapat ditembus oleh air) sehingga disebut air tanah. 

Hal ini menyebabkan pada musim kemarau daerah tersebut kekurangan air, sedangkan pada musim penghujan terjadi banjir. 

Begitulah keajaiban pepohonan, dari mencegah banjir sampai meningkatkan kreativitas, mempercepat penyembuhan, dan mencegah kriminalitas.

Ayo menanam pohon sebanyak-banyaknya!



Sumber:
Arbeau, Michelle. 2014. The Energy of Words. Jakarta: Phoenix Publishing Project.
Wiseman, Richard. 2014. 59 Detik. Yogyakarta: UGM Press.