Penulis (gambar pribadi)
Penulis sebagai pengusaha
Beberapa waktu lalu saya baru menyadari bahwa
penulis seperti saya termasuk ke dalam kelompok pengusaha. Tadinya saya lebih
suka menyebut diri sebagai penulis independen. Saya tidak setuju dikatakan part
time karena ini bukan pekerjaan sambilan, tetapi juga tidak full time seperti
kantoran. Apalagi jika dikatakan pengangguran hanya karena saya tidak bekerja
berjam-jam berturut-turut dalam waktu yang tetap di luar rumah, meskipun ada
juga yang menggolongkannya demikian. Jadi, saya mendefinisikan sendiri
pekerjaan saya sebagai penulis independen. Dan ternyata bisa masuk juga ke
dalam kelompok pengusaha.
Tiga jualan utama seorang penulis
Jika Anda memiliki keahlian menulis, terdapat
beberapa cabang pekerjaan yang bisa dipilih. Namun, secara garis besar seorang
penulis memiliki 3 jualan utama, yaitu:
1.
Menjual
buku atau tulisan,
2.
Menjual
jasa/pelatihan, dan
3.
Menjual/menyewakan
ruangan pada website atau blognya.
Pentingnya website bagi penulis
Media sosial
Sumber: Maxmanroe.com
Bila Anda memilih bekerja sebagai pengusaha,
keberadaan website dapat membantu. Ia ibarat rumah maya kita, tempat
orang-orang meneropong rumah atau kantor kita dari jauh.
Kehadiran website tidak bisa dipandang remeh. Ia bisa
menciptakan kesan awal yang nantinya dapat mempengaruhi klien/customer untuk
membeli barang dan jasa kita atau tidak.
Di dalam kehidupan nyata (offline) rumah termasuk
ke dalam salah satu kebutuhan primer. Dalam dunia maya, websitelah yang
menggantikan perannya. Mereka yang memiliki website dan kantor nyata untuk
usahanya lebih dipercaya daripada yang memiliki kantor saja. Jika kita memiliki
website, orang akan tahu oh di situ kantor kita, lalu mereka akan mudah
menemukan kita.
Bisa saja sih kita berjualan atau melakukan promosi
di medsos seperti Facebook, Twitter, atau Instagram, tetapi akan tampak kurang
profesional. Sesuai namanya, medsos adalah media sosial, bukan media bisnis
utama.
Sementara itu, jika kita memilih berjualan di
tempat-tempat bisnis bersama seperti e-commerce atau website kumpulan penjual
jasa, kita akan bersaing dengan penjual barang atau jasa lainnya. Persaingan
menjadi semakin sulit, di samping juga membuat pengunjung mudah terdistraksi
(terganggu/teralihkan fokus perhatiannya). Dari yang tadinya mau membeli pada
kita, jadi membeli pada orang lain. Dari yang tadinya mau membeli produk atau
jasa kita, akhirnya membeli produk atau jasa lain.
Miliki website pribadi
Website
Sumber: telegraph.co.uk
Adanya website pribadi membuat perhatian pengunjung
lebih terfokus pada kita. Saat kita mengoptimalkannya, maka khusus website kita
sendiri yang akan melesat, bukan website kumpulan penjual barang atau jasa.
Di situ kita bisa mengoptimalkan segalanya,
misalnya dengan cara branding diri agar lebih dekat dengan pembaca,
mempercantik desain dan tampilan, meningkatkan ranking di mesin pencari (SEO),
atau lainnya.
Selain itu, jika mau, website ini juga bisa
mencakup tiga jualan utama penulis sekaligus, terutama menjual buku/tulisan dan
jasa/pelatihan. Para penulis sukses luar negeri pun melakukan strategi
ini. Mereka mengintegrasikan semua media sosialnya dengan email, Youtube,
podcast, dan website pribadinya. Apapun media penyerta yang mereka miliki,
mereka pasti memiliki website pribadi.
Karena seperti yang saya katakan tadi, website
pribadi itu ibarat rumah kita. Isinya, tulisannya, cara menulisnya, penataan
dan desainnya, kecepatan akses (loading), dan segala yang terkait
dengannya akan mencerminkan segala hal tentang kita: apakah kita profesional,
apakah kita rapi, apakah kita terencana, apa keahlian atau minat kita, dan
sebagainya. Orang akan menilai kita dari sana, sebelum memutuskan untuk membeli
produk atau jasa kita atau mengadakan kerjasama.
Keuntungan lain yang bisa diperoleh adalah website
pribadi memungkinkan kita menjual hasil karya sendiri tanpa harus kehilangan
persentase besar karena distributor. Intinya, website pribadi dapat memotong
jalur distribusi. Ia membuat kehadiran penerbit atau distributor hanya menjadi sebuah
opsi.
Lebih baik menggunakan website berbayar
Bila memungkinkan, gunakanlah website yang
berbayar. Website yang seperti ini akan memberikan keuntungan lebih bagi
penulis. Fitur-fitur yang tersedia di dalamnya memudahkan kita menggunakannya
untuk mendukung penjualan barang/jasa kita. Kita tidak perlu ahli dalam membuat
website atau template sendiri, tinggal memakainya saja. Termasuk untuk
menambahkan karya seni (produk) baru dan mengintegrasikannya ke berbagai media
sosial.
Tulisan dan buku kita adalah bagian dari seni, dan
menjual seni itu berbeda dengan menjual produk lain. Ia membutuhkan seni
tersendiri. Sebagai seorang seniman, tampilan website kita juga dituntut untuk nyeni.
Templatenya harus sesuai, kemudian karena kita penulis maka tulisan kita pada
website tersebut juga harus mencerminkan tentang kemahiran menulis. Pasanglah
gambar terbaik terkait dengan buku, tulisan, atau jasa kita di sana lalu tambahkan
deskripsi yang menarik padanya. Kemudian, jangan lupa untuk membubuhkan harga
yang sepantasnya.
Nah, karena ini merupakan jualan, kita membutuhkan
fitur pemesanan, pembayaran, dan pengiriman juga pada website. Kemudahan di
dalam pembayaran dan pengiriman merupakan faktor yang tidak bisa dianggap remeh.
Seperti pengalaman saya pribadi, jika opsi pembayarannya hanya melalui kartu
kredit maka saya akan batal berbelanja/bertransaksi.
Terakhir, pilihlah tempat penyedia hosting dan domain yang tepat. Sembari menjual produk atau jasa kita melalui offline, kita bisa mendukung penjualannya melalui online dengan adanya website tersebut.
Terakhir, pilihlah tempat penyedia hosting dan domain yang tepat. Sembari menjual produk atau jasa kita melalui offline, kita bisa mendukung penjualannya melalui online dengan adanya website tersebut.