05 September 2018

Mudah Berinvestasi Reksadana


Mudah Berinvestasi Reksadana

 Reksadana merupakan suatu wadah untuk menampung dana yang diinvestasikan oleh sekumpulan investor dengan cara membeli salah satu atau beberapa produk reksadana pada manajer investasi yang terpercaya. 

Sebelum investasi reksadana, perhatikan dulu hal-hal berikut:

1.    Pilih jenis reksadana yang diinginkan
Jenis-jenis reksadana misalnya: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. Untuk memilihnya, ketahui dulu faktor risikonya dan jangka waktu investasinya. Sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Bagi pemula, orang yang menginginkan risiko rendah, atau orang yang berinvestasi untuk jangka waktu sekitar 1-2 tahun disarankan memilih reksadana pasar uang.
Bagi yang ingin berinvestasi 1-3 tahun atau 5 tahun, pilih reksadana pendapatan tetap. Reksadana jenis ini risikonya di atas reksadana pasar uang dan di bawah reksadana campuran.
Reksadana campuran memiliki waktu 4-5 atau 6 tahun dan risiko agak tinggi. Sedangkan reksadana saham di atas 5 tahun dan memiliki risiko tinggi. 

2.    Pilih tempat investasi reksadana tersebut, misalnya Bareksa dan Ipotfund.

3.    Lihat produk reksadananya
Misalnya MNC Dana Syariah dan BNP Paribas.
Sebaiknya pilih produk yang berumur 5 tahun ke atas.

4.    Lihat berapa dana minimal yang dibutuhkan untuk investasi dan apa saja ketentuan yang ditetapkan.

5.    Lihat Manajer Investasi (MI) yang mengelola reksadana tersebut.
Manajer investasi adalah pihak ahli yang mengurusi uang kita mau dibelikan instrumen apa, berapa banyak, dan sebagainya. Yang dimaksud manajer investasi misalnya PT. MNC Asset Management, dengan produknya reksadana MNC Dana Syariah dan PT Mandiri Manajemen Investasi dengan produknya reksadana Mandiri Investa Pasar Uang.
Pilih MI yang memiliki AUM (Asset Under Management) tertinggi dan sering mendapat peringkat terbaik (googling).

6.    Pilih yang aman dari sisi legalitas hukum.

7.    Lihat barometernya
Barometer adalah parameter untuk mengukur kinerja reksa dana berdasarkan return yang dibandingkan dengan risikonya, pertumbuhan dana kelolaan, dan perbandingan return dengan benchmark-nya. Semakin tinggi barometer, semakin baik pula kinerja reksa dana tersebut.

8.    Memiliki standar deviasi rendah
Standar deviasi menggambarkan risiko. Semakin rendah semakin baik. 

9.    Pilih yang Nilai Aktiva Bersih (NAB) tinggi dan dana kelolaan (NAV) lebih dari 25 miliar rupiah.
Pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) menggambarkan potensi keuntungan investor reksadana tersebut.

10.    Pilih return historis tertinggi (bisa dilihat di infovesta.com)

Gitu doang. Sederhana, kan? Tapi tetep jangan lupa ya baca prospektus serta fund fact sheet reksadana dulu sebelum berinvestasi. Dan ingat, kinerja masa lalu tidak selalu mencerminkan kinerja masa depan!


Sumber:
Adi.pramono.info
http://www.bareksa.com/id/text/2016/01/18/inilah-reksa-dana-syariah-terbaik-yang-menghasilkan-return-tahunan-tertinggi/12478/news
https://howmoneyindonesia.com/2017/12/16/daftar-reksadana-terbaik-2017/

Sumber gambar: rocketmanajemen.com