Reksadana
merupakan suatu wadah untuk menampung dana yang diinvestasikan oleh sekumpulan
investor dengan cara membeli salah satu atau beberapa produk reksadana pada
manajer investasi yang terpercaya.
Sebelum
investasi reksadana, perhatikan dulu hal-hal berikut:
1. Pilih
jenis reksadana yang diinginkan
Jenis-jenis
reksadana misalnya: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana
saham, dan reksadana campuran. Untuk memilihnya, ketahui dulu faktor risikonya
dan jangka waktu investasinya. Sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Bagi
pemula, orang yang menginginkan risiko rendah, atau orang yang berinvestasi
untuk jangka waktu sekitar 1-2 tahun disarankan memilih reksadana pasar uang.
Bagi
yang ingin berinvestasi 1-3 tahun atau 5 tahun, pilih reksadana pendapatan
tetap. Reksadana jenis ini risikonya di atas reksadana pasar uang dan di bawah
reksadana campuran.
Reksadana
campuran memiliki waktu 4-5 atau 6 tahun dan risiko agak tinggi. Sedangkan
reksadana saham di atas 5 tahun dan memiliki risiko tinggi.
2. Pilih
tempat investasi reksadana tersebut, misalnya Bareksa dan Ipotfund.
3. Lihat
produk reksadananya
Misalnya
MNC Dana Syariah dan BNP Paribas.
Sebaiknya
pilih produk yang berumur 5 tahun ke atas.
4. Lihat
berapa dana minimal yang dibutuhkan untuk investasi dan apa saja ketentuan yang
ditetapkan.
5. Lihat
Manajer Investasi (MI) yang mengelola reksadana tersebut.
Manajer
investasi adalah pihak ahli yang mengurusi uang kita mau dibelikan instrumen
apa, berapa banyak, dan sebagainya. Yang dimaksud manajer investasi misalnya PT.
MNC Asset Management, dengan produknya reksadana MNC Dana Syariah dan PT
Mandiri Manajemen Investasi dengan produknya reksadana Mandiri Investa Pasar
Uang.
Pilih
MI yang memiliki AUM (Asset Under Management) tertinggi dan sering mendapat
peringkat terbaik (googling).
6. Pilih
yang aman dari sisi legalitas hukum.
7. Lihat
barometernya
Barometer
adalah parameter untuk mengukur kinerja reksa dana berdasarkan return yang
dibandingkan dengan risikonya, pertumbuhan dana kelolaan, dan perbandingan
return dengan benchmark-nya. Semakin tinggi barometer, semakin baik pula
kinerja reksa dana tersebut.
8. Memiliki
standar deviasi rendah
Standar
deviasi menggambarkan risiko. Semakin rendah semakin baik.
9. Pilih
yang Nilai Aktiva Bersih (NAB) tinggi dan dana kelolaan (NAV) lebih dari 25
miliar rupiah.
Pertumbuhan
nilai aktiva bersih (NAB) menggambarkan potensi keuntungan investor reksadana
tersebut.
10. Pilih
return historis tertinggi (bisa dilihat di infovesta.com)
Gitu
doang. Sederhana, kan? Tapi tetep jangan lupa ya baca prospektus serta fund
fact sheet reksadana dulu sebelum berinvestasi. Dan ingat, kinerja masa lalu
tidak selalu mencerminkan kinerja masa depan!
Sumber:
Adi.pramono.info
http://www.bareksa.com/id/text/2016/01/18/inilah-reksa-dana-syariah-terbaik-yang-menghasilkan-return-tahunan-tertinggi/12478/news
https://howmoneyindonesia.com/2017/12/16/daftar-reksadana-terbaik-2017/
Sumber
gambar: rocketmanajemen.com