22 Januari 2016

Sinergi Indah Tiga Bersaudara



Benci hanyalah sebuah perasaan, dan sebagaimana perasaan yang lain perasaan ini pun bisa saja tidak untuk selamanya. Orang-orang zaman dahulu sering mengingatkan, “Jangan terlalu benci, nanti jadi cinta!” Dan memang demikian adanya. Setidaknya, hal itulah yang terjadi pada kakakku.
Sejak di bangku sekolah dia sangat membenci buku, apalagi yang namanya perpustakaan, paling anti atau bisa juga dibilang alergi. Dia sering bercerita tentang buku dan masa lalunya itu dengan penuh kebencian, mungkin bisa juga dikatakan “muak”. Kalaupun ke perpustakaan paling-paling kerjaannya hanya nonton TV, ngobrol, atau sekadar duduk-duduk.
Setelah lulus sekolah alergi bukunya tidak hilang, bahkan mungkin semakin menjadi setelah dia mengenal adanya beberapa tipe kecerdasan berikut gaya belajar mereka masing-masing. Dia meyakini bahwa dirinya bertipe auditori sehingga lebih suka belajar melalui audio atau audiovisual.
Meski dibesarkan dengan cara yang serupa denganku aku tidak mengerti mengapa kakak berubah. Dulu Bapak sering membelikan kami buku-buku dongeng nusantara. Kami memilih sendiri buku tersebut di toko lalu membacanya dengan riang gembira. Walau sebenarnya tak ada yang salah dengan tipe auditori kakak, namun mendapatinya kini berubah itu cukup mengherankan.



 Ini adalah sebagian dari buku yang kumiliki


Beda kakak beda pula aku. Aku sangat menyukai buku dan bacaan apapun, hampir semua jenis. Tidak heran dong kalau bukuku banyak. Nah suatu hari aku menawari kakak beberapa buku yang mungkin sesuai dengannya. Ada buku agama, bahasa asing, komunikasi, ekonomi, dan sebagainya. Kupilihkan yang sekiranya cocok/dibutuhkan untuk kondisinya saat itu. Aku lupa tepatnya buku jenis apa yang pertama kali kupinjamkan/kutawarkan, dan ternyata dia suka. Setelah dia menuntaskan bukunya kutawarkan lagi buku yang lain, terkadang dia suka namun terkadang pula tidak, dan begitu seterusnya. Akhirnya, seiring dengan waktu sekarang dia sendiri yang suka meminjam buku padaku dan adik. Kadang-kadang malah request minta dipilihkan buku dengan jenis tertentu.
 

Ini salah satu bukuku yang kupinjamkan pada kakak dan disukainya


Kakakku sangat rajin, meski membacanya suka melompat-lompat (tidak urut, dimulai dari bagian yang paling membuatnya penasaran) tapi jika belajar sesuatu dia berusaha keras untuk paham. Berbeda denganku yang membacanya cenderung urut dan enggan mengulangnya lagi, dia tidak keberatan mengulang membacanya sampai benar-benar paham.
Kalau kakak biasanya meminjam buku bahasa asing, agama, kesehatan, komunikasi, dan sebagainya dariku maka darinya aku juga bisa meminjam buku bahasa asing. Hobinya mempelajari bahasa asing sehingga dia meminjamiku buku-buku tentang itu. Buku-buku bahasa asing miliknya sangat mudah dipahami, lebih enak dipelajari daripada punyaku. Dari sini akhirnya kami saling belajar.
Selain kakak aku punya saudara satu lagi yaitu adik. Adikku tidak terlalu suka membaca. Entahlah apakah itu disebabkan karena dia berjenis kelamin laki-laki atau tidak. Kecintaannya terhadap buku itu bermula dari ketika dia mengikuti jejakku untuk mengajar les privat. Waktu itu aku mendorongnya sehingga kepercayaan dirinya meningkat. Aku sangat yakin dengan kemampuannya, bahkan menurutku adikku ini sangat jauh lebih pintar daripada aku. Akhirnya aku pun berhasil.
Sebagai guru privat adikku bekerja dengan penuh totalitas sehingga untuk memenuhi kebutuhan mengajarnya dia rela membeli buku-buku yang dibutuhkan, meski sebenarnya bukunya yang dulu masih ada. Mungkin karena dia mampir ke toko buku untuk membeli buku-buku tersebut akhirnya dia melirik juga buku-buku lain yang ada di sana.
Sekarang jangan ditanya lagi tentang adikku, kalau sedang ada obral buku dia malah bisa lebih kalap dariku. Diboronglah buku-buku itu. Ada buku agama, bisnis, travelling, psikologi, biografi, budaya, dan motivasi/inspirasi. 


Ini adalah contoh buku milik adikku yang kupinjam

Perbedaan sifat di antara kami bertiga mempengaruhi selera buku kami. Akan tetapi, itu bukanlah masalah, malah merupakan suatu keuntungan yang besar. Kami bisa saling meminjam buku satu sama lain sehingga sama-sama mendapat kemanfaatan. Sinergi yang indah, bukan? Dengan cara ini wawasan kami bisa semakin luas tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.
Kalau mau, para pembaca juga bisa mengikuti jejak kami untuk mendapatkan manfaat dari membaca dengan cara yang hemat. Kalau ada yang bilang membenci buku bisa jadi itu hanya masalah selera, belum menemukan buku yang tepat.
Bagi yang menyukai buku-buku bertema perempuan namun bingung buku apa, saya sarankan untuk membaca Stiletto Book. Stiletto Book adalah buku-buku yang diterbitkan oleh Penerbit Stiletto, yaitu Penerbit Buku Perempuan. Intinya adalah buku-buku yang menceritakan tentang perempuan dengan segala aktivitasnya (dunia perempuan). Kalau buku bertema perempuan disarankan untuk membaca Stiletto Book, yang tema apa lain apa dong? Ha...ha...ha...cari sendiri ya, bisa dengan cara melihat katalog online, ke toko buku, atau cara lainnya. Ada pepatah bilang, Banyak jalan menuju Roma. Usaha ya!






Data penulis:
Nama : Dini Nuris Nuraini
FB: Dini Nuris Nuraini
Twitter: @danau_kenangan
Email: dininuris@ymail.com


7 komentar:

  1. Aku juga suka membaca, mba. Kalau nggak membaca malah ada yang aneh. Sukses, mba :) . Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak.
      Sama dong kita. Ayuk mbak ikutan juga evennya.
      Aamiin. Makasih.:)

      Hapus
  2. kalau ketmu buku yang menarik... kadang-kadang di baca sampai habis hingga lupa waktu.... nah pas ketemu yang ngga pas.. suka bikin ngantuk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener mas. Buku yang pas itu salah satu penunjang semangat membaca buku :)

      Hapus
  3. Tergantung bukunya juga sih emang ya, tapi gue rasa semua orang pasti suka baca, meskipun cuman manga.

    BalasHapus
  4. Hello salam kenal. Meninggalkan jejak kata telah bertandang disini. Rumah kata yg menyenangkan. Selamat berkata2 slalu

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.