Negara
Indonesia adalah negara kita bersama. Apa yang terjadi di negara ini sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap diri kita. Hidup-matinya negara ini, merdeka
atau terjajah, miskin ataukah sejahtera ada di bawah pundak kita semua. Maka dari
itu, tanamkanlah rasa memiliki di dalam diri yang bisa mendorong kita
menyumbangkan sesuatu untuk kebaikan negara ini.
Kalau
kita ingin menangkap ikan, maka tinggalkanlah ikan-ikan yang masih kecil. Tujuannya
agar kita bisa terus menikmati ikan di masa yang akan datang. Berbeda jika
ikan-ikan kecil ikut ditangkap, bisa jadi spesies ikan itu akan musnah. Hal
serupa juga terjadi pada pemuda. Jika ingin menghancurkan suatu negara maka
rusaklah anak-anak beserta generasi mudanya. Pemuda adalah aset negara yang
sangat berharga. Di masa muda, kekuatan fisik optimal, semangat membara, dan
daya pikirnya sedang berkembang. Modal-modal ini harus diarahkan dengan benar
agar tidak disalahgunakan.
http://mega01yume.blogspot.com/2012/11/makalah-sumpah-pemuda.html
http://mega01yume.blogspot.com/2012/11/makalah-sumpah-pemuda.html
Di
masa perjuangan ada banyak sekali tokoh dari golongan pemuda yang berperan,
begitu juga dengan organisasi-organisasi pemuda. Hingga lahirlah momen yang
dikenal dan diperingati hingga saat ini, di antaranya yaitu Sumpah Pemuda. Namun
saya tidak ingin menjelaskan berlebihan (muluk-muluk) mengenai peran pemuda
agar seperti pemuda-pemuda di masa lalu itu. Zaman sudah berubah, bentuk
perannya juga tidak mungkin persis sama. Lagipula, kalau mendengar kata “Mengubah
negara” itu langsung terasa sebagai beban yang sangat berat. Berbeda dengan
kata “Mengubah diri sendiri”, itu lebih ramah di telinga.
Anak Hebat dari Keluarga Hebat
http://hebatnyaanakkita.wordpress.com/ada-anak-hebat-ada-orangtua-hebat/
Anak Hebat dari Keluarga Hebat
http://hebatnyaanakkita.wordpress.com/ada-anak-hebat-ada-orangtua-hebat/
Setiap
orang itu berpotensi untuk hebat dan menjadi makin hebat jika berada di tangan
orang tua yang hebat. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama berperan penting di dalam hal ini. Selain itu setiap orang mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Tuhan membekali masing-masing manusia dengan kemampuan
yang luar biasa. Terkait dengan pemuda sebagai agen perubahan, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengubah diri sendiri. Pola pikir, pola sikap, dan
perilaku harus diselaraskan dengan upaya menuju perubahan diri yang lebih baik.
Setelah mampu memperbaiki diri sendiri, maka dapat muncul keteladanan dari
orang lain, atau orang jadi terinspirasi karenanya. Kemudian kesuksesan tadi
meluas sehingga dia bisa membantu keluarga dan saudara-saudaranya dengan cara
mempekerjakan mereka, mengajari mereka, melatih mereka keterampilan, menularkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sebagainya. Dari sini sudah bisa mengurangi
beban negara atas orang-orang yang fakir/miskin/pengangguran, dan sebagainya. Tindakan
positif ini bisa berlanjut ke teman dan sahabat, masyarakat sekitar, hingga
akhirnya ke masyarakat luas.
Di
dalam Islam ada perintah untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Pemuda
juga bisa andil di dalam hal itu, karena ketika seseorang sudah dewasa (baligh)
kewajiban itu sudah diberikan kepadanya secara penuh. Misalnya, mengingatkan
keluarganya jika ada yang perkataan atau perbuatan mereka yang salah serta
mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan/kejahatan. Sepertinya sederhana,
tetapi mari kita lihat pengaruhnya lebih dalam. Misalkan pada sebuah keluarga
beranggotakan 4 orang, jika tidak ada yang mengingatkan bisa saja bapaknya akan
menjadi koruptor, ibunya terjerat kasus asusila, dan anak yang pertama menjadi
bandar narkoba. Meski anak kedua tidak ikut di dalam tindakan-tindakan negatif
itu bisa dipastikan keluarga itu akan hancur. Nama keluarga itu akan jelek
hingga akhirnya nama anak kedua tersangkut juga. Sementara bagi negara, korupsi
yang dilakukan sang bapak dapat sangat merugikan negara, tindakan anak pertama
yang menjadi bandar narkoba dapat merusak generasi bangsa, sedangkan tindakan
sang ibu bisa merusak moral bangsa. Kehancuran keluarga itu juga berimbas pada
negara. Itu baru satu keluarga, bagaimana jika ada banyak keluarga serupa itu? Oleh
karena itu, cobalah untuk membuka mata atas segala peristiwa di sekitar kita. Kepedulian
kita mendukung keberlangsungan pembangunan di negara ini.
Secara
nyata peran pemuda dapat terwujud misalnya dalam perannya sebagai inovator
bisnis. Zaman sekarang sedang tren dan digalakkan di mana-mana tentang bekerja
sebagai pengusaha/wiraswasta. Selain itu, bagi yang punya keahlian teknis
mungkin bisa mencoba menciptakan produk yang berguna bagi negara. Sumbangsih lain
yang bisa diberikan pemuda juga bisa berwujud pendirian rumah baca/perpustakaan
atau memberikan bimbingan belajar gratis. Jadi inti dari gagasan saya adalah
MLM di dalam amal. Pemuda mengajarkan keilmuan/keahliannya secara gratis/murah
kepada 5 orang misalnya (yang paling rajin, niat, berbakat, dan pandai), namun
dengan syarat masing-masing orang tersebut harus menerapkan keilmuan/keahlian
itu sekaligus mengajarkannya kepada 5 orang yang lain, begitu seterusnya. Tidak
semua orang harus digratiskan/dikenai pembayaran murah, bagi orang-orang yang
mampu boleh saja dikenai biaya yang wajar (normal). Peran lain pemuda bisa juga
dengan cara memberikan ide-ide/aspirasinya bagi masalah negara, membentuk/bergabung
dengan organisasi-organisasi yang positif (di bidang seni budaya, olah raga,
keilmuan, dan sebagainya). Banyak sekali cara agar bisa menjadi pemuda yang
positif dan banyak manfaatnya.
Sekarang
mari kita lihat potret pemuda masa kini. Masih banyak di antara mereka yang
kurang perhatian dari keluarganya. Kebanyakan keluarganya terlalu sibuk
bekerja. Seringkali pendidikan mereka diserahkan penuh kepada pihak sekolah. Kebanyakan
dari mereka kurang kasih sayang. Akibatnya sangat malas, manja, kurang bisa
memanfaatkan waktu dengan baik (main game, jalan-jalan, nonton, dan sebagainya),
bergaya hidup mewah (boros dan suka barang-barang mahal), meneladani/mencontoh
gaya hidup artis pujaan, bahkan terlibat berbagai tindakan negatif (asusila,
tawuran, kriminalitas, dan sebagainya). Oleh
sebab itu, mari kita tingkatkan kepedulian dan peran serta kita di dalam
membangun negara ini.
Bagaimana
dengan Anda? Peran apa yang Anda miliki saat ini?
*Tulisan
ini diikutkan lomba Gebyar Farmasi Universitas Andalas