12 Februari 2021

Ujilah Setiap Keyakinanmu terhadap Apa pun, Jangan Biarkan Orang Mendefinisikan Kamu Seenaknya

Tahukah kamu jika golongan darah bisa berubah?
Ya, peristiwa yang sepertinya langka itu pernah terjadi pada seorang wanita resipien (penerima donor darah) setelah proses transfusi darah yang dijalaninya.

Tahukah pula kamu kalau secara alami warna mata seseorang bisa berubah? Benar-benar berubah dan bukan karena lensa kontak. Ini pernah terjadi pada seorang wanita muda bule setelah mengubah pola makannya (seingatku) menjadi raw food. Matanya berubah dari yang tadinya gelap menjadi biru transparan, sampai kita itu seperti bisa melihat ke dalam matanya. 

Serupa dengan itu, ada banyak keyakinan kita yang perlu diuji setiap waktu.
Dulu aku termasuk suka mengikuti tentang MBTI (tes psikologi). Setelah kurenungkan, mungkin keadaanku saat itu seperti itu (hasil tes saat itu), tetapi tidak fix, kalau aku sudah berubah aku bisa masuk ke dalam kelompok hasil tes lainnya.
Ini juga mungkin berlaku pada tes-tes lain seperti ekstrovert-introvert, sifat berdasarkan golongan darah, dll. Mungkin lho yaa.

Ada juga orang yang mungkin meyakini, "Keluargaku semua mati sekitar umur segitu dan mati karena penyakit itu," jadi dia sudah takut duluan mati di umur yang sama karena penyakit tersebut. Padahal, tidak harus begitu. Kita punya kontrol untuk membuat perubahan (perbaikan).

Lalu bagaimana dengan yang satu ini. Menurutmu, berapa waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk berubah? Ada yang mengatakan 21 hari, ada yang 30 hari, 90 hari, dan amazing ada yang menyebutkan bisa berubah saat itu juga lho. 
Dari perubahan-perubahan tersebut mereka menawarkan berbagai cara, tetapi lagi-lagi ada yang mengatakan orang bisa berubah gitu aja, tanpa mikir atau ribet. Otomatis gitu.

Ada seorang pecandu narkoba jenis opium bisa pulih dari kecanduannya hanya dalam waktu sebulan. Sudah bersih sempurna. Padahal, biasanya orang meyakini pecandu narkoba itu pulihnya bertahun-tahun, bahkan kambuh-kambuhan.

Dalam dunia medis, banyak juga kisah pasien divonis mati dalam jangka waktu tertentu eh ternyata malah bisa hidup hingga bertahun-tahun kemudian, bahkan sembuh total.

Kalau yang logis/ilmiah saja ternyata bisa salah, apalagi zodiak, shio, weton, tarot, ramalan dukun, dan semacamnya. Apa ya? Kamu itu pemimpin, kamu pengendali hidupmu, bukan kamu yang dikendalikan oleh orang lain atau ramalan-ramalan, pergerakan sesuatu, atau semacamnya. 

Para bule suka berbantah-bantahan secara vulgar dalam judul bukunya.

Quote-quote pun tetap perlu kita uji/cek kebenarannya. Apalagi cuma status atau caption.

Anggap saja semua itu pendapat, asumsi, hipotesis, atau semacamnya. 

Aku bahkan meragukan pernyataan yang menyebutkan bahwa kebutuhan pria dan wanita itu berbeda. Pada buku-buku perbedaan gender, relationship, atau semacamnya, itu sering disebutkan kalau pria ingin dihormati sedangkan wanita ingin dihargai. Ya keduanya butuh lah kedua hal itu.

Atau dengan pemikiranku yang lain. Kalau kamu masuk ke dalam suatu diagnosa mental disorder (gangguan mental), kemungkinan kamu akan "kecokot" alias masuk juga ke dalam beberapa diagnosa lainnya karena begitu miripnya.
Dan mirisnya lagi, menurutku, orang-orang yang cenderung terdeteksi ke dalam tes-tes an psikologi itu terutama mungkin adalah korban abuse atau orang yang relatif berbahaya/berakibat buruk untuk dirinya sendiri saja. Abuser-nya sendiri atau orang-orang yang berpotensi melakukan kekerasan terhadap orang lain seringkali lolos dengan hasil normal alias tidak terdeteksi.

Ya intinya setiap waktu kita itu berproses menguji kebenaran info-info yang telah kita akses sebelumnya lalu melakukan perubahan dari waktu ke waktu. 

Hati-hati, karena begitu kita menganggap sesuatu sebagai identitas dan sudah melekat pada diri kita, kita menjadi fixed mindset, bukan growth mindset. Merasa stuck atau mentok, tidak mau berubah, dan tidak mau dipengaruhi sedikit pun. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.