Ada
banyak hal yang harus diperhatikan di dalam menulis fiksi, di antaranya adalah
27 hal berikut ini:
1. Fiksi adalah tentang karakter-karakter.
2. Karakter dapat dibentuk dari pengalaman
(termasuk pengalaman membaca), kenangan dan sejarah pribadi, perasaan dan
kekaguman, bahasa, imajinasi, pengamatan, dan ide.
3. Milikilah buku catatan untuk mencatat segala
hal yang menarik bagimu, baik fakta maupun fiksi/imajinasi. Berlatihlah untuk
membuat cerita, frase, dialog, menulis detail-detail orang (fisik, ekspresi,
penampilan, dialog, dan sebagainya), dan sebagainya di dalamnya.
Berkonsentrasilah juga pada hal-hal yang ditangkap oleh 5 indera (suara, bau,
rasa, sentuhan, dan penglihatan).
4. Kembangkan karakter yang telah kamu tulis.
Tulis sketsa karakternya maksimal 200 kata. Pelajari cara penulis lain dalam
menggambarkan karakter-karakter tokoh mereka. Amati bagaimana tokoh tampak di
matamu atau di mata tokoh lain.
5. Bahasa yang kamu ketahui dan gunakan adalah
vital, itu menunjukkan siapa kamu sebenarnya.
6. Gambarkan keadaan biasa dengan cara yang tidak
biasa/mengejutkan.
7. Miliki informasi tenang karakter, tempat, dan
waktu yang akan kamu deskripsikan. Siapa dia? Ke mana dia pergi? Bagaimana
penampilannya saat mood tertentu? Berapa umurnya? Bagaimana kehidupannya? Tokohmu
menginginkan apa dan mengapa dia tidak pernah dapat memperolehnya? Bila perlu,
lakukan riset! Riset bisa meliputi profesi, lokasi, pernyataan, dan sejarah
tempat. Ingat pula, karakter tokoh harus konsisten dan jelas.
8. Gunakan teknik karakterisasi: deskripsi fisik,
pikiran dan perasaan, kepribadian, lokasi, sejarah tokoh, dan bagaimana
karakter bertindak di dunia. Tuliskan secara detail segala sesuatu yang
menyangkut tokohmu di dalam buku pembantu.
9. Temukan apa yang membuat tokohmu berkata,
berpikir, berpakaian begitu, atau bertindak begitu!
10.Gunakan alat bantu berupa buku, foto, dan
kamus. Akrablah dengan kamusmu, lalu gunakan turunan kata yang menarik darinya.
Catat kata-kata atau frase menarik atau pola bicara orang-orang, lalu gunakan
di dalam cerita. Jangan gunakan kata-kata, frase-frase, istilah-istilah, atau
semacamnya yang sudah basi/klise.
11. Foto bisa menginspirasi sekaligus memperjelas
detail. Misalnya kamu ingin mengetahui seperti apa pakaian wanita pada tahun
tertentu.
12. Plot dan cerita
Raja mati adalah cerita. Ratu mati juga
cerita. Kalau kematian raja menyebabkan ratu bunuh diri maka itu menjadi plot
namanya.
13. Buatlah cerita yang jelas, dengan bahasa
sederhana dan mudah dipahami.
14. Perkirakan sepanjang apa ceritamu dan kisahnya
akan seperti apa? Lebih banyak dialog atau deskripsi? Dibagi menjadi berapa
bagian atau adegan?
15. Pikirkan kalimat pembuka yang menarik.
16. Dekati ceritamu dari sudut yang berbeda.
17. Pikirkan hal-hal/suasana pendukung dan segala
sesuatu yang merusak/mengganggu suasana.
18. Lakukan editing pada tingkat kalimat, urutan
kata, tanda baca, seluruh adegan, bahkan bab. Pastikan setiap kalimat memiliki
fungsi di antara 2 ini: memajukan plot atau memperbaiki cerita/memperjelas
sesuatu.
19. Perhatikan pula tentang estetika seperti gaya,
suara, dan irama.
20. Kembangkan alur cerita.
21. Karakter+konflik = plot.
22. Bertanya “Bagaimana jika...” dapat menambah kausalitas
dan kekayaan karakter serta membantumu membentuk plot.
23. Masing-masing karakter harus tampil seperti
orang nyata.
24. Kamu harus sanggup menjadi tokoh yang kamu
tulis
Misalnya: jika kamu membuat cerita tentang
perang dan tokohmu adalah korban perang, kamu harus bisa membayangkan berada di
posisi tokohmu itu.
25. Karakter yang bulat (tidak datar) dapat
dibentuk dengan menunjukkan kontradiksi pada karakter (karakter yang melawan
harapan).
Contohnya: manajer teliti yang tinggal di
rumah berantakan, vegan yang membenci hewan, dan sebagainya.
26. Aspek bertentangan dari karakter bisa sangat
menarik. Mereka dapat menambahkan konflik atau membuat karakter lebih bulat.
Tapi kontradiksi tersebut harus masuk akal agar pembaca dapat menerimanya.
27. Ada banyak pendekatan untuk menulis karakter,
di antaranya:
a. Metode otobiografi
Pendekatan untuk menulis karakter yang mirip
dengan diri sendiri adalah metode otobiografi, yaitu memisahkan
karakter-karakter kita menjadi banyak tokoh (seperti kisah orang dengan 24
kepribadian atau semacamnya). Masing-masing hidup sebagai manusia yang
terpisah.
b. Metode biografi
Yaitu menggunakan orang-orang yang telah diamati
(atau diteliti) sebagai titik awal karakter. Inilah metode yang populer. Menggunakan metode biografi, penulis sering
menulis karakter mereka dari ciri-ciri beberapa orang.
c.
Metode ideal
Yaitu membuat karakter murni berdasarkan
imajinasi atau konsepsi intelektual.
Di
antara semuanya, yang terpenting hanya satu, MULAILAH MENULIS.
Cuz,
ayo menulis!
Sumber gambar: Pixabay