Hingga kini kita masih berkutat dengan masalah pandemi Covid 19. Kasusnya masih tinggi, bahkan mengkhawatirkan. Si A, Si B, Si C mulai tumbang, tetapi anehnya masih banyak masyarakat yang cuek akan protokol kesehatan, misalnya tentang kepatuhan memakai masker.
Suatu hari aku berbelanja ke toko tetangga, ada Ibu-Ibu yang aslinya pakai masker, tetapi waktu mereka ngerumpi eh maskernya dikluwek (dibuka) bagian mulutnya (nggak dicopot), sambil ngobrol berdekatan.
Pada kesempatan lain aku belanja lagi ke toko yang sama, Ibu-Ibu lain juga melakukan hal yang sama seperti Ibu-Ibu tadi.
Ya gimana ya, namanya juga susah buat ngomong dan bernapas. Padahal, sasaran utama masker adalah kelompok rentan, katakanlah punya gangguan pernapasan, jantung, autoimun, tua, dan orang-orang lemah lain yang aslinya mungkin memang sudah susah bernapas.
Aku sendiri aja nggak kuat maskeran lama-lama, apalagi yang tebal.
Nah, aku itu mikir gini, orang-orang melanggar itu belum tentu karena nggak mau, bisa juga karena nggak mampu, kurang jelas, atau nggak tahu caranya.
Dan apa yang penting bagi masing-masing orang itu berbeda. Ada yang mengutamakan fungsi, estetika, tren, dan lain-lain.
Di saat banyak usaha kolaps, mengapa mereka tidak beralih atau merger untuk memproduksi ini saja, Masker Canggih dan Keren Anti Covid.
Nantinya masker ini harus memenuhi unsur-unsur berikut:
1. Berfungsi melindungi kita dari Covid,
2. Mempunyai ruang/rongga/desain yang memudahkan pernapasan,
3. Memudahkan bicara dan membuat suara terdengar keras (mengeraskan suara agar mudah didengar lawan bicara), termasuk bisa buat nyanyi.
4. Memenuhi unsur estetika.
Entah transparan sehingga make up-nya kelihatan, entah desainnya yang indah sehingga keren untuk kondangan atau di mana saja, dan semacamnya. Fungsi ini terutama pasti dicari banget oleh artis-artis.
5. Long lasting/tahan lama, nggak perlu ribet sering dicuci
Nah, buatlah masker seperti itu biar semoga mengurangi orang-orang yang alasan lipstik nggak kelihatan lah, lipstik nempel di masker lah, nggak bisa bernapas lah, nggak kedengeran suaranya kalau ngobrol lah, nggak cantik/ganteng kalau difoto lah, dan lain-lain.
Hayuk, siapa yang mewujudkan dan memproduksi masker ini? Setidaknya orang-orang yang kaya dan/atau golongan rentan mungkin akan patuh memakainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.