Penolakan cinta
Sumber: Pixabay (by AD_images)
Penolakan dan putus cinta, apakah selalu menyakitkan? Tidak selalu. Namun, kita harus menyadari bahwa ini bagian dari proses kehidupan, lebih spesifik lagi proses pencarian jodoh.
Penolakan
dan putus cinta yang seharusnya (idealnya) bisa dilakukan/dijalani baik-baik,
mengapa masih banyak orang yang sulit menerimanya, baik dengan marah, sedih,
atau lainnya?
Setidaknya,
ada 11 alasan mengapa orang sulit menerima penolakan dan putus cinta, yaitu:
1.
Telah/terlalu
banyak “berinvestasi”/”berkorban”
Sadar atau tidak dia
merasa rugi karena “investasinya” gagal.
2.
Putusnya/penolakannya
tidak baik-baik
Misalnya ketika masih
dalam hubungan pasangannya selingkuh, tiba-tiba ditinggal nikah/jadian dengan
orang lain, penolakan/pemutusannya dilakukan dengan kata-kata kasar atau sikap
kurang baik lainnya, dan sebagainya.
3.
Berharap/bergantung
pada makhluk/keterlekatan
Kalau kita terlalu
berharap, bergantung, atau terlekat pada sesuatu, apapun itu (baik pacar, uang,
atau lainnya) maka kehilangannya akan sangat menyakitkan.
Mungkin kamu berharap
karena kamu terlalu “tidak laku” atau karena alasan lain, jadi begitu ditolak
langsung marah-marah tidak terima. Itu kamu harus cek dirimu sendiri dulu,
pahami bahwa setiap wanita hanya bisa menikahi satu orang. Tidak semua yang datang
harus diterima/dinikahi.
Jangan
berharap/bergantung pada selain Allah karena Allah itu pencemburu dan akan
menimpakan pedihnya berharap pada selain-Nya. Letakkan dunia pada telapak
tangan saja, jangan digenggam.
4.
Mengingat/rindu
kenangan (momen) indahnya (tentang kebiasaan/rutinitas)
Kamu itu tidak
ingin/tidak rindu orangnya, tapi kenangan indah atau rutinitas saat bersamanya.
Kamu ingin perasaan bahagia seperti itu lagi. Mungkin karena kamu kurang bisa
membahagiakan dirimu sendiri. Hidupmu kurang bahagia dan karena saat bersamanya
kamu sempat bahagia, kamu ingin mengulang momen itu lagi/mendapati perasaan
bahagia itu lagi. Atau sekadar belum biasa saja tanpa dia.
5.
Kodependensi,
adiksi/kecanduan cinta, dan semacamnya
Hal ini terkait
dengan gangguan mental/psikologis, terutama pada masa kanak-kanak. Jika kamu
memiliki lampiran tidak aman (unsecure attachment yaitu tipe anxious attachment/preoccupied attachment dan fearful avoidant attachment/disorganized attachment, bisa browsing sendiri ya apa
itu), kamu mungkin lebih sulit menerima penolakan dan putus cinta. Kamu juga
cenderung mengabaikan sinyal-sinyal bahwa dia tidak tertarik, kamu terus
bersama/mengejar dia.
6.
Hidupmu
terlalu berfokus pada dia
Tidak ada 2 rongga
dalam hati. Jika rongga itu kamu isi dengan dia, maka kamu jadi sulit saat dia
pergi/tidak ada.
Baca juga:
Cewek Harus Tahu. 25 Sinyal Penolakan Cowok
Baca juga:
Cewek Harus Tahu. 25 Sinyal Penolakan Cowok
7.
Penyesalan
Ada berbagai
penyesalan yang membuat kamu sulit menerima penolakan atau putus cinta,
misalnya menyesal telah menyia-nyiakan umurmu karena berlama-lama bersamanya,
menyesal telah memilih orang yang salah, menyesal tidak mengikuti intuisimu,
dan sebagainya.
8.
Kurang
maksimal berjuang
Kamu sulit menerima
karena kamu sendiri menyadari kalau kamu kurang maksimal berjuang, misalnya
kamu kurang cepat melamar dia, kamu kurang nyali dalam menghadapi ortumu dan
ortunya, kamu kurang keras bekerja, dan sebagainya.
9.
Tidak jujur
(membohongi) diri sendiri
Sebenarnya kamu juga
tahu kalau dia bukan orang orang yang tepat untukmu, tapi kamu tetap maksa sama
dia. Padahal, kamu sendiri merasa tidak cocok/tidak nyaman bersamanya. Tentu
saja, akhirnya hubungannya gagal/putus.
10.
Hubungan bukan
untuk melihat kecocokan, tetapi memaksa harus cocok
Masih ada saja orang
yang ketika berhubungan itu harus cocok. Ngobrol saja dianggap sudah pacaran
dan pasti menikah. Itu kan aneh. Orang-orang yang memaksa seperti ini pasti
sulit menerima penolakan atau putus cinta.
11.
Tidak sesuai
harapan, rencana, atau dugaan
Intinya sih, kamu memaksakan
harapan, rencana, dan dugaanmu harus dituruti oleh Tuhan. Ketika kamu punya
harapan, rencana, atau dugaan yang ternyata tidak sesuai dengan
kehendak/keinginan (takdir) Tuhan, kamu sulit menerimanya.
Jadi,
menurut saya, jika seseorang dan calonnya sudah sama-sama dewasa dan sehat
secara mental, lalu mereka melakukan pengenalan dalam suatu hubungan dan
ternyata terjadi penolakan/putus cinta, maka masih dimungkinkan penolakan dan
putus cinta tersebut dilakukan baik-baik dan bisa diterima oleh keduanya.
Sebaliknya, jika salah satu atau keduanya belum dewasa atau kurang sehat secara
mental, maka terjadilah hal-hal yang “aneh-aneh” bahkan “mengerikan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.