22 Februari 2021

Review Buku "Working On Yourself Doesn't Work"


Judul buku: 

Working On Yourself Doesn't Work, 3 Simple Ideas That Will Instantaneously Transform Your Life.

Penulis: Ariel & Shya Kane

Penerbit: Mc Graw Hill

Tahun: 2009

Jumlah hal.: 162 halaman


Membaca buku ini awalnya mengingatkanku pada Coach Reza, dokter sekaligus coach yang mengajarkan tentang hidup nyantai dan enak tetapi sukses. Coach Reza menentang segala yang berbau kerja keras, berjuang, dan hal-hal yang susah-susah semacam itu. Sama seperti buku ini, penulisnya menentang pendapat umum bahwa kita butuh keras terhadap diri sendiri untuk mengubah kondisi yang tidak diinginkan.

Sebaliknya, jika kamu tidak menghakimi dirimu untuk kebiasaan-kebiasaan burukmu, kamu tidak akan stagnan atau terlena di hidupmu.

Ariel dan Shya Kane telah menempuh proses yang panjang sebelum akhirnya sampai pada kesimpulan tersebut. Perjalanannya sungguh berliku dan menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Pasangan tersebut sudah membaca banyak sekali buku, mengikuti banyak seminar dan pelatihan, mempraktekkan berbagai hal, bahkan sempat "meninggalkan keduniawian". Namun, mereka tetap tak menemukan arti kehidupan. Sementara itu, berbagai usahanya tadi telah menggerogoti kekayaan mereka dan membuat mereka berada di titik nyaris "tidak punya apa-apa". 

Saat kembali ke kehidupan normal untuk memperbaiki hidup, tiba-tiba momen "AHA" itu muncul. Mereka berdua merasa tercerahkan, dan perubahan itu terlihat serta terasa oleh teman-temannya, yang kemudian kepo bertanya apa rahasianya.

Lalu mereka pun mengajarinya. Ariel dan Shya Kane menerapkan 3 prinsip sehingga kehidupannya bisa tercerahkan. Penjabaran dari 3 prinsip itulah yang dimuat di dalam buku ini, termasuk penjelasan-penjelasan ilmiahnya.

Kalau dilihat dari proses perjuangannya dalam belajar, asosiasiku jadi mengarah pada sejarah Nabi Ibrahim saat mencari tahu tentang Tuhan. All out banget gitu, bahkan penulis ini sampai over atau habis-habisan demi memuaskan rasa ingin tahunya atau menemukan jawabannya. 

Dan yang tak kalah menarik adalah aura mereka sebagai pasangan kekasih. Sepanjang aku membaca, auranya itu kental banget. Aku sampai gagal fokus, jadi lebih fokus ke so sweet-nya mereka daripada isi pembelajaran yang ditekankannya. Aku merasa mereka ini seperti soulmate, bahkan sejak mereka mencari arti hidup sama-sama. Kok bisa gitu lho 2 orang itu punya pikiran yang sama, sama-sama menempuhnya, bahkan dengan "gilanya" mempertaruhkan hampir semuanya. Lalu dengan deskripsi dari contoh-contoh perbuatan mereka seperti aku bisa merasakan atau memvisualisasikan betapa mereka saling menyayangi dan betapa dekatnya mereka satu sama lain.

Bagaimana pun, perspektif buku ini itu unik. Aku tak bisa mengatakan apakah cara mereka bekerja atau tidak untukku karena memang baru. Kadang kan sesuatu yang baru itu terasa aneh gitu kan ya, tapi di sepanjang isi buku ini mereka juga menyertakan kisah-kisah sukses terkait prinsip mereka tersebut. Jadi kalau kamu penasaran kamu bisa baca sendiri dan langsung praktek aja gitu. Tapi warning ya, buat yang punya trauma atau masalah abuse isi buku ini bisa menjadi ruminasi (mengingatkan kembali) atau bahkan invalidasi karena perspektif penulisnya ini beda banget. Itu bisa terasa menyakitkan bisa juga kamu jadi ngikut perspektif mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.