Di
luar sana, banyak orang sibuk membandingkan lebih baik mana antara penerbit
indie dan mayor. Apakah Anda termasuk yang penasaran? Sebelum saya bahas lebih
jauh, sebaiknya kita ketahui dulu pengertian dari keduanya.
Menurut
Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Penerbit_independen),
penerbit indie adalah sebuah alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang
lain yang dilakukan penulis naskah bukan dari penerbitnya. Jadi, indie
publishing atau self publishing (penerbit indie) adalah salah satu bentuk
penerbitan yang proses penerbitannya dilakukan sendiri oleh penulis atau
pembuat karya. Sedangkan penerbit mayor biasanya sebutan untuk penerbit besar yang
mengerjakan dan mendanai seluruh proses pembuatan buku, mulai dari editing,
cover, layout, cetak, sampai ke pendistribusian.
Secara
ringkas, perbedaan keduanya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Perbedaan
penerbit indie dan mayor
Mungkin
Anda termasuk orang yang berkali-kali mengirim naskah ke penerbit mayor dan
tidak lolos, lalu berpikir bahwa naskah tersebut buruk atau Anda tidak bakat
menulis, atau orang lain yang men-cap Anda begitu. Jika ini yang terjadi,
jangan terburu berpikir demikian. Naskah ditolak penerbit mayor tidak selalu
karena buruk. Setiap penerbit punya kebijakan sendiri. Mereka akan memilih
naskah yang sesuai dengan visi misi/pemikirannya, sasaran pembacanya, naskah
mana yang lebih menguntungkan, tren saat itu, dan berbagai pertimbangan lain.
Pendeknya, mungkin hanya masalah tidak cocok. Dan tidak cocok itu tidak selalu
berarti buruk.
Jika
idealisme begitu penting bagi Anda maka penerbit indie mungkin jawabannya. Di
sini, tulisan bisa lolos penuh walaupun tidak sesuai dengan pasar plus tidak
ada penyuntingan yang bisa mengubah makna tulisan. Jadi, selain idealisme dan
nilai-nilai bisa tetap terjaga, Anda pun bebas berekspresi.
Penerbit
indie juga baik untuk dipilih saat Anda membutuhkan waktu terbit yang cepat dan
jumlah cetak terbatas. Menerbitkan di penerbit mayor apalagi yang sangat besar
prosesnya sangat lama, bisa sampai tahunan. Tidak cocok untuk kebutuhan yang
demikian.
Begitupun
jika Anda membutuhkan poin untuk karir atau jika Anda mempunyai massa yang besar,
misalnya dosen; mengambil jalur penerbit indie juga bisa ditempuh. Dosen
mempunyai massa berupa mahasiswanya, artis mempunyai massa berupa fans-nya, dan
hal-hal semacam itu. Mempunyai massa sendiri membuat kendala dalam
marketing/pemasaran menjadi berkurang/hilang. Dengan memasarkan sendiri Anda
bisa memangkas biaya distribusi mengingat distributorlah yang biasanya
mendapatkan persentase terbesar dari suatu penjualan buku. Ini artinya
persentase keuntungan/royalti Anda bisa meningkat.
Sekarang
masalahnya, penerbit indie mana yang baik dan tepat? Kalau mencari sendiri Anda
akan bingung karena banyak sekali nama penerbit indie berseliweran di dunia
maya. Hati-hati, salah-salah Anda jatuh ke tangan penipu, atau setidaknya
penerbit indie yang kurang baik atau kurang profesional.
Ingat ya, siapapun bisa
jadi penulis! Dan jika naskah Anda ditolak oleh penerbit mayor, itu tidak
selalu berarti naskah Anda buruk, juga bukan berarti mimpi buruk. Coba
terbitkan secara indie!
Setiap orang mempunyai
waktu yang terbatas. Abadikan karya Anda sekarang juga dan biarkan karya itu memberi
manfaat kepada sesama dan hidup selamanya!
Ayo, semangat berkarya!
Terima kasih banyak buat infonya ya mbak. Emang kudu selektif pilih2 penerbit indie buat cetak buku :D
BalasHapusSama2 mbak. Benar :)
Hapus