Gadis berpakaian putih
Sumber: Pxhere
Sulit
dimengerti. Di zaman serba canggih dan maju, sekelompok orang tertentu seperti
kembali ke masa lalu. Tidak berpakaian alias telanjang. Bukan karena dipaksa, bukan
karena sebagai budak/dijajah, bukan karena dihukum, bukan karena bekerja
sebagai pelacur, bukan pula karena miskin sehingga tak punya uang membeli
pakaian. Benar-benar karena keinginan sendiri dan dilakukan di sebagian besar
waktunya. Seperti tidak malu lagi mempertontonkan tubuh dan bahkan area
pribadinya. Malahan, orang-orang di sekitarnya yang menjadi malu melihat mereka
dalam kondisi demikian.
Namanya
kaum nudis (naturis). Mereka adalah orang-orang penganut naturisme atau
nudisme. Nudisme artinya adalah gerakan budaya dan politik yang mempraktikkan, menganjurkan, dan
mempertahankan ketelanjangan pribadi dan sosial, tetapi tidak semua yang terjadi
pada properti pribadi. Istilah ini juga mengacu pada gaya hidup berdasarkan nudisme
pribadi, keluarga, atau sosial. Katanya sih, untuk mendorong harga diri, rasa
hormat terhadap orang lain dan lingkungan.
Sekarang
ini, kaum nudis bisa dijumpai di mana-mana. Ada desa nudis, spa nudis, pantai
nudis, dan masih banyak lagi. Terkadang mereka malah bersepeda sambil berbugil
ria bersama-sama di jalanan. Perbuatan dari penganut nudisme adalah sangat memalukan.
Adam dan Hawa Tidak
T*lanjang Karena Kemauannya Sendiri
Ilustrasi surga
Sumber: Kumpulanmisteri.com
Di
dalam sejarah nudisme, kisah Adam dan Hawa banyak disebut. Benarkah Adam dan
Hawa mencontohkan demikian? Mari kita ingat sejarahnya (versi agama saya:
Islam)!
Saat
Adam dan Hawa berada di surga, Allah memerintahkan kepada Adam untuk tidak
memakan buah Khuldi. Iblis, yang memang sejak awal iri dengki dengan Adam,
ingin menyesatkannya. Lalu Iblis bersumpah palsu atas nama Allah agar Adam dan
Hawa terpedaya memakan buah itu. Adam sendiri dalam keadaan lupa kalau telah
dilarang oleh Allah mendekati pohon Khuldi, namun ia berpikir bahwa Iblis
takkan berani berbohong dengan bersumpah atas nama Allah. Akhirnya ia
terpedaya.
Hawa yang terlebih dahulu termakan bujuk rayu
Iblis sehingga memakan buah Khuldi. Melihat Hawa tidak apa-apa, Adam ikut makan.
Akhirnya, tampaklah aurat mereka. Keduanya jadi telanjang. Mereka berkeliling
mendekati pepohonan yang ada di surga untuk membuat penutup aurat dengan
daun-daunnya, tetapi semuanya menghindar. Hanya pohon Tin yang kasihan padanya
dan bersedia menutupi aurat mereka dengan daun-daunnya. Pada riwayat lain, yang
menutupi aurat Adam adalah katu’ud (kayu gaharu berbau wangi), dan riwayat
lainnya lagi, dengan kayu Hana’ (sejenis pohon pacar).
Ka’ab
Al-Ahbar mengatakan, “Setelah Adam telanjang, Allah mewahyukan kepadanya, ‘Datanglah
kepada-Ku, Aku ingin melihatmu.’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, aku tidak
sanggup melakukannya. Sebab, aku malu kepada-Mu dan merasa hina.’”
Kemudian
Adam dan Hawa diturunkan oleh Jibril ke bumi dalam keadaan telanjang (hanya
tertutupi daun-daun surga), di tempat yang terpisah jauh. Begitupun Iblis, juga
diturunkan ke bumi oleh Allah, di tempat yang berbeda dengan keduanya.
Terik matahari
Sumber: http://sukausaha.com
Tahukah
Anda, bahwa Adam dan Hawa hanya tinggal di surga selama setengah hari menurut
perhitungan hari akhirat? (dari Ibnu Abbas ra). Padahal, itu ukuran nabi. Bisa
digoda Iblis dalam setengah hari. Bagaimana dengan kita yang manusia biasa? Dengan
satu dosa saja dan itupun karena lupa, apa yang dialami mereka? Mereka dihukum kehilangan
kenikmatan surga dan harus bersusah payah di bumi. Adam tinggal di bumi selama
300 tahun dalam keadaan belum pernah mengangkat kepalanya ke langit karena malu
kepada Allah. Dia terus-menerus menangis selama 200 tahun. Kemudian Adam
mengadu kepada Jibril tentang persoalan telanjang dan panasnya matahari. Lalu
Jibril pergi menemui Hawa dengan membawa kibas dari surga. Dia potong bulunya,
kemudian dia potong bulu tersebut kepada Hawa. Dia ajarkan kepada Hawa
bagaimana cara memintal wol dan menenunnya menjadi sebuah mantel. Mantel buatan
Hawa tersebut dibawa oleh Jibril kepada Adam dan dipakaikan kepadanya untuk
menutup badannya, tanpa mengatakan bahwa itu buatan Hawa.
Pada
riwayat lain disebutkan bahwa Adam dan Hawa terpisah selama 500 tahun. Setelah
Adam terusir dari surga, dia memakai penutup berupa daun surga. Setelah tinggal
di bumi, daun itu mengering dan bertebaran di atas bumi. Jadi, semua wewangian
yang ada di tanah Hindi (India) penyebabnya adalah tebaran daun tersebut. Diriwayatkan
bahwa Allah menurunkan kepada Adam delapan binatang yang berpasangan, sepasang
dari domba dan sepasang dari kambing. Dia disuruh untuk minum dari susu-susunya
dan membuat pakaian dari bulu-bulunya.
Jadi,
ket*lanjangan merupakan hukuman bagi Adam dan Hawa karena memakan buah Khuldi
(bukan karena kesadaran sendiri ingin t*lanjang). Adam dan Hawa tidak bangga.
Mereka malu dan berusaha menutupi tubuhnya dengan dedaunan surga. Begitupun
ketika di bumi, ketika Adam dan Hawa dipertemukan kembali mereka sudah sama-sama
berpakaian.
Tahukah
pula Anda, untuk dosa tersebut Adam berdoa tanpa henti selama 300 tahun untuk
memohon ampun kepada Allah?
Jangan
sandingkan nudisme dengan nabi Adam dan Hawa. Mereka berbeda.
Hentikan pula membuat patung, lukisan, atau bentukan lain dari perjaka nudis dan gadis nudis lalu menamainya sebagai Adam dan Hawa. Adam dan Hawa sangat mulia di dalam Islam, bukan untuk hal-hal seperti itu. Mereka bukan simbol kep*rnoan, patung nudis, bok*p nudis, atau lainnya.
Di Zaman Prasejarah pun
Manusia Berpakaian
Zaman prasejarah
Sumber: azanulahyan.blogspot.com
Manusia
di zaman prasejarah pun berpakaian. Mereka memakai kulit binatang serta tumbuh-tumbuhan
untuk menutupi tubuh. Manusia purba yang hidup di daerah dingin, menutupi
tubuhnya dengan kulit binatang, misalnya kulit domba berbulu tebal. Sedangkan mereka
yang hidup di daerah panas melindungi tubuh dengan memanfaatkan kulit pepohonan
yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan dikeringkan. Selain itu,
mereka juga menggunakan dedaunan dan rumput untuk menutupi tubuhnya.
Melupakan Fungsi
Pakaian dan Melupakan Diri Sendiri
Berpakaian
Sumber: Pxhere
Kaum
nudis begitu anti kepada pakaian. Padahal, pakaian diciptakan karena memiliki
fungsi-fungsi tertentu. Misalnya, untuk melindungi dari panas dan dingin,
mempercantik diri, meningkatkan kesopanan dan harga diri, melindungi dari
bahaya tertentu (serangga, bahan kimia berbahaya, kontak dengan zat abrasif,
senjata, dan lain-lain), melindungi diri dari potensi kejahatan seksual,
mengurangi risiko dari suatu aktivitas, mencegah kanker kulit, dan lain-lain.
Prof.
Pitirim A. Sorokin, seorang Sosiolog dari Harvard University, di bukunya, “Revolusi
Fisik” mengajukan suatu teori, yang menyatakan bahwa Amerika Serikat meluncur
dengan cepat menuju kehancuran dan anarkisme, dengan sebab-sebab serupa yang
membawa kehancuran imperium Romawi dan Yunani kuno. Sorokin menulis, “Kita
terkurung arus kebebasan seksual dari segala penjuru. Arus ini merembes ke
semua celah dan akan melumat habis bangunan kebudayaan kita dan setiap sendi
kehidupan kita. Revolusi ini mampu mengubah kehidupan lelaki dan perempuan di
Amerika, yang lebih dahsyat daripada revolusi manapun dewasa ini.”
Tulisannya
yang lain dimuat di majalah Al Akhbar edisi 26 terbitan Muharram 1377, hlm. 2,
dengan judul, “Ilmuwan Amerika Berpendapat bahwa Perempuan Amerika itu Lemah,”
berdasarkan kutipan keterangan Dr. John Kessler, seorang Psikolog dari Chicago,
ia mencatat bahwa 90 persen perempuan Amerika menderita frigid, sedangkan 40
persen lelakinya menderita impotensi. Menurutnya, meluasnya pornografi dan
pornoaksi adalah penyebab merosotnya derajat kemanusiaan bangsa Amerika.
(Dikutip oleh Hushununa Mahdiati min Daakhiliha, hlm. 123-126).
Fenomena
ini tampak jelas pada kaum nudis. Mereka kehilangan hasrat s*ksual akibat
terlalu sering tampil b*gil dalam berbagai kesempatan. Penyebab lain adalah
maraknya kejahatan terhadap perempuan di negeri tersebut, karena terbiasa
mempertontonkan perhiasan dan kecantikannya kepada orang lain, serta terlalu
bebas dalam pergaulan.
Apakah Kaum Nudis itu
Totalitas di dalam Nudisnya?
Kutub
Sumber: simuzz.wordpress.com
Kalau
mereka benar-benar anti dengan pakaian, apakah memang tidak berpakaian sama
sekali di seluruh hidupnya? Jangan memilih nudis di tempat dan waktu tertentu
saja! Berani tidak nudis di gurun, di kutub, di puncak gunung es, saat
berperang, dan kondisi ekstrim semacam itu? Anda mau bunuh diri? Melakukannya
serupa dengan bunuh diri. Itu karena pakaian begitu penting bagi manusia.
Nudis itu Alami?
Nudis
dikatakan alami alasannya ditemukan di banyak budaya. Salah satu yang sering
digunakan sebagai contoh adalah ketelanjangan di Yunani kuno. Akan tetapi, yang
jarang diketahui orang, meski pria telanjang tampak sebagai norma seni Yunani
kuno, jangan berpikir bahwa orang Yunani kuno tinggal seperti di kamp nudis.
Sejarawan telah menyatakan bahwa, pada kenyataannya, orang-orang Yunani kuno
terus mengenakan pakaian mereka untuk sebagian besar waktu.
Lagipula,
saya simple saja. Kalau benar nudis alami dan kalau benar kaum nudis anti
dengan pakaian, bisakah kalian hidup sampai hari ini? Nudislah sejak bayi (dan
tanpa teknologi/rekayasa/bantuan apapun), bisa dipastikan kalian tidak akan ada
hingga saat ini.
Bayi baru lahir
Sumber: Pixabay
Apakah
Anda pernah melihat orang gila yang tidak berpakaian di jalan? Dia tidak malu
karena gila. Bagaimana dengan orang yang secara sadar tidak berpakaian dan
berada di tempat umum, di tengah-tengah orang lain yang berpakaian, sambil
memperlihatkan area paling pribadinya pula?
Dari
Abu Mas’ud Uqbah bin Amru Al-Anshari Al-Badri ra berkata, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, ‘Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari
ungkapan kenabian yang pertama adalah, ‘Jika kamu tidak malu, berbuatlah
sekehendakmu.’ (HR. Bukhari Muslim)
Nudis Dekat dengan Berbagai
Keburukan
Sudah
bisa ditebak, ket*lanjangan dekat dengan hal-hal semacam itu: swinger
(berganti-ganti pasangan), poliamor (berkomitmen dengan banyak cinta tapi tanpa
pernikahan), s*ks bebas, p*rnografi, perk*saan, p*dofil, penyebaran PMS, dan
lain-lain. Artinya, itu akan menambah dosa dan kerusakan.
Lagipula,
suka atau tidak, menganggap sama atau tidak, kaum nudis sama saja dengan
ekshibisionis (meski kaum nudis menolaknya) dan p*rno. Sama-sama terlihat
t*lanjang bagi kaum non nudis, dan itu membuat kaum non nudis tidak nyaman.
Tentang Kebaikan dan
Keburukan
Dari
an-Nawwâs bin Sam’ân Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku bertanya kepada
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebajikan dan dosa, maka
beliau menjawab, “Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa yang
membuat bimbang (ragu) hatimu dan engkau tidak suka dilihat (diketahui) oleh
manusia.” [HR. Muslim]
Dan
dari Abu Tsa’labah al-Khusyani, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullâh!
Jelaskan apa saja yang halal dan haram bagiku.” Beliau bersabda, “Kebajikan
ialah apa saja yang apa saja yang menjadikan jiwa tenang dan hati menjadi
tenteram. Dan dosa ialah apa saja yang menjadikan jiwa tidak tenang dan hati
tidak tenteram kendati para pemberi fatwa berfatwa kepadamu.” [HR. Ahmad]
Berpakaian Menyebabkan
Sakit?
Berolahraga tanpa bugil
Sumber: http://maxpixel.freegreatpicture.com/
Apakah
berpakaian menyebabkan sakit karena kurang sinar matahari? Nabi kami umat
Muslim, Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, berpakaian tetapi tidak pernah
sakit. Atau kalau ingin contoh manusia biasa yang bukan nabi, di Indonesia ada
namanya Hj. Rantima. Seorang muslimah dan sehat tanpa harus bugil, bahkan bisa
berumur hingga 206 tahun.
Sumber: IG Wow Fakta
Keterangan gambar:
Greg Binnie, asal Skotlandia, berjemur hanya dengan mengenakan tank top. Leher dan tangannya yang tak tertutupi baju melepuh, mengalami luka bakar serius tingkat 2, saat berjemur tanpa tabir surya. Perhatikan bagaimana area yang tertutupi pakaian (tank top) lebih terlindungi.
Setan Membuat Kaum
Nudis Memandang Baik Apa yang Dilakukannya
Sumber: imgrum.org
Allah
Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." (QS. Al-Hijr: 39)
Ibnu
Katsir berkata dalam tafsir ayat di atas, "Aku jadikan mereka suka dan
gemar kepada maksiat, menguatkan dan membantu mereka dengan
sungguh-sungguh."
Pada
ayat lain disebutkan:
"(Syetan)
menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu." (QS.
Al-Taubah: 37)
"Sebenarnya
orang-orang kafir itu dijadikan (oleh syetan) memandang baik tipu daya mereka
dan dihalanginya dari jalan (yang benar)." (QS. Al-Ra'du: 33)
Berpakaian
itu sopan dan indah serta lebih terlindungi. Mari berpakaian dengan semestinya!
Jangan mau disesatkan oleh setan!
Sumber:
Http://novitaoki.blogspot.com/2012/12/sejarah-manusia-mengenai-pakaian.html
Http://rikzamaulan.blogspot.com/2013/05/malu-adalah-refleksi-keimanan.html
Https://almanhaj.or.id/3407-kebaikan-dan-dosa.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Naturism
Http://news.softpedia.com/news/Why-Ancient-Greeks-Appear-Always-Naked-46178.shtml
Http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2012/04/09/18516/tazyin-jerat-syetan-menjerumuskan-manusia-dalam-kemaksiatan/#sthash.Bnhed6bj.dpbs
Sainstory.wordpress.com
Al Istanbuli, Syaikh
Mahmud mahdi. 2012. Kado Pernikahan. Jakarta: Qisthi Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.