Online dating sebenarnya sama aja ya dengan offline dating. Nggak jauh beda. Kita menghadapi orang yang sama, cuma di belakang layar.
Sebelumnya aku mo nekanin ini kan blogku ya tentu aja versi aku. Aku tuh sering banget ketemu orang yang yaah mungkin menganggap/dianggap sholeh tapi nggak memenuhi standar sholeh versiku. Bagiku ganjil gitu, misalnya tentang integritas, komprehensif, keteladanan, kesantunan, dll.
Bukan rahasia lagi sih, bagiku banyak orang bermain-main dengan dalih atau label agama.
Kamu perlu punya standar yang sangat tinggi di sini dan nggak perlu tolah-toleh dengan standar orang lain. Tanyakan pada dirimu sendiri, "Apa orang yang (beneran) sholeh akan melakukan hal-hal tersebut?"
Itu adalah kompas moral dan kompas agamamu.
Ketika kamu mencantumkan kriteria sholeh atau tampak seperti sholeh, bersiaplah untuk didatangi 2 macam orang sholeh:
1. Orang yang asli sholeh,
2. Orang sholeh palsu,
Begitu pun saat kamu mencari orang dengan kriteria sholeh yang kamu maksud, kamu bisa bertemu dengan 2 macam tadi.
Nah, ada beberapa indikator yang mungkin bisa memudahkanmu untuk memilahnya.
Kamu harus sangat waspada kalau dia memiliki salah satu atau beberapa ciri di bawah ini. Ini warning buatmu.
1. Pamer/memilih foto yang mengindikasikan kesolehan (misal foto haji, foto di masjid, dsb), atau santunan sosial (volunteer, bantuan sosial, donor darah, dsb)
2. Kamu menemukan hal-hal porno dalam akunnya atau orang/akun yang di-follow-nya. Meskipun tidak porno, tapi kalau konteksnya aurat yang terbuka (p*ntat, p*yudara, dsb) kamu perlu cut dia.
Pria yang beneran sholeh akan sangat menjaga matanya, lisannya, tulisannya, dsb.
3. Tidak sinkron antara kata-kata dan perbuatannya (pembohong/berbohong, tidak amanah, curang, menipu, dsb). Atau tidak sinkron antara kata-kata yang satu (baik via verbal atau tulisan) dengan kata-kata yang lain, atau tidak sinkron antara tindakan yang satu dengan tindakan yang lain.
Contoh:
a. Umur yang tertulis pada profil 25 tapi pas chat sama kamu bilangnya 30.
b. Pertama kenalan itu ngaku perjaka, lama-lama kamu tahu kalau dia duda atau bahkan suami orang. Pada titik kamu tahu dia berbohong, kamu harus tinggalin dia. No excuse.
c. Profilnya lebay nulis tentang ibadah, nulis kriteria itu "yang penting akhlaknya", atau nulis cuma "muslim", atau kosong/ga diisi, atau "ga ada kriteria", dan semacamnya, tapi pas kamu ngobrol, bahkan dia belum tahu kamu sholehah apa nggak sudah ditolak duluan.
4. Mudah berkata/bersikap kasar (yang kadang sampai berlebihan banget), terutama saat marah.
5. Menetapkan standar kebaikan/moral yang hanya berlaku untukmu, tidak berlaku untuk dia atau orang lain.
6. Ada postingan-postingan yang bertentangan dengan agama atau norma-norma di masyarakat,
7. Kehidupannya misterius, kamu hanya tahu sedikit tentang dia atau bahkan dia akan marah kalau ditanya.
8. Kamu tidak merasa aman/nyaman di dekatnya
Ada perasaan aneh, was-was, feeling nggak enak, dsb.
9. Lebay nanya tentang sholatmu,
Kamu malah harus hati-hati. Sering-seringnya yang model gini itu scammer, narsis, atau orang tipe controlling/abuser.
10. Nunjuk-nunjukin tentang tahajud dia
Jadi gini ya, okelah dia tahajud tapi nggak untuk kontak kamu malem-malem kan? Ngobrol itu ya di jam normal.
Itu ya 10 indikatornya. Pokoknya kalau kamu nemu 1 aja misalnya, kamu harus cek dia lebih lanjut.
Kamu harus ingat, kenalan itu tentang kamu ingin tahu dia juga, kamu menilai dia pantas jadi suamimu apa nggak, bukan tentang ngebet nikah atau cepet-cepetan nikah.
Di antara parameter yang paling mudah dikenali adalah "trusted" dan "integrity". Dia bohong apa nggak.
Sholeh asli itu tentang integritas, keteladanan, komprehensif, kesinambungan, kesantunan/kelembutan, kehati-hatian, rasa takut pada Allah (takut berbuat dosa), ketaatan/ketundukan pada Allah, dan hal-hal semacam itu. Luar dan dalam dirinya itu akan mencerminkannya dan kita mungkin akan merasa aman/selamat baik dia dekat ataupun jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.