Indozone adalah bacaan yang pas banget bagi generasi milenial dan Z.
Bagi
saya, berselancar di dunia maya itu ibarat berada di luar angkasa dengan sebuah
lubang hitam di dekatnya. Siapapun warganet yang tak memiliki tujuan jelas akan
tersedot oleh lubang hitam itu menuju ke dunia yang “tanpa batas”. Lalu mereka
terperangkap dan melayang-layang di dalamnya. Sebutan tanpa batas ini saya
pilih karena memang sulit bagi kita untuk menemukan batasnya. Di antara
derasnya arus informasi yang ada, pintar-pintarnya kitalah untuk menyeleksi
konten mana yang terbaik dan mendukung tujuan kita.
Yang
jarang disadari oleh warganet, penggunaan teknologi informasi secara berlebihan
seperti ponsel, email, pesan cepat, dan internet bisa menyebabkan bahaya yang
oleh Jeffrey Haas dinamakan infomania. Infomania adalah suatu penyakit
yang dapat menguras otak kita. Jeffrey Haas telah menulis mengenai sebuah penelitian
di Inggris bahwa berlebihan dalam menggunakan teknologi bisa lebih mengganggu
dan membahayakan ketajaman mental seseorang daripada mengisap ganja. Hasil
riset dari Institut Psikiatri di Universitas London menyimpulkan, penggunaan teknologi
secara berlebihan selain dapat menurunkan fokus juga dapat menurunkan IQ sebesar
10 tingkat karenanya.
Selain
itu, warganet hendaknya mengetahui pula efek multitasking bagi otak. Ketika kita
membuka banyak tab/jendela internet secara bersamaan sejatinya kita telah
melakukan multitasking. Padahal, multitasking itu sendiri tidak baik karena
dapat menyebabkan inefisiensi dan stres, sirkuit pendek proses memori,
pseudo-ADD, sulit berfokus pada masa kini, pikiran mudah dikacaukan, serta rusaknya
memori jangka pendek.
Nah,
di sini, tidak hanya lamanya berinternet yang harus kita cermati, melainkan
juga tekniknya. Setelah kejelasan tujuan, kemampuan warganet untuk fokus sangat
dibutuhkan. Meskipun tampak sederhana, tak semua orang sanggup melakukannya.
Misalnya ketika kita mencari artikel tentang X lalu sepintas melihat artikel
lain yang menarik, maka kita akan tergerak untuk membuka artikel baru tadi. Lalu
perhatian kita pun terpecah; sehingga waktu, tenaga, dan uang yang dibutuhkan juga
semakin bertambah.
Tak
bisa dimungkiri, orang berinternet dengan tujuan bermacam-macam. Sebagian
warganet bertujuan mencari informasi, sedangkan sebagian lainnya ingin menambah
pengetahuan atau mencari hiburan. Hal itu boleh-boleh saja dan tidak harus sama
dari waktu ke waktu. Seperti saya misalnya, saya bisa mengunjungi situs
tertentu pada satu waktu untuk mencari informasi, lalu beralih ke situs hiburan
beberapa saat kemudian.
Suatu
hari saya menemukan sebuah situs yang menarik, INDOZONE namanya. Begitu
melihat-lihat isinya saya pun takjub, semuanya ada di sini. Mau bacaan yang
menarik, penting, terkini, hangat (hot), unik, sampai yang menghibur ada di
Indozone ini. Dari artikel nasional sampai yang internasional juga ada di sini.
Rasanya sangat hemat energi tidak perlu pindah ke situs lain berkali-kali,
browsing lagi dan lagi. Apalagi Indozone juga dilengkapi dengan infografik dan
videografik, cocok sekali bagi mereka yang kurang suka membaca atau membutuhkan
waktu lebih cepat untuk mengakses informasi.
Tadinya,
saya tidak tahu kalau Indozone menyasar generasi milenial (gen Y) dan generasi
Z. Kebetulan saya sendiri termasuk generasi milenial dan suka dengan website
ini. Artikel-artikel di Indozone ini menurut saya sesuai bagi pria maupun
wanita pada generasi milenial maupun Z tadi. Untuk pria, Indozone menyediakan
bahasan mengenai game, teknologi (tech), sepakbola (soccer), otomotif, dan
olahraga (sport); sedangkan untuk para wanita mereka memanjakannya dengan artikel
tentang makanan (food), kecantikan (beauty), kehidupan (life), kesehatan
(health), dan film (movie). Nah, kalau saya sendiri, saya lebih suka topik
tentang fakta dan mitos, FYI, #kamuharustau, insight, life, health, news, dan
popular. Terutama fakta dan mitos, topik ini bisa memuaskan rasa penasaran
saya, serta FYI yang isinya unik dan didesain agar enak dibaca.
Yah,
seperti itu. Itulah mengapa tak mengherankan jika Indozone menyebut dirinya
sebagai “The Most Engaging Media For Millenials and Gen-Z”. Saya akui website
ini baik dalam menggabungkan karakter dari generasi milenial dan Z yang berbeda
tadi ke dalam suatu sajian yang disukai keduanya. Terbukti hanya dalam waktu 5
tahun, sejak ia pertama kali hadir di internet 18 September 2014 melalui
instagram, jumlah penggemarnya kini sudah luar biasa. Sebagai gambarannya kita
bisa melihat follower media sosialnya. Jumlah follower instagram Indozone kini
sudah mencapai 3,7 juta, follower facebook 2,1 juta, sedangkan jumlah follower
twitternya sudah menembus 1,8 juta. Bahkan, di dalam 2017-2018 Best Nine Indozone
berhasil meraih peringkat pertama Indonesia Instagram Account.
Keren,
bukan? Bagi kalian yang belum tahu website ini, coba diintip dulu di sini: www.indozone.id, pasti akan jatuh cinta.
Terakhir,
saya ingatkan lagi, kita memang sudah menemukan website yang baik dan variatif
kontennya. Sudah hemat energi dengan tidak harus mencari kesana kemari,
browsing lagi dan lagi. Namun, untuk menghindari bahaya buruk infomania dan
multitasking, membukanya tetap satu-satu ya, jangan beberapa tab/jendela
sekaligus. Selain itu, jangan lupa pula untuk bijak dalam menggunakan waktu.
Cermatlah dalam memilih konten yang hendak dibaca. Prioritaskan konten yang
mendukung tujuan kita.
Nyari bacaan yang tepat?
Indozone aja.
Bacaan paling tepat tuh.