"But He Says He Loves Me," how to avoid being trapped in a manipulative relationship
Penulis: Dina L. McMilland PhD
You know, sudah lama aku mendalami tentang masalah abuse ini dan itu sangat sangat rumit dan kompleks. Bahkan, para ahli pun nggak semua bisa mendeteksinya. Sementara para ahli yang bisa mendeteksi pun kadang sepertinya hanya bisa mendeteksi parsialnya. Apalagi aku, meski aku berikhtiar keras untuk bisa memahami dan terhindar dari abuser itu sama sekali nggak menjamin aku akan terbebas/selamat dari mereka.
Lalu bagaimana menurutmu dengan orang yang nggak belajar tentang abuse sama sekali? Ditambah dengan sifat lugu, murah hati, atau positive thinking-nya, yang memang biasa jadi sasaran para abuser, ya malah sulit untuk percaya atau ngasih tau mereka. Paling-paling yang ngasih tau yang akan dianggap jahat atau dicap macem-macem sama dia.
Sering sekali aku ketemu abuser yang tampaknya sangat lugu atau alim tapi aslinya licik banget atau bahkan mengerikan. Dan sering juga aku berusaha ngingetin orang-orang di sekitarku atau siapa aja yang mungkin jadi korban abuse tapi selain sepertinya aku dianggap aneh, ga ada yang percaya. Di sisi lain, sebenarnya itu danger atau danger banget buatku karena posisiku sangat lemah dan rentan dan mungkin bisa diapa-apain balik oleh abuser-nya. Selain itu, edukasiku sering seperti pisau bermata dua atau bahkan ga tepat sasaran, karena target yang kutuju itu kayak ga terlalu peduli, sementara para abuser tadilah yang baca atau nonton, yang membuat mereka semakin canggih dan meng-update teknik/strateginya.
Kamu percaya gak? Di buku "But He Says He Loves Me" ini pun penulis memuat hal tersebut, bahwa para abuser itu banyak yang meng-update teknik-teknik untuk mendekati orang lain, seperti membaca buku "How to win friends and influence people" karya Dale Carnegie, buku tentang kepemimpinan, hipnotis, atau buku-buku tentang abuse itu sendiri. Aku juga sering ngomong ke temen-temenku, buku-buku untuk cowok mayoritas itu tentang cara membawa cewek ke k*sur, teknik-teknik PDKT yang ga normal, dll. Begitupun tentang video/coaching untuk cowok atau dari coach cowok tapi untuk cewek, gak jauh-jauh dari urusan s*langkangan atau kepentingan cowok itu sendiri.
Yang ga ngerti ginian pasti nganggep aku parno, negative thinking, korban abuse, atau semacamnya. Ini rumit sodara-sodara. Serius pol.
Beberapa teman yang sempat kuamati atau berinteraksi denganku tentang perilaku abusive ini bahkan ga sadar kalau pasangannya itu abuser atau telah melakukan perilaku abusive. Mungkin juga kamu salah satunya.
Kalau yang ranah pribadi seperti itu mungkin kamu nggak terlalu tahu ya, bagaimana dengan yang ini. Beberapa kali aku menemukan abuser terang-terangan melakukan kekasaran atau pelecehan di muka umum dan semua orang atau nyaris semua yang tahu diam saja. Aku pun pernah jadi korban hal tersebut beberapa kali dan semua orang diam, yang bicara sedikiiiit banget, itu pun kemungkinan hanya yang pernah jadi korbannya juga. Bisa dihitung jari. Jadi misal total orang di sana ada ratusan atau ribuan, yang peduli itu mungkin cuma 1 sampai 3, kadang dari 3 itu ada yang gak terlalu peduli juga, angin-anginan atau gak ngurus atau takut. Ada yang sok bijak/netral, ada yang memang bodoh/lugu, ada yang lemah/penakut, ada yang cuek, ada juga yang belain abuser-nya. Jadi, kasus-kasus dengan abuser itu tanpa harapan, baik di psikolog atau psikiater atau terapis, maupun di kepolisian, pengadilan, atau lainnya. Very very rumit dan kompleks. Hanya jika kamu bisa membela dirimu sendiri, mungkin kamu akan selamat, seperti pernah kejadian pada seorang wanita yang dilecehkan dan dikasari di depan umum oleh seorang abuser, tetapi wanita itu kuat dan tangguh dan pinter bicara juga sehingga waktu itu abuser-nya kalah, walaupun ga ada yang bantu atau peduliin dia. Semua yang di sana hanya menonton.
Kadang, pada kasus seperti ini, ada orang "pembuka"-nya, begitu dia speak up, dia bisa mengajak segelintir kuecil orang lain untuk peduli. Kalo nggak ada orang seperti ini, kemungkinan semua hanya jadi penonton lebih besar.
Oke, mari kita masuk ke bahasan buku "But He Says He Loves Me." Buku "But He Says He Loves Me" ini adalah salah satu buku terbaik tentang abusive relationship versi saya, selain "Why Does He Do That." Buku ini ditulis dalam 2 versi, halaman kiri adalah versi abuser sedangkan halaman kanan adalah versi penulis/ahli. Sepintas format ini tampak aneh dan kurang nyaman dibaca, lebih enak kalau versi penulis dulu ditulis sampai selesai baru kemudian versi abuser ditulis sampai selesai. Tapi, pembuatan format halaman kanan dan kiri ini ada maksudnya, halaman kanan itu jadi semacam terjemahan atau bantahan atau klarifikasi dari halaman kiri milik abuser. Halaman kiri itu ditunjukkan agar kamu tau "suara" asli abuser itu kayak apa salah satunya. Dan kedua versi halaman ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk menunjukkan betapa licik, manipulatif, cerdik, dan terencananya abuser ini.
Aku sudah banyak membaca buku tentang abuse dan bisa kubilang isi buku ini itu nggak pasaran. Dia seperti dapat dari hasil atau kesimpulan dia sendiri/ori, mungkin dari risetnya, praktek sesi terapinya, atau entah apa. Beda gitu. Nggak kayak copas. Kadang hal seperti ini dibutuhkan juga untuk menghindari kesalahan turun-temurun karena jika kita menuju pada literatur yang sudah ada saja, kita nggak akan dapat kebaruan.
Secara umum isi buku ini adalah tentang proses abuser mulai dari ngincer sampai ketika korbannya sudah kena/berkomitmen. Halaman kiri itu abusernya yang ngomong, dengan segala kebohongan dan kelicikan atau manipulasinya dan halaman kanan itu ahli/penulisnya yang ngomong.
Buku ini aslinya enak dibaca, cuma format kanan-kirinya yang agak nyusahin. Secara isi buku ini bagus banget dan akan menambah wawasanmu tentang abuser. Akan tetapi, seperti yang kubilang di awal, isinya mungkin mencakup atau cenderung tentang sebagian kelompok abuser saja, yaitu abuser yang berasal dari kelompok yang lebih "atas". Lebih "atas" di sini maksudnya bukan hanya tentang uang, tetapi bisa juga umur, fisik, atau lainnya. Sebenarnya dia membagi abuse ini menjadi 3 kategori sih, mungkin juga kelompok yang lebih "bawah" masuk ke dua kategori lainnya. Hanya saja, karena agak implisit, kuatirnya disalahartikan oleh pembaca bahwa kelompok yang lebih "bawah" itu pasti lebih baik atau nggak akan berbuat abuse.
Jadi, kamu harus tahu kalau abuse itu kompleks banget. Abuser itu bisa berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang, dan sangat licik. Meskipun ga ada jaminan bagimu untuk benar-benar selamat atau terhindar dari abuse, setidaknya dengan membaca buku "But He Says He Loves Me" ini kamu bisa meminimalkan risiko untuk menjadi korban abuse atau menjadi korban abuse lebih jauh lagi. Artinya, andaipun kamu masih ketipu oleh abuser, kamu nggak akan ketipu lebih jauh atau nggak akan ketipu dengan durasi lebih panjang atau efek lebih buruk daripada jika kamu nggak membekali diri sama sekali pengetahuan tentang abuse ini.
Buku "But He Says He Loves Me" ini sangat kurekomendasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.