17 Maret 2021

Menerapkan Gaya Hidup Minimalis (Minimalist Lifestyle) sebagai Salah Satu Strategi Penghematan Air


 

Seni beberes rumah

Pic. www.bbteam.com dalam https://joannearchibald.com/


Tahukah Anda jika pakaian berpengaruh besar terhadap ketersediaan air di alam? Ya, di balik pakaian kita terkandung beberapa bahaya, misalnya:

1.    Produksi fashion seringkali menggunakan air berlebihan,

2.    Banyak industri pakaian yang memakai bahan kimia tak ramah lingkungan,

Industri fast fashion biasanya menggunakan pewarna tekstil yang murah dan berbahaya, sehingga dapat mencemari air dan mengganggu kesehatan manusia. Termasuk mayoritas produsen kain di Asia, biasa menggunakan bahan kimia beracun dalam pengolahan serat kain hingga proses pengemasan pakaian.

3.    Pakaian yang berbahan poliester, nilon, dan spandeks mengandung plastik. Saat dicuci, partikel mikroplastiknya akan terlepas dan mencemari air tanah, sungai, hingga lautan dan ekosistemnya.

4.    Bahan katun memang dapat terurai di alam, tetapi pohon kapas membutuhkan banyak sekali air dalam proses produksinya. Untuk membuat satu kaos katun dibutuhkan 2700 liter air dan emisi yang dihasilkan dalam produksinya sama dengan emisi berkendara mobil dari Bogor ke Bekasi (Zahra, A, 2019).

 Apalagi, jika pakaian tersebut termasuk ke dalam kelompok fast fashion, yaitu busana murah dengan waktu edar singkat dengan model berlimpah yang mengikuti tren terbaru (Adimaja, M, 2020). Fast fashion menjadi salah satu penyebab utama polusi limbah fashion yang dapat merusak lingkungan, seperti polusi air, tanah, maupun penghasil gas emisi rumah kaca yang dapat memicu perubahan iklim.

 Hasil riset dari Ellen McArthur Foundation, sebuah badan amal di Inggris yang menyerukan perilaku bijak dalam mengonsumsi busana, pada 2017, menyatakan satu truk sampah tekstil tercipta setiap detik di Bumi. Masih pada tahun yang sama, Copenhagen Fashion Summit melaporkan bahwa sebesar 92 juta ton limbah busana mengalir ke tempat pembuangan sampah setiap tahunnya.

 

 

Contoh rumah minimalis

Sumber: calon arsitek dalam marudiyafu.com
 

 Oleh karena itu, untuk mencapai sustainable fashion, kita harus bijak dalam menggunakan pakaian. Nah, menjadikan rumah minimalis sebagai proyek nasional merupakan salah satu solusinya.

Nagisa Tatsumi, penulis buku The Art of Discarding, pernah mensurvei orang-orang Jepang tentang kebiasaannya menimbun barang-barang di rumah. Ternyata, 100% pria dan 98% wanita itu merasa kesulitan merapikan barang-barangnya. Tiga barang teratasnya adalah buku, pakaian, dan majalah. Untuk mengatasinya, para wanita tersebut memilih membuangnya atau memiliki tempat penyimpanan yang lebih baik dan keahlian mengorganisir yang lebih baik. Sementara para pria mencari ruangan yang lebih banyak atau lebih besar, atau berpindah ke rumah yang lebih besar sebagai solusinya.

 Di sinilah peluang penghematan pakaian bisa terjadi, yang pada akhirnya berujung pada penghematan air. Sinergikan antara program rumah minimalis ini dengan seni beres-beres rumah seperti yang diajarkan oleh Nagisa Tatsumi atau Marie Kondo. Dengan rumah yang minimalis, otomatis kita harus pandai-pandai memilih barang apa yang ada di dalamnya. Kita takkan bisa lagi menimbun pakaian atau barang-barang lain secara berlebihan. Kita akan menjadi sangat selektif, hemat, dan rapi. Melalui sinergi dari kedua hal tadi tanpa sadar masyarakat akan menjadi lebih menghargai air.

 

 

Sumber:

Adimaja, Muhammad. 2019. Limbah Industri Busana, Ancaman Serius bagi Lingkungan. Artikel dapat dilihat di https://foto.kompas.com/photo/read/2020/2/17/1581948059356/1/limbah-industri-busana-ancaman-serius-bagi-lingkungan.

Kholisil, Zulfa. 2019. Apakah Limbah Tekstil sama Bahayanya dengan Limbah Plastik? Artikel dapat dilihat di https://www.brilio.net/creator/apakah-limbah-tekstil-sama-bahayanya-dengan-sampah-plastik-d07dd2.html.

Zahra, Amanda. 2019. Fesyen Cepat (Fast Fashion). Artikel dapat dilihat di https://zerowaste.id/zero-waste-fashion/fesyen-cepat-fast-fashion/.

https://pejengkolan.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/273

https://dlh.jatimprov.go.id/berita-industri-garmen-harus-bijak-dan-ramah-lingkungan-dalam-produksi-pakaiannya.html

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2005893/stop-pakai-langsung-baju-baru-tanpa-dicuci

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/mengenal-fast-fashion-dan-dampak-yang-ditimbulkan/

https://gaya.tempo.co/read/1280888/waspada-limbah-pakaian-bisa-akibatkan-masalah-pernapasan

https://www.gatra.com/detail/news/433061/gaya%20hidup/masyarakat-perlu-terapkan-sustainable-fashion

https://nationalgeographic.grid.id/read/131717564/demi-kelestarian-bumi-ayo-bertukar-baju?page=all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.