Sholat
Di dalam buku “Kuasai Lebih Cepat” karya Colin Rose disebutkan,
manusia paling banyak mengingat di bagian awal dan akhir suatu sesi. Di situ
disebutkan pula bahwa belajar akan lebih efektif jika dilakukan dengan periode
yang teratur, pendek-pendek, masing-masing sekitar 30 menit.
Di berbagai kursus dan pelatihan, saya juga mendapati para gurunya
menyarankan untuk mempelajari bidang kursus/pelatihan tersebut selama 30 menit,
45 menit, atau 1 jam per hari.
Sedangkan di dalam buku yang lain, penulisnya mengatakan, dia
bekerja selama 90 menit, lalu mengambil jeda, baru kemudian beraktivitas lagi. Menurut
dia, cara itu baik untuk produktivitas.
Dari berbagai contoh di atas, untuk durasi kerja, sepertinya yang
90 menit lalu jeda lebih memungkinkan untuk diterapkan daripada 30 menit, 45
menit, atau 1 jam.
Kemudian muncullah suatu pemikiran di otak saya. Itu menguntungkan
sekali bagi umat muslim, karena di sela-sela kegiatan mereka terdapat sholat
Dhuha, Dhuhur, Asar, Maghrib, dan Isya, lalu otak istirahat penuh melalui tidur
malam. Padahal, sebelum sholat diawali dengan berwudhu. Wudhu mempunyai
berbagai manfaat untuk jasmani, rohani, maupun spiritual. Lebih lengkapnya
mungkin suatu saat akan saya bahas tersendiri. Sedangkan di dalam sholat juga
terdapat posisi sujud. Ada suatu bagian pada otak yang hanya bisa dialiri darah
ketika manusia sujud. Jadi, sangat bermanfaat untuk produktivitas.
Lebih jauh, di dalam buku lain, saya juga menemukan. Katanya, di
saat manusia lelah itu hanya bagian tertentu yang lelah. Misalkan aktivitas
saya banyak menggunakan bagian otak yang bernama A, maka A itulah yang lelah. Sel-sel
lainnya tidak. Oleh karena itu, saya membuat kesimpulan pribadi, untuk lebih
meningkatkan produktivitas, lakukanlah lintas kegiatan atau lintas bagian otak.
Lintas kegiatan maksudnya begini, ada kegiatan yang lebih banyak
menggunakan tangan, ada yang lebih banyak menggunakan otak, ada yang lebih
banyak menggunakan mata, ada yang lebih banyak menggunakan telinga, ada yang
lebih banyak menggunakan mulut, dan sebagainya. Untuk yang lintas kegiatan,
saya sudah pernah praktek, dan sepertinya hasilnya positif. Sedangkan yang
lintas bagian otak saya belum pernah mencoba.
Hal lain yang mendasari saya adalah cerita dari buku lainnya lagi. Penulisnya
menceritakan bahwa bila berlatih lari untuk maraton terus-menerus, otot kaki
bisa cedera. Untuk menghindari musibah tersebut sekaligus untuk menghemat waktu
dan tenaga, cara yang lebih baik adalah tidak melulu lari, tetapi diselingi
dengan renang dan bersepeda. Dan itu berhasil bagi dia.
Jadi, untuk meningkatkan produktivitas, buatlah jeda, di antaranya
dengan melakukan sholat bagi muslim. Selain itu, lakukan lintas kegiatan/lintas
bagian otak. Jangan melakukan 1 kegiatan yang sama non stop selama berjam-jam.
#teoriku
#pemikiranku
#dugaanku
Sumber gambar: Pixabay
Sumber gambar: Pixabay