31 Mei 2015

Merencanakan Masa Depan

Pernikahan (wedding) yang indah merupakan harapan semua orang. Banyak orang yang menginginkan peristiwa sakral ini menjadi momen yang tak terlupakan di dalam hidupnya. Setidaknya sekali seumur hidup mereka ingin menjadi ratu atau raja sehari. Itulah sebabnya banyak orang membuat pernikahannya dengan konsepnya sendiri-sendiri. Mereka merancang acara itu dengan kreativitas, imajinasi, dan sesuai dengan paham-paham yang diyakini. Bagaimanapun juga pernikahan menjadi pintu kebahagiaan bagi mereka dalam menempuh hidup barunya, meski tidak bisa menjamin rumah tangga mereka bahagia nantinya. Ya, siapa sih yang tidak ingin berbahagia? Rumah tangga bahagia memang belum pasti, tetapi bagi pasangan yang serius pernikahan bahagia itu sudah hampir pasti. Oleh karena itu mereka memilih untuk menikmati apa yang sudah tampak di depan mata dibanding mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi dan masih jauh. Itu adalah hak dan keputusan hidup masing-masing.




Berbicara tentang konsep pernikahan impian, saya juga memilikinya. Yang pertama tentu saja menikah dengan calon idaman saya. Sebelum pernikahan kami akan mengadakan pengajian di rumah dengan pembacaan doa untuk mempelai dan permohonan maaf atas dosa-dosa keduanya. Pengajiannya sebaiknya hari Kamis malam (sudah masuk hari Jumat) agar leih mudah diijabah doanya. Saya pribadi mungkin akan membagi pernikahan ke dalam 2 hari, 1 hari untuk lamaran dan akad nikah dan satu hari yang lain untuk walimah/pestanya. Atau bisa juga 1 hari untuk lamaran dan 1 hari untuk akad nikah dan walimah. Menurut saya cara demikian bisa lebih menghemat energi dan biaya. Jadi jam 8 pagi kami akan melangsungkan akad nikah disambung dengan sekitar jam 10 walimahnya, dan berakhir sekitar jam 12 siang. Pada intinya saya ingin agar pernikahan itu tidak mengganggu sholat semua orang dan waktu untuk sholat masih sangat fleksibel. Pernikahannya bisa hari Jumat pagi, seandainya tidak mengganggu pekerjaan atau lainnya.


Di dalam suatu pernikahan ada yang namanya mahar dan terkadang cincin nikah / cincin kawin. Cincin pernikahan (wedding ring) ini biasanya bentuknya sama (kembar) bagi pasangan itu. Untuk urusan cincin mungkin pasangan saya bisa melihat-lihat referensi di www.orori.com. Di sana banyak sekali contoh cincin, baik cincin tunangan, cincin nikah, atau lainnya. Di bawah ini adalah salah satu contohnya:


Cincin nikah Orori 
Sumber 


Sementara cincinnya bisa dibeli di Orori, maharnya bisa disesuaikan dengan kemampuan calon. Akan tetapi ada mahar tambahan yang saya inginkan di sini yang berupa hafalan surat Ar Rahman dan artinya. Jika dirasa berat maka bisa diganti membaca surat Ar Rahman dan artinya. Jadi ketika awal ijab qabul didahului dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan terjemahannya oleh mempelai pria disambung dengan maharnya berupa mahar tertentu ditambah dengan hafalan/bacaan surat Ar Rahman dan artinya tadi. Surat tersebut mempunyai arti besar bagi saya, agar harapannya kami nanti tidak mendustakan nikmat Allah, tidak mendustakan kebaikan pasangan kami (mensyukuri kebaikannya). Selain itu, tentu saja ada arti yang lain yang privasi bagi diri saya.


Saya pernah mendengar bahwa ada akad nikah seseorang di mana calon mempelai putri disembunyikan terlebih dahulu. Baru setelah ijab qabul selesai dan dinyatakan sah kedua mempelai dipertemukan. Saya juga menginginkan yang demikian.

Biaya yang berhubungan dengan pernikahan biasanya sangat besar, untuk menghematnya saya bisa memilih paket pernikahan (banyak hal sudah tercakup di dalamnya), menyewa baju pernikahan, dan menggunakan barang-barang yang murah tetapi berkualitas. Untuk harinya saya memilih hari yang tidak populer saja agar biaya bisa diminimalisir. Tetapi kalau bicara tentang konsep pernikahan impian atau tentang selera pribadi mengenai sesuatu yang saya sukai / saya anggap indah maka kurang lebih hasilnya seperti ini. Dimulai dengan pakaian pengantin. Saya ingin mengenakan pakaian model Eropa yang mengembang di bagian bawah. Pakaian yang membuat saya tampak seperti putri dan menjadi yang tercantik di acara. Pakaian itu harus sudah satu set dengan kerudungnya agar tidak repot mencari kerudung yang sesuai. Sebenarnya saya lebih suka warna yang cerah, ukuran yang pas (tidak terlalu rapat atau longgar), lebih dari 1 warna, dan terdapat beberapa aksen di bagian dada. Hal ini untuk memberi kesan lebih gemuk pada tubuh.


Ini adalah contoh pakaian pengantin yang mendekati selera saya:




Gaun pengantin muslimah


Acara pernikahan bisa diselenggarakan di rumah, hotel, atau tempat lain. Saya lebih suka mengundang hanya orang dekat, selain untuk keakraban, tamu yang sedikit juga Insyaa Allah bisa mendapat tempat duduk semua saat makan dan minum. Tak hanya itu, harapannya acaranya juga cepat selesai sehingga tidak mengganggu sholat. Manfaat lainnya adalah hemat energi dan biaya. Prosesi pernikahan yang sangat lama sungguh melelahkan.


Di pintu masuk acara saya ingin ada gerbang seperti ini, namun warna bunganya disesuaikan dengan warna pakaian pengantin :




Gerbang pernikahan 


Untuk dekorasi pelaminannya seperti ini, namun bisa dalam bentuk yang lebih sederhana jika diselenggarakan di rumah dan untuk pesta dengan tamu sedikit. Kalau bisa, saya ingin tempat duduk orang tua mempelai jaraknya lebih dekat dengan kursi mempelai :




Dekorasi pelaminan 


Pada acara walimah akan disertai dengan ceramah agama. Jika terdapat lagu, maka saya akan memilih lagu tertentu misalnya lagu Sepanjang Hidup milik Maher Zein. Lagu itu membuat saya terharu dan seperti mengisahkan tentang cinta yang begitu dalam dari suami kepada istrinya.


Mengenai undangan saya memilih undangan yang murah tetapi berkualitas, mengingat undangan itu biasanya berakhir di tempat sampah. Sedangkan suvenirnya dipilih yang kecil saja, yang murah, bagus, dan memiliki kegunaan praktis. Mungkin berupa gantungan kunci.


Masalah dokumentasi, jika ada kenalan yang ahli membuat foto dan video dan harganya murah, kenapa tidak? Gunakan saja jasa mereka. Sedangkan untuk masalah catering saya sih inginnya es krim, minuman, saladnya, atau masakan tradisionalnya diperbanyak, karena itu biasanya yang laris. Menunya juga inginnya berbeda, karena hampir setiap ke acara pernikahan menunya itu-itu saja, bosan. Kalau bisa ditambah pula dengan makanan-makanan yang aman untuk penderita darah tinggi, kencing manis, atau kolesterol. Penyakit-penyakit tersebut sering menghinggapi orang-orang kaya. Maksudnya agar bisa sama-sama makan. Selain itu, camilannya akan ditambah jumlah dan variasinya.


Oh ya, saya inginnya pernikahan yang Islami. Tidak pakai cukur alis, kerik rambut, puasa mutih sebelum nikah, perhitungan tanggal atau hari baik, atau mistis-mistis lainnya. Acara-acara yang berbau tradisi juga ingin saya hilangkan. Jadi tidak memakai tradisi saya atau mempelai pria. Kurang lebih seperti itulah konsep pernikahan impian saya. Bagaimana dengan Anda?


Tulisan ini diikutkan dalam Orori Blog Competition