Hartadinata Harianto
Ada
suatu tren yang semakin memandang buruk sekolah dan pentingnya pendidikan. Entah
dengan membesar-besarkan tentang pengusaha putus sekolah yang sukses, membanding-bandingkan
dengan luar negeri, atau membanding-bandingkan dominan otak kiri atau kanan, serta
melimpahkan semua kesalahan/tanggung jawab pada guru dan sekolah. Tak ketinggalan
pula keyakinan bahwa seseorang hanya bisa sukses pada satu bidang.
Disadari
atau tidak, keyakinan-keyakinan tersebut sedikit banyak mempengaruhi pemikiran
siswa menjadi malas belajar/sekolah.
Di
sisi lain, orang-orang yang sukses/berprestasi tinggi, misalnya juara kelas,
seringkali dibenci dan didengki teman-temannya. Orang-orang cenderung hanya
melihat permukaan: Oh dia otak kiri, oh dia memang pinter, oh dia kaya, oh dia
tipe kepribadian begini, oh kecerdasanku memang beda dan gak mungkin kayak dia,
dan begini begitu, tanpa mengetahui bagaimana usahanya. Tanpa tahu apa saja
harga yang harus dibayar.
Akhirnya
muncul pernyataan-pernyataan yang membuat diri sendiri/orang lain perasaannya
membaik (agar tidak minor lagi). Adanya sesuatu pernyataan yang tadinya timbul
untuk membuat perasaan pihak lain (yang dianggap/merasa minor: misal orang
berpendidikan rendah/putus sekolah/tidak ranking) membaik ternyata malah
memunculkan pernyataan merendahkan dari pihak lain tersebut. Selain juga
memunculkan rasa ketidakpercayaan akan dunia pendidikan dan menurunnya rasa
menghormati dan menghargai guru dan orang lain. Ini sangat disayangkan.
Sebagai
pembanding saya akan menceritakan bagaimana kesuksesan seorang Hartadinata
Hardianto (Harta) dan bagaimana usahanya meraihnya.
Harta
ini adalah satu-satunya murid Indonesia yang terpilih untuk mendaftar di Bard
High School Early College (BHSEC), sekolah khusus yang berada di bawah
pengelolaan Yayasan Bill dan Melinda Gates. Ia meraih IPK sempurna 4,0, kuliah
di 2 jurusan sekaligus, dan meraih berbagai penghargaan.
Keberhasilannya tidak semata-mata datang
begitu saja. Terdapat usaha dan faktor-faktor pendukung sebagai berikut:
1.
Motivasi tinggi dan
kemauan keras untuk belajar
Selalu menyempatkan diri
belajar di manapun dan dalam keadaan apapun. Dia selalu antusias belajar di
sekolah, sedangkan di rumah dia selalu mengulang kembali pelajaran hari itu,
mengerjakan PR, dan mempersiapkan pelajaran besok. Ia terbiasa belajar dan menghafal
minimal 4 jam per hari.
2.
Orangtua sebagai
guru terbaik
Harta mengakui orangtua
dan gurunya adalah pendukung kesuksesannya.
Di antara yang diajarkan
oleh orangtuanya adalah:
a. Sejak
kecil dikenalkan dengan bahasa Inggris di sekolah dan kursus.
b. Diajarkan
mandiri, misalnya cuci piring sendiri sehabis makan.
c.
Membangun
komunikasi dan pengertian yang hangat antara orangtua dan anak.
d. Menemani
saat belajar.
3.
Supel/ramah
4.
Mampu beradaptasi
5.
Mengendalikan rasa
malas
Sebagai manusia biasa,
rasa malas bisa saja muncul. Untuk mengatasinya dia membaca buku-buku motivasi
atau buku orang-orang sukses.
6.
Memilih lingkungan
yang tepat
a. Memilih
teman yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
b. Memilih sekolah yang memberikan tantangan
serta nilai tambah terbesar dari segi pengetahuan, keterampilan, dan tingkah
laku.
7.
Meminta nasehat
guru pembimbing
8.
Pandai mengatur
prioritas kegiatan dalam manajemen waktu
Harta bisa sukses di
pendidikan, membantu pekerjaan di rumah, bergabung dengan klub olahraga, dan
aktif di beberapa ekstrakurikuler. Ia menggunakan sekitar tujuh puluh lima
persen dari waktunya untuk belajar, sedangkan sisanya baru untuk aktivitas
lain.
9.
Bercita-cita tinggi
dan tahu mengapa memilih cita-cita tersebut
10.
Fokus menggapai
cita-cita
Dengan cara selalu fokus
menanamkan motivasi kuat, kepercayaan diri tinggi, dan mencari jalan yang tepat
untuk meraih cita-cita tersebut.
11.
Fokus pada tujuan
belajar
Misalnya, jika ingin
menjadi insinyur maka harus pandai matematika dan fisika.
12.
Meyakini bahwa
pendidikan/sekolah itu bermanfaat, bukan hanya mendukung sukses finansial
tetapi juga sukses pemikiran. Sekolah merupakan sarana meraih sukses di masa
depan.
13.
Mengenal diri
sendiri
Sebelum memilih
sekolah/jurusan di perguruan tinggi, bertanyalah kepada diri sendiri, apa
potensi kita, kemampuan kita, kelebihan kita, pelajaran yang kita sukai,
kegiatan yang kita minati, bakat yang kita senangi, karir kita di masa
mendatang, dan sebagainya.
14.
Memanfaatkan prinsip
kerja otak:
a. Sinergi
b. Pengulangan
c.
Tanamkan keyakinan
bahwa kita akan sukses asal tekun dan berdoa.
d. Tekun
e. Menggunakan
teknik mengingat
f.
Menggunakan teknik
membaca cepat
g. Jeda
belajar (istirahat) setiap 30-45 menit sekali dan buat catatan/ringkasan.
15.
Tanamkan rasa tidak
mudah berpuas diri dan terlena dengan keberhasilan yang telah dicapai.
16.
Memulai dari visi:
a. Apa
yang sebenarnya Anda inginkan?
b. Apa
yang ingin dicapai?
c.
Mengapa melakukan
semua hal yang Anda lakukan sekarang?
d. Mengapa
Anda pergi ke sekolah?
Untuk belajar. Baik, lalu
Anda belajar untuk apa? Untuk mendapatkan nilai baik. Lalu, nilai baik untuk
apa? Untuk mendapatkan pekerjaan bergaji baik. Lalu, apa manfaat atau hasilnya?
17.
Hasrat untuk sukses
Yaitu kekuatan yang
membuat Anda tetap maju tidak peduli rintangan apa pun.
18.
Memiliki integritas
kuat, sehingga tidak mudah keluar jalur.
19.
Perbanyak koneksi.
20.
Ikuti berbagai
kegiatan di sekolah untuk mempelajari lebih banyak hal dan melatih kemampuan
berorganisasi.
21.
Disiplin dan
memiliki inisiatif sendiri.
22.
Selalu berpikir
positif.
23.
Tidak cukup hanya
membaca, miliki pula sikap kritis mempertanyakan segala sesuatu.
24.
Membangun diskusi
positif.
25.
Belajar di mana
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
26.
Bersyukur
27.
Bekerja sama dengan
orang yang memiliki tujuan dan impian sama
28.
Menemukan pembimbing
yang tepat
Bisa orangtua, guru, atau
teman.
29.
Fokus dan terus
melangkah
Bisa Anda lihat,
setidaknya ada 29 faktor pendukung kesuksesan Hartadinata Harianto. Sederhana,
tetapi tidak mudah.
Semua orang
berpotensi untuk sukses, asal tahu caranya. Bisa dari pendidikan sekolah atau
luar sekolah, dari keluarga kaya atau miskin, dari dominan otak kanan atau kiri
(ini keyakinan lama tentang teori otak, padahal teori otak sudah terpatahkan),
dari bekerja sebagai pengusaha atau kantoran, dan sebagainya. Banyak jalurnya.
Daripada sekadar
iri dengki atau berkata-kata negatif, lebih baik tiru cara Hartadinata Harianto di atas. Semua orang
sukses berproses. Alih-alih hanya melihat hasilnya, lihatlah juga prosesnya. Mau
tidak Anda menjalaninya?
Sumber:
Harianto,
Hartadinata. 2013. Rahasia Belajar Lulusan Terbaik Bard High School, Sekolah
Khusus yang Didanai Bill Gates. Jakarta: Puspa Swara.
Sumber
gambar: Detiknews