05 Februari 2021

Lagi Taaruf? Jangan Lupa Tanya tentang Ini

Kamu lagi taaruf? 

Tanya tentang apa aja hayooo?

Pasti nggak tanya tentang yang ini.

Asal kawin aja sih.

Ntar berabe lho. Fatal banget kalo kamu nggak tanya soal yang satu ini.

Apakah itu?

Jeng Jeng Jeng ....

Udah ada yang bisa nebak, nggak?

Yup, betul. Masalah s*ks.

Dan bahasan tentang s*ks pun masih kompleks banget. 

Ngomongin s*ks masih tabu alias saru bagi orang Indonesia, walaupun dalam konteks yang tidak p*rno.

Akan lebih sulit lagi kalo kamu penganut pandangan bahwa bertanya/berbicara tentang kekurangan atau masa lalu dianggap membuka aib dan haram.

Kamu harus paham risikonya, misalnya eh ternyata dia LGBT, eh ternyata dia punya kelainan s*ksual, eh ternyata dia BDSM, eh ternyata dia hipers*ks/low s*ks/frigid, eh ternyata dia pernah zina (dan ini banyak efeknya ya), dan lain-lain.

Aku sendiri pernah baca berita artis yang sebel suaminya minta g*tuan tiap hari. Which means mungkin beda tingkat libido.

Dan aku juga sering menemukan/mengetahui, mengamati, atau bahkan berinteraksi sendiri dengan cowok-cowok yang ngomong tentang s*ks.

Tetapi ini mungkin mustahil kalau kamu taarufnya pakai perantara. Itu kan privasi, ya pasti jaim lah. Malu ngomong di depan orang banyak. 

Iya, mungkin dia kelihatan baik dan cocok dari luar tapi dampaknya kamu akan kaget kalau langsung nikah sama dia. 

"Cowok itu ngeres banget mbak." Dan itu adalah pengakuan jujur pertama dan terakhir dari seorang cowok kenalanku sebelum dia akhirnya defensif nggak mau bahas hal itu lagi.

Cowok itu s*ks banget. Di buku-buku, artikel-artikel, video-video, postingan-postingan, bahkan di ceramah-ceramah kalau tentang cowok/suami ya nggak jauh-jauh dari s*ks. 

Jadi, penting banget buat kamu untuk bisa clear segala-galanya untuk masalah yang satu itu.

Aku pernah lho nemu komenan istri yang jijik tiap suaminya ingin melakukan aktivitas s*ksual dengannya, gara-gara suaminya itu suka nonton film p*rno sehingga pengen gaya yang "aneh-aneh", yang mungkin nggak normal gitu.

Ada juga yang cerai gara-gara nggak puas dalam b*rhubungan badan dengan istrinya. Yang intinya, dia berburu "org*sme". Dia nyari istri untuk tujuan tersebut.

Ngowoh ngowoh deh kamu sekarang.

Ya hidup itu pilihan.

Aku akui memang malu, memalukan, dan sangat berisiko tanya atau bahas g*tuan. Tapi, kalo nggak dibahas nggak kalah fatal akibatnya.

Risiko kalo kamu bahas masalah s*ksual antara lain:

1. Cowoknya marah-marah, kasar, menghina, atau meremehkan/merendahkan,

2. Cowoknya menduga kamu bukan cewek baik-baik,

3. Cowoknya menjauh atau defensif,

4. Cowoknya menjadi-jadi/menggila kesenengen bahas g*tuan lalu makin kepo tentang kamu,

5. Cowoknya "ceramah". Hahaha :D

6. Kamu nyambung masuk mimpi/fantasi ngeresnya, dll.


Ya gimana lagi.

Nanya gini memang rawan dan nggak selalu bisa atau nggak selalu mudah nanyanya.

Tapi sebisa mungkin bertanyalah, minimal tentang tinggi atau rendahnya libido dia.

Biar kalian nggak njomplang-njomplang banget dalam aktivitas tersebut.

Aku sering nemu cowok-cowok ngomongnya jelek-jelek lho tentang aktivitas s*ksual istri; yang dibilang kayak gedebog lah, harus agresif kayak p*lacur lah, dll yang nggak enak banget di kuping dan di hati.

Jadi, jangan sampe kamu nikah sama cowok yang ternyata nyari s*ks doang, apalagi kamu sama sekali buta tentang aktivitas/fantasi s*ksnya dia.

Gitu aja deh pesanku.

Kita kan harus mengikhtiarkan sebaik mungkin, nggak boleh pasrah gitu aja.

Iya kalo cewek yang nggak puas, mungkin pura-pura org*sme dan tetap mempertahankan pernikahan, kalo cowok mah nggak yakin banget aku.

Jadi ini PENTING, PENTING, dan PENTING.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.