23 April 2014

TERBIUS PESONA TMII



SEJARAH TMII



Kebudayaan merupakan suatu kekayaan dan sekaligus identitas suatu bangsa. Dari kebudayaan kita bisa melihat peradaban masyarakat dari masa ke masa. Oleh karena kebudayaan bersifat dinamis, bukan tidak mungkin kebudayaan Indonesia akan punah / tergerus oleh kebudayaan asing. Ini bisa terjadi terutama jika kurang/tidak adanya kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air sendiri. Menyadari pentingnya hal itu, maka pada 13 Maret 1970 Ibu Tien Soeharto menggagas dibangunnya Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII dibangun pada 30 Juni 1972 pada area seluas kurang lebih 150 hektar (awalnya 145 hektar), Jakarta Timur. Kawasannya strategis, mudah dijangkau, dan secara fisik bisa dikembangkan secara maksimal. Bangunan ini mulai diresmikan pada 20 April 1975 oleh Presiden Soeharto. Kemudian, bertepatan dengan dwi windu usia TMII (1991), ibu Tien Soeharto meresmikan maskot TMII. Maskot tersebut berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).




APA SAJA YANG ADA DI TMII?

Tempat yang satu ini sangat cocok dijadikan tujuan liburan keluarga Anda. Dengan mengkombinasikan konsep rekreasi, edukasi, dan pelestarian budaya; membuatnya sayang untuk dilewatkan jika kita berkunjung ke Jakarta. Indonesia begitu luas dan kaya akan budaya. Namun, untuk bisa mengunjungi satu per satu daerah-daerah itu tentunya akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Kini, kita tak perlu memusingkan tentang hal itu. Cukup berkunjung ke TMII, maka kita dapat menyaksikan aneka ragam budaya dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Ada anjungan provinsi, tari-tarian daerah, busana dan tradisi daerah, seni pentas, seni musik, dan lain-lain. Ada yang unik di sana, yaitu dibuatnya sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia. Letaknya tepat di tengah-tengah TMII.



Selain itu, di TMII Anda juga bisa datang ke tempat-tempat berikut:

·      Museum: museum minyak dan gas bumi, museum transportasi, museum Indonesia komodo, museum listrik dan energi baru, museum telekomunikasi, museum penerangan, museum Bay’at Al Qur’an, museum keprajuritan, museum serangga, museum Asmat, museum olahraga, museum Timor Timur, museum purna bhakti pertiwi, museum perangko, museum pusaka, dan museum Indonesia. Jika dilihat dari koleksinya, museum di TMII layak disebut sebagai museum terbesar. Museum-museum di sini sangat menarik, sama sekali jauh dari kesan membosankan. Bahkan, di sana juga diadakan kegiatan yang melibatkan pengunjung dalam sebuah fragmen.



·      Tempat ibadah: masjid pangeran Diponegoro, wihara Arya Dwipa Arama, gereja katolik Santa Catharina, pura Penataran Agung Kertabhumi, sasono adhiroso pangeran Sambernyowo, klenteng Kong Miao, dan gereja kristen protestan Haleluya.



·      Unit flora dan fauna: taman reptilia, taman budaya Tionghoa, taman kupu-kupu, taman dunia air tawar (berisi ikan air tawar dari seluruh dunia), taman bekisar, taman burung, taman melati, taman bunga keong mas, taman persahabatan negara non blok, taman apotik hidup, taman manasik haji, dan taman kaktus. Di TMII tidak hanya ada hal-hal yang berhubungan dengan pelestarian budaya, tetapi juga hal-hal yang berhubungan dengan konservasi flora dan fauna.



·      Wahana rekreasi: kereta aeromovel (kereta yang berjalan dengan tenaga angin), balon raksasa (pertama, terbesar, dan tertinggi di Indonesia), theater 4D (D’Motion), pemancingan telaga mina, istana anak-anak Indonesia, teater IMAX keong mas, kereta gantung (skylift), PP-IPTEK, dan snowbay waterpark.



·      Di dalamnya juga disediakan fasilitas berupa hotel dan resto, galeri dan toko seni, persewaan tempat (untuk berbagai acara), dan transportasi umum (perahu angsa, mobiil keliling, bus keliling, motor listrik, dan sepeda wisata).



Jika Anda menyukai kegiatan yang bersifat praktis, di sini pun tersedia. Ada pelatihan membatik, menari, membuat wayang kulit, dan sebagainya. Yang jelas, TMII merupakan perwujudan simbolisasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu juga).


APRESIASI MASYARAKAT INDONESIA DAN DUNIA

Sebagai bangunan unik bernuansa tradisional yang dikombinasi dengan hasil pemikiran modern, TMII memiliki fasilitas kebudayaan berciri etnis terbanyak dan terlengkap di dunia. Pembangunan TMII mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia. Terlihat dari antusiasme pengunjung di berbagai kesempatan. Pemerintah pun demikian, mendukung penuh akan keberadaan TMII.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang diberikan pemerintah DKI Jakarta kepada TMII, yaitu pada tahun 1976, 1977, 1978, 1981, 1991, 1992, 1993, dan 1995. Upakarti Kepeloporan juga pernah diraihnya (1990) dari pemerintah Republik Indonesia, yaitu berkenaan dengan pembinaan industri kecil. Dari menteri Kehutanan, TMII pun dinobatkan sebagai Taman Satwa Taman Konservasi atas kepeduliannya terhadap pelestarian satwa (2010). Dukungan juga didapatkan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik (20/4/2011), dengan penetapan TMII sebagai lembaga pelestari budaya Indonesia. Sedangkan dari Menteri Dalam Negeri dukungan berupa dikeluarkannya peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia no.28 tahun 2014, yakni TMII merupakan wahana perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.



Banyak sekali yang telah diraih oleh TMII, misalnya pengakuan negara sebagai asset nasional, obyek vital nasional, lembaga konservasi satwa dan flora, lembaga pelestari budaya, wahana toleransi dan kerukunan umat dengan perwujudan 7 rumah ibadah yang berdampingan yang saling menghormati, sebagai wawasan keberagaman museum, dan sebagai sumber inspirasi peradaban bangsa.



Di tingkat internasional TMII pernah meraih penghargaan pelestarian kebudayaan Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation (PATA) pada tahun 1987. Untuk lebih membuat bangunan ini mendunia, pemerintah mendaftarkannya sebagai nominator  peraih penghargaan Warisan Budaya Tak Benda kategori Best Practices dari UNESCO. UNESCO mensyaratkan agar kebudayaan yang ada bisa ditransformasi/dipelajari oleh pengunjung dan peminatnya, dan TMII memenuhi syarat tersebut. Upaya meloloskan TMII dalam kategori ini tentu saja membutuhkan lobi yang kuat dari pemerintah Indonesia terhadap pemerintah luar negeri, kerja sama strategis dengan berbagai instansi terkait, seringnya menggelar festival budaya skala nasional maupun internasional, membangun komunikasi dengan media cetak dan elektronik, serta dengan memperkuat jaringan dengan berbagai komunitas seni dan penguat budaya di berbagai daerah.
Warisan budaya tak benda meliputi ideologi, psikologi, kuliner, cara berpakaian, tradisi dan ekspresi lisan, bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta, kemahiran kerajinan tradisional, naskah kuno, dan lain sebagainya. Hari Waluyo, Dirjen Kemenparekraf Bidang Ekonomi Kreatif Berbasis IPTEK menyebutkan bahwa merujuk dari konvensi 2003 UNESCO ternyata ada kekhawatiran dari dunia internasional akan semakin hilangnya warisan budaya takbenda ini. Pendaftaran TMII ke UNESCO dilakukan agar kebesarannya bisa menjadi rujukan bagi bangsa lain, memicu lebih besarnya lagi TMII, meningkatkan citra Indonesia di mata masyarakat internasional, mendapatkan perhatian badan dan pemerhati kebudayaan internasional, serta negara dapat mengajukan permohonan bantuan dana Konvensi 2003 khusus bagi warisan budaya yang masuk dalam daftar yang memerlukan perlindungan mendesak.
Sebagai pakar dunia tentang warisan budaya sekaligus Wakil Dirjen Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pacific Region (ICHCAP), Seong Yong Park pun mengakui bahwa TMII bisa menjadi contoh bagi dunia tentang upaya melestarikan sekaligus merepresentasikan kebudayaan dari suatu bangsa. Melalui kegiatan budaya di TMII, masyarakat dunia bisa memahami keunikan dan keragaman budaya Indonesia tanpa harus mengunjungi berbagai daerah di Indonesia.
Dan akhirnya usaha-usaha pemerintah itu menampakkan hasil. Tepat di bulan November 2014 TMII akan diakui sebagai warisan wawasan dunia dari UNESCO dengan kategori cara-cara terbaik untuk pelestarian, perlindungan dan pengembangan budaya.

Namun, ada beberapa tantangan sehubungan dengan adanya TMII ini, yaitu:
·      Walaupun sudah bisa menyaksikan semua kebudayaan Indonesia di satu tempat (TMII), pemerintah harus bisa mengupayakan agar para wisatawan tetap berkunjung ke daerah asal kebudayaan tersebut untuk melihat secara langsung.
·      Masyarakat hendaknya tidak mengandalkan TMII saja untuk melestarikan budaya, tetapi yang lebih penting sebenarnya adalah kesadaran masyarakat itu sendiri di dalam melestarikan kebudayaan Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari.
Sebagai salah satu icon wisata di Jakarta, apalagi sudah mendunia sangatlah penting bagi TMII untuk terus menjaga kebersihan, keindahan, dan kerapiannya. Kemudian sehubungan dengan adanya Bus City Tour yang beroperasi sejak Februari 2014, akan lebih baik jika lokasi TMII bisa dimasukkan ke dalam rute bis tersebut.

DIRGAHAYU TMII KE-39



Tahun ini TMII genap berusia 39 tahun, tepatnya tanggal 20 April 2014 lalu. Momen ini dirayakan secara meriah dengan tema Negeriku "Satoe" Indonesia. Perayaan menuju ulang tahun TMII dimulai 17 April dan terus berlangsung hingga 27 April nanti. Ada gelar tari kolosal, kuliner nusantara, expo karya kriya kreatif nusantara, festival pesona busana tradisi nusantara, lomba seni bela diri, bursa produk kreatif seniman serta kontes burung merpati; dengan acara puncak berupa drama tari Sutasoma dan pesta kembang api. Acara ini akan ditutup pada tanggal 27 April, penutupannya diwarnai dengan orchestra musik angklung dan tari kolosal. Tepat di hari ulang tahunnya, masyarakat bisa masuk ke dalam TMII tanpa biaya (gratis). Pemberian tiket gratis dan beragam acara menarik dilangsungkan untuk memanjakan pengunjung, dengan bertempat di Jakarta Timur pada koordinat 6°18'6.8''LS, 106° 53'47.2''BT.
Jangan lewatkan acara ini!

Aku tak bisa datang ke sana. Namun, kupersembahkan tulisan ini sebagai kado untukmu.

“SELAMAT ULANG TAHUN TMII-KU, SEMOGA SEMAKIN SUKSES UNTUK KE DEPANNYA”


Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Blog dan Jurnalistik Taman Mini "Indonesia Indah"


Sumber:

Http://www.businessreview.co.id/kebijakan-bisnis-ekonomi-2684.html
Http://hamdani-duncan.blogspot.com/2011/04/dampak-adanya-taman-mini-indonesia.html
Http://www.tabloidcleopatra.com/dari-pelestari-budaya-menuju-warisan-dunia/
Http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditindb/2014/02/11/workshop-konvensi-2003-unesco-dan-makna-nominasi-tmii-sebagai-program-proyek-dan-aktivitas-yang-mencerminkan-konvensi-2003-unesco/
Http://id.voi.co.id/voi-warna-warni/5408-tmii-jadi-contoh-dunia
Http://newsindonesiamedia.blogspot.com/2014/04/tmii-merupakan-wahana-perekat-persatuan.html
Http://tamanmini.com/


Keterangan:
Sumber/link gambar sudah ditanam di bawah masing-masing gambar.