Sumber gambar: http://ratih43niezz.blogspot.com/2012/06/poster-tbc.html
Mahalnya
harga obat seringkali memberikan kesulitan tersendiri bagi penderita penyakit
yang kurang mampu, termasuk harga obat untuk penyakit TB (Tuberkulosis).
Tadinya harga obat TB memang mahal, tetapi sekarang sudah digratiskan oleh
pemerintah. Selain obat TB yang gratis, pemeriksaan awal dugaan TB juga gratis
di puskesmas, sedangkan di rumah sakit pemerintah hanya perlu membayar biaya
pendaftaran. Pemerintah telah menyadari bahwa mayoritas penderita TB berasal
dari golongan yang kurang mampu, apalagi pengobatan penyakit ini membutuhkan
kedisiplinan dalam meminum obat selama 6 bulan. Sayangnya, masih banyak
penderita yang belum mengetahui bahwa obat TB itu bisa diperoleh secara gratis
di puskesmas, rumah sakit, BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru), serta
klinik dan dokter praktek swasta yang sudah bekerja sama dengan program ini. Tidak
tanggung-tanggung, gratis sampai sembuh.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa ada 2 kondisi terkait TB yaitu infeksi TB laten dan penyakit TBC. Orang dengan infeksi TB laten mengandung kuman TB yang tidak aktif, sehingga dia tidak sakit dan tidak menyebarkan bakteri TB kepada orang lain. Namun jika kumannya sudah aktif dan berkembangbiak, maka orang ini menjadi penderita TBC (mengalami gejala TBC dan bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain). Bakteri Mycobacterium
tuberculosis pada infeksi TB laten biasanya dilawan dengan isoniazid (INH), rifampin (RIF), dan rifapentin (RPT); sedangkan penderita penyakit TBC diobati dengan isoniazid, rifampin (RIF), etambutol (EMB), dan pirazinamid (PZA).
Sumber gambar: http://pramareola14.wordpress.com/2010/02/15/tuberculosis-tbc-interaksi-agent-host-lingkungan-terhadap-perjalanan-alamiah-tahapan-pencegahannya/
Terlambatnya deteksi dini TB serta ketidak-patuhan penderita dalam minum obat bisa membuat kuman kebal (resisten), sehingga tak
mempan lagi dengan obat tersebut. Mycobacterium
tuberculosis menjadi kebal terhadap obat dan dikenal dengan sebutan Multi
Drug Resistance (MDR). Jika sudah begini, obat yang dibutuhkan menjadi
bertambah, begitu pula dengan waktu penyembuhan. Kalau penderita TB biasa hanya
membutuhkan waktu 6 bulan berobat rutin, TB MDR membutuhkan waktu 2 tahun. Belum
lagi efek samping obat yang juga semakin kuat, benar-benar dibutuhkan kesabaran
dalam menjalani pengobatan ini.
Ada
banyak hal yang menyebabkan pengobatan TB biasa ini menjadi tidak tuntas, di
antaranya adalah:
· Penderita
merasa kondisi tubuhnya lebih baik, berat badan sudah naik, dan sebagainya.
· Malas/jenuh
minum obat
· Malas
berobat ke tempat pelayanan kesehatan.
· Banyaknya
efek samping pengobatan
· Tidak
ada waktu untuk berobat
· Mitos
bahwa TB adalah penyakit kutukan
· Tidak
adanya dukungan dari keluarga.
· Rasa
malu terhadap masyarakat
· Tidak
ada biaya untuk berobat, dan lain-lain.
Memang,
masih banyak penderita yang belum menyadari bahwa dengan tidak berobat secara teratur/disiplin
membuat kuman semakin kebal, obat semakin banyak, efek samping semakin banyak, kesembuhan
semakin lama, diri sendiri dan banyak pihak menderita (susah/repot), orang-orang
terdekat bisa tertular, dan sebagainya.
Meski
obat TB digratiskan terkadang penderita masih harus mengeluarkan biaya lain,
misalnya biaya transportasi dan biaya untuk bisa menyediakan makanan bergizi
seimbang secara teratur. Tetapi dengan obat gratis ini pengeluaran bisa
ditekan. Dengan demikian diharapkan penderita TB semakin sadar untuk berobat,
kemudian kedisiplinan itu memunculkan rasa optimis untuk sembuh. Dan harapan
yang paling utama adalah angka penderita TB bisa menurun. TB ini penyakit berbahaya
lho, jika tidak ditangani secara cepat dan tepat maka bisa berakibat kematian.
TB
masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Dengan perkiraan 460.000
pasien yang didiagnosis dengan TB pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan
keempat di dunia untuk beban TB. Oleh karena itu, mari bersama-sama berantas TB
di Indonesia!
Sumber:
Http://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/default.htm
Http://www.tbdayindonesia.org/tentang-tb.html
Http://www.tbindonesia.or.id/2014/04/16/the-thinker-tackling-tuberculosis/
Http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2145
Http://www.sapa.or.id/b1/99-k2/1358-19-persen-masyarakat-saja-yang-tahu-pengobatan-tb-gratis
Good Luck ya mak lombanya :) oya itu bannernya meleber kesamping mak :)
BalasHapusThank you mak udah mampir :)
HapusIya mak, nggak ahli soalnya. Ukurannya memang segitu mak, mungkin memang template-nya yang nggak cocok ya?
Atau sebaiknya dimasukkan ke postingan aja?
ga papa Mak, ada biaya transport, yg penting obatnya gratis dan bisa sembuh kan ya... :)
BalasHapusBener mak, lumayan udah banyak yang gratis. Memang harapannya biar penderita mau berobat dan sembuh.
HapusMakasih mak sudah mampir :)
Semoga obat TB gratis bisa membuat semua pasien TB bisa sembuh semua ya, Mak....
BalasHapusAamiin. Semoga mak Nia. Makasih mak sudah mampir :)
BalasHapus