08 September 2018

Cara Membuat Content Strategy yang Baik


Cara Membuat Content Strategy yang Baik


Strategi isi (content strategy) merupakan strategi untuk memberi tahu orang apa yang mereka inginkan dan perlu ketahui dengan cara kredibel, dapat dipercaya, dan transparan.

Strategi isi berbeda dengan strategi pemasaran (content marketing), tetapi masih berkaitan. Strategi isi bertujuan agar konsumen target mendapatkan informasi yang lebih baik dan lebih cerdas, sedangkan strategi pemasaran bertujuan untuk mendorong tindakan konsumen target yang spesifik dan menguntungkan. Jadi, strategi isi itu hanya tentang isinya, sedangkan strategi pemasaran bisa mempromosikan organisasi, produk, atau lainnya.

Konten dibuat untuk memenuhi kebutuhan audiens sekaligus menyampaikan informasi yang meningkatkan tujuan organisasi (dan berdampak pada karir kita). Ia membutuhkan pemahaman akan khalayak yang ingin dijangkau. Selain itu, konten juga harus dapat meningkatkan kehidupan mereka dengan cara yang mereka hargai.

Pada umumnya orang-orang sudah sibuk dengan urusan masing-masing, sedangkan waktu yang dimiliki terbatas. Oleh karena itu, untuk mendapatkan perhatian konsumen target, diperlukan konten yang menarik dan sesuai dengan prioritas konsumen. 

Selain itu, kita juga harus memahami audiens serta di mana, kapan dan bagaimana mereka ingin menerima informasi yang kita kirim (timing-nya pas/waktunya pas). Siapa yang menerima konten? Di mana mereka ketika mereka ingin mengaksesnya?

Cara membuat konten yang baik:

1.   Gunakan pengukuran psikografis terhadap konsumen: Siapa mereka? Apa kebutuhan, nilai, dan motivasi mereka untuk mengkonsumsi informasi? Apa yang dinilai oleh pelanggan dan bagaimana mereka berperilaku? Apa yang penting bagi pelanggan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadinya?

2.   Pahami tentang pengalaman timeout, yaitu kapan suatu informasi menjadi berguna dan menarik bagi konsumen.

3.   Relevan dengan konsep brand, tahu segmen targetnya, apa konsep inti dari merek itu, dan apa pembedanya dari pesaing.

4.   Fokuskan isi pada sasaran strategis organisasi (tempat kita) yang terpenting.

5.   Gunakan media yang kredibel, dapat dipercaya, dan transparan untuk penyebaran konten.

6.   Gunakan cerita
Unsur penting, penggerak strategi konten, adalah untuk memahami pentingnya cerita. Orang-orang berpikir dalam cerita, mereka hidup dalam cerita, mereka melihat dunia dalam cerita.
Oleh karena itu, konten harus didorong oleh cerita, berguna, dapat diselesaikan, terkini, menarik, fleksibel dan dapat disebarluaskan.
Cerita yang dimaksud bisa berbentuk visual, dongeng melalui kata-kata, dan sebagainya. Namun, caranya harus disesuaikan dengan konsumen target.
Untuk memahami audiens, buatlah konten dengan cara yang belum pernah kita pikirkan, serta memiliki hasil dan kekuatan terukur. 

7.   Penggunaan game adalah salah satu strategi yang bisa dicoba. Ia merupakan cara ampuh untuk menceritakan cerita yang kompleks, sekaligus disukai orang muda.

8.   Konten menimbulkan pengalaman audiens terkait perasaan.
Semua produk dan semua konten membuat pengalaman pengguna. Apakah itu membuat saya merasa lebih pintar? Apakah itu membuat saya merasa nyaman dengan diri saya sendiri? Apakah itu membuat saya ingin mengambil tindakan atas apa yang saya baca atau dengar atau lihat? Ini lebih dari sekadar utilitas konten atau kegunaan produk bagi konsumen. Misalnya, Mercedes Benz memberikan perasaan bergengsi, mobil listrik memberikan perasaan cinta lingkungan, dan sebagainya.
Intinya, apa yang kita ingin orang rasakan?

9.   Ketahui perbedaan antara produk dan merek
Produk adalah barangnya, sedangkan merek adalah apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tentang produk itu berdasarkan pengalaman mereka.

10.     Pengalaman penting dalam strategi konten karena:
a.   Semua konten akan menciptakan pengalaman pengguna.
Ini akan membuat kita menjadi pembaca, pengguna, merasakan hal-hal tertentu, bertindak dengan cara tertentu, atau bertindak terhadap sesuatu.

b.  Pengalaman positif dengan konten kita akan mendorong penggunaan.

c.   Kita sebagai ahli strategi konten mampu membentuk pengalaman itu, untuk membuatnya positif atau negatif, serta lebih kuat atau lebih lemah. Kita memiliki kontrol atas konten kita.

11.     Terdapat 6 pengalaman utama yang paling mungkin untuk mendorong keterlibatan, yaitu:
a.   Apakah itu membuat saya lebih pintar, tentang hal-hal yang saya pedulikan?
b.  Apakah itu terlihat untuk kepentingan saya?
c.   Nyaman: mudah diakses, mudah tersedia, tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya.
d.  Pengalaman sosial: memberi saya sesuatu untuk dibicarakan dan dibagikan dengan orang lain.
e.  Pengalaman tentang utilitas.
f.    Pengalaman tentang inspirasi.

12.     Untuk menciptakan pengalaman yang hebat, pahamilah audiens: Siapa mereka? Seperti apa kehidupannya? Apa tujuan mereka? Apa aspirasinya?

13.     Pengalaman diaplikasikan pada 3 tingkat, yaitu:
a.  Tingkat pesan
-      Cerita apa yang akan saya ceritakan dan cerita apa yang tidak akan saya ceritakan?
-      Disampaikan melalui kasus fakta sederhana atau seni bercerita?
-      Jika dalam bentuk cerita, berupa teks, montase foto, atau apa?

b.  Tingkat distribusi
Bagaimana semua pesan/semua cerita ini berkumpul di saluran tertentu?
Kita mungkin menggunakan twitter, youtube, majalah, brosur, atau lainnya. Pastikan semua pesan, semua cerita di masing-masing saluran ini sesuai dengan pengalaman yang ingin kita sampaikan.

c.  Tingkat strategis.
Pastikan semua saluran kita menyampaikan pesan yang sama dengan cara yang sama.

Tingkat pesan dan konten akan sebanding dengan elemen desain individual dan produk kita.

14.     Tulisan profesional tidak harus kering.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang seolah-olah berbicara langsung kepada pembaca. Penulis perlu berbicara dengan suara yang akan dikenali oleh audiens sebagai seseorang yang menyukai mereka.
Suara mencerminkan kepribadian dan otoritas kita, sedangkan nada adalah mood, emosi, atau sikap kita. Nada memberi nuansa suara tulisan, kedalaman, dan warna.

15.     Miliki keunggulan kompetitif, yaitu pengetahuan mendalam tentang masalah tersebut.

16.     Apa jendela media terbaik di hari pembaca kita?
      Memahami audiens dan bagaimana mereka mengambil informasi adalah kuncinya.

17.     Bernilai positif/membuat emosi (perasaan) menjadi lebih baik

18.     Jadikan kalimat kita mudah dikonsumsi (scanability):
a.  Gunakan kalimat aktif!
b.  Tuliskan dengan kata benda dan kata kerja!
c.  Gunakan kata sifat dan kata keterangan secukupnya!
d.  Hilangkan kata-kata/bahasa yang tidak perlu!
e.  Fokus pada 1 ide per kalimat.
f.    Judul, caption, kutipan, dan setiap kata harus meningkatkan pengalaman pembaca.
g.  Berikan data yang dapat dicari, tautan ke informasi yang bermanfaat, atau tautan media sosial.

19.     Penggunaan hashtag/tagar jika dibutuhkan

Pendek kata, konten yang tepat akan mendukung keterlibatan konsumen target/pemirsa dan mendukung tercapainya tujuan kita.



Sumber gambar: Pixabay (by Suomi)