Emas batangan dan dinar
Emas
tampak sebagai salah satu pilihan investasi yang menggiurkan. Salah satunya
adalah karena nilai intrinsiknya (nilai bahan baku) sama dengan nilai
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang).
Investasi
emas (logam mulia) bisa berupa:
1.
Perhiasan
Perhiasan kurang baik
digunakan sebagai investasi karena ada biaya ongkos cetak. Jika terpaksa
berinvestasi dalam bentuk ini, pilihlah hanya yang berkadar tinggi (24 karat).
Karena emas berkarat rendah agak sulit diterima oleh bank dan pegadaian.
Sementara jika dijual kembali ke tokonya akan dipotong 20% sebagai biaya
pembuatan.
2.
Keping dinar
Dinar adalah emas
dalam bentuk koin. Pembelian dinar juga bersertifikat.
Dinar bisa dibeli di
Dinarfirst, Geraidinar, dan Wakalanusantara. Sedangkan untuk menjualnya,
Geraidinar dan Wakalanusantara hanya menerima dinar buatan mereka
masing-masing. Hanya Dinarfirst yang menerima pembelian dinar produksinya
sendiri maupun produksi Geraidinar dan Wakalanusantara.
3.
Emas lantakan
(emas batangan)
Emas batangan yang
terkenal dibuat oleh PT. Antam. Pembeliannya disertai dengan sertifikat dan
bukti pembayaran. Pada sertifikat tersebut tertulis kode yang harus sama dengan
kode pada emas batangan yang dibeli.
Emas batangan lebih
baik dibeli dalam jumlah besar. Semakin kecil massa-nya (misal 1 gram) semakin
mahal karena dikenakan biaya pemotongan dan pencetakan/pembuatan. Sedangkan
saat menjual, harga jual hanya berasal dari massa emas. Biaya pembuatan tidak
dihitung sama sekali.
Biaya yang harus Anda
perhitungkan di dalam investasi emas batangan maupun dinar adalah biaya emasnya
(pastinya), biaya cetak emas, biaya titip emas, biaya Safe Deposit Box (SDB)
berupa biaya sewa tahunan, biaya kunci, serta pajak atas sewa kotak per tahun
dan biaya materai; biaya bunga, biaya administrasi, ongkos kirim ke rumah
(ongkir), biaya transfer (jika beli online).
Emas batangan bisa
dibeli di Antam, bank, pegadaian, kantor pos besar Surabaya, dan toko perhiasan
emas.
4.
Saham emas
Saham di sini adalah
saham dalam perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi emas, termasuk di
dalamnya proses pengembangan, jasa konsultasi dan atau pertambangan emas yang
sebenarnya.
Dengan membeli saham
emas, Anda berhak atas kepemilikan parsial dari bisnis perusahaan emas
tersebut.
Lazimnya ada 2 jenis
saham emas yang beredar, yaitu saham perusahaan pertambangan emas dan saham
dari perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi bijih emas dari
lokasi-lokasi potensial.
Bila memilih
berinvestasi di sini Anda harus ahli dalam bermain saham.
Perhatikan bahwa naik
turunnya perusahaan pertambangan tidak hanya dipengaruhi oleh harga emas dunia,
tetapi juga performa perusahaan tersebut.
5.
Reksadana emas
Tidak ahli bermain
saham? Anda bisa memilih reksadana emas. Di dalam reksadana Anda tidak perlu
repot-repot mengelolanya, sebab di sana sudah ada manajer investasi.
Biaya yang mungkin
ada di dalam reksadana adalah biaya transfer, biaya manajer investasi, dan
biaya ketika menjual atau membeli reksadana tersebut.
6.
Kontrak
berjangka
Emas
memiliki daya anti inflasi yang kokoh, sehingga dianggap dan diperlakukan
sebagai komoditas. Sebagai barang yang diperjualbelikan, emas pun dibuatkan
kontraknya secara berjangka. Bursa kontrak berjangka di Indonesia ada 2, yaitu
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Komoditas Derivatif Indonesia (BKDI).
Setiap
investasi mengandung risiko, di antaranya mencakup 7 hal berikut:
1.
Risiko gagal
bayar
Gagal mendapat modal
yang diinvestasikan plus keuntungan yang dijanjikan.
2.
Risiko bisnis
Terjadi jika
investasi Anda berupa saham. Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh
performa perusahaan yang Anda beli sahamnya.
3.
Risiko
likuiditas
Yaitu kemungkinan
investor tidak bisa menggunakan uangnya ketika ia memerlukannya. Aset/investasi
dikatakan cair jika dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat dan dengan
kerugian nilai yang minimal. Emas merupakan investasi dengan likuiditas sangat
tinggi; saham yang aktif diperdagangkan dan reksadana memiliki likuiditas
tinggi; sedangkan saham perusahaan memiliki likuiditas menengah.
4.
Risiko inflasi
Risiko inflasi bisa
membuat tumpukan uang kertas Anda tidak bisa membeli barang-barang yang Anda
butuhkan.
Reksadana
berpendapatan tetap (tapi kecil) merupakan investasi aman tetapi sangat rentan
risiko inflasi.
5.
Risiko suku
bunga
Risiko ini sangat
mempengaruhi investasi berupa reksadana pendapatan tetap.
6.
Risiko politik
Perubahan rezim
pemerintahan biasanya mempengaruhi kebijakan ekonomi makro yang agak
signifikan. Perubahan juga bisa berupa perubahan politik serta perang di luar
negeri. Semua itu mempengaruhi prospek keuntungan investasi Anda.
7.
Risiko pasar
Risiko pasar berarti risiko
pergerakan harga-harga sekuritas akibat beraneka faktor di pasar. Risiko ini
sangat mempengaruhi investasi dalam bentuk saham.
Risiko
lain bisa berupa kecurian/kehilangan.
Emas
digunakan sebagai investasi karena harganya cenderung naik dari tahun ke tahun,
meskipun tidak selalu demikian. Ia lebih cocok digunakan untuk investasi jangka
menengah atau jangka panjang (3-10 tahun). Keuntungan didapatkan dari selisih
antara harga jual dan harga beli tersebut.
Karena
waktu yang lama tersebut, hanya gunakan uang “idle” (uang nganggur/lebihan)
untuk berinvestasi. Jangan gunakan uang yang Anda butuhkan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari!
Nah,
sudah yakin mau berinvestasi emas? Sudah tahu ingin berinvestasi emas (nabung
emas) dalam bentuk apa? Semoga sukses ya!
Sumber: Syafputri, Ella. 2012. Investasi Emas, Dinar, & Dirham. Jakarta: Penebarplus.
Sumber
gambar: hargaemas24k.com