Apa yang kau rindukan dari kenangan?
Apakah rasa sakit dan hal-hal yang membawa kepedihan?
Setujukah kau pada seseorang yang berkata, "Esok, saat orangtua telah tiada, kau akan menangis mengingat teguran, bebelan (mungkin omelan), dan amarahnya"?
Saya terhenyak dan teringat seseorang yang pernah berkata serupa. Pertanyaan saya, "Tak adakah hal yang lebih manis untuk dikenang selain teguran, omelan, dan amarah?"
Tak tahukah kau bahwa setiap amarah akan meninggalkan luka? Mengapa kita harus mengingat saat-saat kita kena marah, padahal nyaris tak ada amarah yang indah. Bahkan, biasanya amarah seseorang akan bergandengan dengan benci, kecewa, sakit hati, dan air mata pada pihak yang dimarahinya. Masihkah kau menutup mata terhadapnya?
Begitupun omelan dan teguran, siapa yang secara alami dan lapang suka dikritik? Sehalus apapun kritik itu disampaikan, rasanya menyakitkan, tak peduli meski kau menganggapnya sesuatu yang benar.
Lalu, bayangkan kamu pernah diomeli atau dimarahi dengan ekstrim sekali, atau lebih parah lagi, ditegur, diomeli, dan dimarahi sudah menjadi makanan sehari-hari, masihkah kau ingin mengingatnya?
Saya pikir, lebih indah untuk mengingat momen-momen ketika orangtua mengasihi dan menyayangimu, mendukungmu, memberimu hadiah, senyuman, pelukan, dan kata-kata indah.
Berhenti membenarkan perilaku buruk orangtua.
Ya, barangkali semua anak akan menangis mengingat teguran, omelan, dan amarah orangtua, tetapi untuk alasan yang berbeda-beda, yang satu merindunya (orangtua) seperti katamu, sedangkan anak yang lain malah berurai airmata dan berharap lebih baik lupa saja.
#AjarkanOrtuUntukMenjadiOrtuYangLebihBaik
#StopMelakukanPembenaranAtasPerilakuBurukOrtu
Apakah rasa sakit dan hal-hal yang membawa kepedihan?
Setujukah kau pada seseorang yang berkata, "Esok, saat orangtua telah tiada, kau akan menangis mengingat teguran, bebelan (mungkin omelan), dan amarahnya"?
Saya terhenyak dan teringat seseorang yang pernah berkata serupa. Pertanyaan saya, "Tak adakah hal yang lebih manis untuk dikenang selain teguran, omelan, dan amarah?"
Tak tahukah kau bahwa setiap amarah akan meninggalkan luka? Mengapa kita harus mengingat saat-saat kita kena marah, padahal nyaris tak ada amarah yang indah. Bahkan, biasanya amarah seseorang akan bergandengan dengan benci, kecewa, sakit hati, dan air mata pada pihak yang dimarahinya. Masihkah kau menutup mata terhadapnya?
Begitupun omelan dan teguran, siapa yang secara alami dan lapang suka dikritik? Sehalus apapun kritik itu disampaikan, rasanya menyakitkan, tak peduli meski kau menganggapnya sesuatu yang benar.
Lalu, bayangkan kamu pernah diomeli atau dimarahi dengan ekstrim sekali, atau lebih parah lagi, ditegur, diomeli, dan dimarahi sudah menjadi makanan sehari-hari, masihkah kau ingin mengingatnya?
Saya pikir, lebih indah untuk mengingat momen-momen ketika orangtua mengasihi dan menyayangimu, mendukungmu, memberimu hadiah, senyuman, pelukan, dan kata-kata indah.
Berhenti membenarkan perilaku buruk orangtua.
Ya, barangkali semua anak akan menangis mengingat teguran, omelan, dan amarah orangtua, tetapi untuk alasan yang berbeda-beda, yang satu merindunya (orangtua) seperti katamu, sedangkan anak yang lain malah berurai airmata dan berharap lebih baik lupa saja.
#AjarkanOrtuUntukMenjadiOrtuYangLebihBaik
#StopMelakukanPembenaranAtasPerilakuBurukOrtu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.