23 September 2020

Berhenti Berbuat Konyol, Covid-19 itu Masalah Serius

 Berhenti Berbuat Konyol, Covid-19 itu Masalah Serius

 

Konyol, dua warga Semarang yang terkonfirmasi Covid-19 kedapatan sengaja hendak menularkan Covidnya pada masyarakat. Kedua ibu itu adalah NA alias Fn dan temannya, LS. Jelas-jelas mereka mengidap Covid tetapi malah sengaja jalan-jalan bebas di mal dan enggan melakukan isolasi mandiri. Beruntung niat jahat itu segera terkuak sehingga dampak yang lebih serius bisa diredam.

Aksi konyol semacam itu bukanlah yang pertama kali terjadi di dunia ataupun di Indonesia. Beberapa aksi serupa pernah terjadi dan tak kalah fatal akibatnya. Agustus lalu, seorang wanita pedagang di pasar menjadi positif Covid karena ulah konyolnya sendiri. Wanita berinisial HL itu mengaku terinfeksi Corona karena telah melumurkan air liur jenazah pasien Covid-19 ke wajahnya. Tak hanya meraupi wajahnya dengan air liur jenazah pasien Covid, ia bahkan mengusir dan mencaci maki petugas medis Batam yang berusaha mengamankannya.



Aksi konyol lain datang dari warga Sorong yang malah takut di-rapid test. Saat hendak dites ia malah berusaha menyogok petugas dan mengungsi ke pulau lain. Ada juga orang yang malah merekayasa hasil tes agar bebas bepergian atau melakukan keinginannya.

Bila pelaku aksi-aksi di atas belum sempat menyesal karena keburu diamankan, bagi Richard Rose penyesalan sudah tak berguna. Richard harus mengaku kalah setelah dihajar virus Corona yang berbulan-bulan sengaja ditantangnya. Aksi ekstrem Richard itu berupa gerakan anti masker.

Pada laman Facebooknya 28 April, Richard masih sesumbar,

“Aku mengatakan, aku tak akan membeli masker dan hingga kini aku masih hidup tanpa membeli dan menggunakan masker sialan itu.”

Tiga bulan Setelahnya, tepatnya 1 Juli, Corona pun datang menghampiri. Richard tumbang, ia dinyatakan positif terinfeksi Corona.

Setelah kena batunya, terpaksa ia menurut. Sambil terus mengomel ia melukiskan penderitaannya.

“Baik, secara resmi aku akan melakukan karantina selama 14 hari ke depan dan aku baru dinyatakan positif terinfeksi Corona. Menyebalkannya, aku baru saja mendapat pekerjaan baru,” curhatnya setelah dinyatakan positif terinfeksi Corona.

“Corona ini menyebalkan, aku kehabisan napas dan hanya bisa duduk di rumah sakit tanpa melakukan apapun,” sambungnya pada 2 Juli.

Tak butuh waktu lama, pada tanggal 4 Juli Richard pun keok. Richard kini tinggal nama, ia hanya sanggup bertahan 3 hari sejak dinyatakan positif Corona.

Kisah Richard ini dicuitkan oleh Payman Benz agar menjadi pelajaran, bukan untuk mempermalukan. 

 





Covid-19 itu masalah serius. Penting bagi kita untuk mengikuti anjuran pemerintah agar selamat.

Semua langkah protokol kesehatan itu penting, bukan untuk dibanding-bandingkan mana yang lebih penting. Memakai masker itu penting, membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer atau antiseptik juga penting, jangan ada yang ditinggalkan. Terutama, jangan sampai tidak percaya bahwa Covid itu ada.

Dampak Covid ini sangat luas, bukan hanya menyangkut penderita Covid atau sebagian masyarakat yang menurun pemasukannya, tetapi juga menyangkut kehidupan/nyawa tenaga medis itu sendiri, tenaga kebersihan/pekerja di rumah sakit, penderita penyakit lain, meningkatnya kasus KDRT di rumah terhadap korban, bahkan kesejahteraan hewan-hewan di kebun binatang.

Teman saya yang dokter menjadi burnout (sangat kelelahan) dan ingin pensiun dini, suami teman saya yang tenaga kesehatan ditolak masyarakat sehingga susah pulang, teman kakak saya yang menderita autoimun meninggal karena saking takutnya kontrol ke rumah sakit, bahkan stok-stok obat atau fokus untuk penyakit lain dan anggaran yang sudah dianggarkan untuk kegiatan/program lain ikut termakan untuk mengatasi Covid ini. Kalian tidak tahu kan betapa mengerikannya Covid bagi penderita autoimun, diabetes, penderita kecemasan/gangguan jiwa, dan orang-orang yang dikatakan berisiko tinggi lainnya?

Tolong ya, pahami betapa kacau dan porak-porandanya negeri ini karena Covid. Kita sudah di ambang resesi atau malah sudah resesi, dan jangan lupa utang Indonesia itu masih banyak. Bagaimana jika masih ketambahan bencana lain, yang kabarnya potensi tsunami setinggi 20 meter lah, banjir musiman lah, gempa bumi lah, ancaman virus baru atau resistensi antibiotik lah, atau bahkan ancaman perang dari negara lain yang suka bikin ulah pada Indonesia. Tolong renungkan sejenak!

Buka mata dan pikiran kalian, Covid ini bukan satu-satunya masalah, lho. Masalah TBC saja misalnya, belum tuntas sampai sekarang.

Stop berbuat konyol.

Mau kasus Covid segera kelar, nggak?

Kalau mau, ditunggu kerja samanya. Patuhi semua protokol kesehatan dengan baik.

Ini ya saya kasih gambaran betapa stres dan burnout-nya tenaga medis:

 


Coba renungkan lagi. Kita itu cuma disuruh pakai masker, cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, serta jaga jarak. Bandingkan dengan para dokter dan perawat, bajunya itu lebih bikin gerah dan sumpek, maskernya itu sampai bikin wajah mereka luka-luka, mereka jadi susah makan minum dan BAB/BAK, susah tidur/istirahat, sholat tepat waktu, atau bahkan ganti p*mbalut. Mereka berjam-jam memakai APD atau baju hazmat dan segala macam itu saat menangani pasien Covid (bahkan sempat ada yang kehabisan APD dan seperti bunuh diri karena harus tetap menangani pasien Covid), sementara kita bisa pakai copot masker kalau sedang tidak di keramaian, baju kita biasa tidak dobel-dobel seperti mereka. Belum lagi tentang perasaan bersalah para dokter dan perawat itu karena tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien atau tidak bisa menangani mereka semua dengan pelayanan yang sama-sama baik dan maksimal. Dokter-dokter dan perawat-perawat itu juga manusia lho, mereka juga takut Covid, takut mati, bisa lelah dan stres, dan bisa mati juga.

Dalam Tribunnews, seorang dokter bernama Ardiles bahkan terinfeksi virus Corona padahal selalu mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat berada di rumah sakit. Ia sendiri heran, ia mengaku tak pernah pergi ke mana-mana, ia hanya menghabiskan waktu di rumah sakit dan di indekosnya. Dari mana Covidnya berasal? Beruntung ia selamat, terlihat dari akun twitternya yang masih bisa mencuit hingga kemarin. Begini potongan cuitan kisahnya.

 





Terakhir, simak video lain dari dokter yang menangani pasien-pasien Covid di ICU bahwa Covid itu bukan hoaks. Covid itu nyata dan sudah memakan banyak korban. Sayangi diri Anda dan keluarga dan dukung pemerintah agar pandemik ini segera berakhir.

 



Sumber:

https://www.tribunnews.com/regional/2020/08/02/viral-kisah-dokter-selalu-pakai-apd-lengkap-tapi-positif-corona-hingga-tak-bisa-cium-parfum

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200922110814-4-188481/fix-ri-resesi-ramalan-ngeri-sri-mulyani-ekonomi-q3-negatif

https://www.liputan6.com/regional/read/4361439/tega-wanita-ini-sengaja-jalan-jalan-ke-mal-untuk-tularkan-covid-19-ke-banyak-orang

https://regional.kompas.com/read/2020/08/27/10054461/mengaku-lumuri-wajah-dengan-air-liur-jenazah-pasien-covid-19-pedagang-pasar

https://news.detik.com/berita/d-5144185/warga-balurkan-liur-jenazah-covid-19-ke-wajah-berujung-positif-corona

https://www.insertlive.com/style/20200714204933-19-151617/ikut-gerakan-antimasker-pria-ini-meninggal-usai-dinyatakan-positif-corona

 

 

Tidak ada komentar: