10 April 2015

SHOPIOUS, TEMPAT SHOPPING BARANG BAGUS

Kapan hari temanku ngajak jogging. Tumben banget, padahal dia sebenarnya hobi bersepeda, bahasa kerennya gowes. Aku sungguh nggak pengen menolak, itu hobiku. Udah lama banget aku nggak jogging karena ortuku sudah nggak mau diajak lagi, seperti dulu saat aku remaja. Saat aku itu sering jalan-jalan pagi dengan ibu atau bapakku. Habis Subuh gitu deh, jalan-jalan di dekat rumah. Tapi...entah sejak kapan sepatu ketsku sepertinya hilang, atau...sudah nggak keren lagi. Nggak taulah aku lupa-lupa ingat, yang jelas sudah nggak kutemukan batang sepatunya lagi.
Mau nampang di kerumunan orang banyak nggak mungkin dong aku menyembunyikan kaki (baca: nggak mungkin sepatunya nggak kelihatan). Akhirnya bye-bye deh itu Car Free Day, selain nggak punya sepatu kets aku juga nggak punya baju olahraga. Secara aku tuh feminin banget, jadi minim pakaian model celana. Kecewa sih, kapan lagi aku ada barengannya jogging. Aku juga pengen ikutan Car Free Day. Meskipun dekat rumah, aku belum pernah ikut sama sekali.
Eh tapi kemarin ini aku nyasar ke suatu web. Browsing-browsing nggak jelas gitu trus masuk deh ke web itu, Shopious namanya (biasa, bawaan cewek, suka blanja-blinji). Shopious ini semacam etalase, menjualkan barang toko lain (sebagai distributor). Ada baju, sepatu, kosmetik, tas, perlengkapan rumah tangga, aksesoris gadget, dan lain-lain. Kalau kita berjiwa bisnis, bisa juga ikutan menjualkan barang di sana. Syaratnya barang yang dijual sudah dipampang di instagram. Jangan khawatir kategori barang di Shopious fleksibel kok, kalau belum ada bisa hubungi Shopiousnya, itu bisa diatur. Sementara itu, kalau tertarik menjadi reseller, tinggal menghubungi tokonya langsung.
Yang pernah ketipu penjual online pasti tau rasanya saat uang kita hilang sedang barang yang dibeli tidak di tangan. Nyesek banget kan? Lalu kalian pasti akan lebih berhati-hati dalam berbelanja online, ada yang kapok malahan. Di Shopious kalian tidak perlu khawatir lagi seperti itu. Mereka menyeleksi toko-toko yang menjual produknya di sana untuk memberikan jaminan keamanan bagi pembeli. Aku sendiri juga penjual sekaligus pembeli online, aku tahu hampir setiap hari (atau setiap hari ya?) ada...aja anggota dari grup online shop di FB yang mengeluh ketipu.
Di Shopious ini aku bisa cuci mata gratis sambil membanding-bandingkan harga. Tebak apa yang kutuju! Benar, aku melihat-lihat sepatu kets wanita. Ternyata banyak juga ya yang bagus tapi murah. Nah berhubung para penjual toko online sama-sama memasang produk di sana, aku bisa mencari penjual yang terdekat dengan harga produk yang termurah.
Hmm...setelah lama mencari...cling-cling mataku menemukan sosok sepatu kets idaman. Kakiku nih ya, agak ribet kalau buat alas kaki. Pernah dulu cari sepatu flat cewek nggak nemu-nemu karena nggak ada yang pas atau nyaman. Jadilah aku muter-muter sama ibuku ke seluruh toko di mall itu. Bener, ujung kakiku membulat agak besar, nggak imut seperti kaki-kaki cewek kebanyakan mungkin yang meruncing di bagian jari-jarinya. Sepatu yang bagian jarinya terlalu runcing atau bahkan model aladin tentu saja nggak cocok buatku.




Beruntung aku menemukan Shopious. Aku bisa tahu merek-merek sepatu kets apa yang bagian jarinya membulat agak besar. Ini salah satunya, Nike Airmax 90 woman size 37 (lihat gambar di atas, aku suka banget warna yang kanan bawah terutama). Dengan kontur seperti itu, Insyaa Allah sepatu kets itu pas banget buatku. Belum lagi warnanya yang netral, pas banget buatku. Aku memang mencari satu sepatu saja, yang warnanya netral. Biar pantes gitu meskipun aku ganti-ganti warna baju atau celana olahraga. Merk Nike mah nggak usah ditanya lagi, sudah jaminan mutu. Bagiku, kalau soal alas kaki kenyamanan yang nomer satu. Berkali-kali aku beli sepatu nggak nyaman itu rasanya nggak banget deh. Jadi, aku mau spekulasi asal beli sepatu kalau nantinya nggak nyaman di kaki. Misal harganya murah tapi bikin kaki sakit kan sama juga bohong, akhirnya nanti juga bakalan beli lagi. Rugi waktu, uang, dan tenaga. Jadi, ketemu Nike Airmax 90 woman di Shopious ini bener-bener sesuatu banget buat aku. 

Yang ingin tahu lebih jelas tentang Shopious bisa melihat video ini:


09 April 2015

TAK SEKEDAR MAJU...JALAN

Berawal dari kata, untaian kata kemudian terjalin menjadi kalimat. Kalimat itu kemudian kita yakini dan menjelma menjadi suatu tindakan (untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu). Tindakan ini akan menentukan hidup kita. Dari sini kita perlu menggarisbawahi bahwa menyaring setiap informasi itu sangat penting. Adakalanya ucapan, kritik, saran, nasehat, pernyataan, dan lain-lain kurang tepat adanya.

“Siap grak! Maju...jalan!” komando seperti ini sering kita jumpai pada saat kegiatan baris-berbaris.  Bertahun-tahun saya meyakini bahwa saya hanya perlu untuk maju, andaipun tak bisa berlari maka berjalanlah, kalau tak bisa berjalan merangkaklah. Pokoknya bagaimanapun caranya saya harus maju. Banyak orang berkata kepada saya, “Lakukan saja terus, nanti lama-lama akan menjadi ahli dengan sendirinya.” Orang yang lain berkata, “Yang penting praktek, prakteknya diperbanyak.” Sebagai penulispun sering terdengar pernyataan, “Kirim saja terus pasti nanti akan ada yang dimuat.”

Saya tidak bermasalah dengan kesungguhan hati, saya pun meyakini penuh bahwa kegigihan adalah faktor pendukung kesuksesan. Akan tetapi, ada “lubang” di balik kesungguhan hati dan kegigihan tersebut, yaitu terkait dengan pernyataan-pernyataan di atas. Bertahun-tahun saya hanya tahu berusaha terus sampai berhasil, praktek terus, dan hasilnya...? Ibarat menebang kayu dengan kapak, saya terus menebang dengan jarang sekali mengasah kapaknya. Bukan berarti cara ini tanpa hasil, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama.





Ketika kita melakukan hal yang sama dan tidak mengambil pelajaran di dalamnya serta tidak memperbaiki diri maka hasilnya akan sama. Hindari untuk melakukan kesalahan yang sama dua kali, apalagi lebih.

Mulailah saya #BeraniLebih untuk mengerahkan segenap daya dan upaya (all out). Praktek saya dukung dengan teori, lalu setelah saya aplikasikan saya evaluasi lagi di mana letak kekurangannya. Saya yang tadinya meyakini bahwa banyak hal bisa dilakukan secara otodidak, mulai memperbaiki keyakinan tersebut. Memang benar bahwa banyak hal bisa dilakukan secara otodidak, tetapi adanya guru yang tepat bisa memperpendek tahap proses pembelajaran. Dengan demikian, kesuksesan bisa diraih dengan lebih cepat. Saya membutuhkan guru yang mahir di bidang tersebut, guru yang bisa mengajar saya dengan baik, guru yang nyaman, dan sebagainya. Mulailah saya mencari guru tersebut. Tak hanya itu, saya mulai mempersiapkan segalanya dengan lebih baik, benar-benar all out. Targetnya adalah kesuksesan itu sendiri, bukan iseng/coba-coba.

Ketika orang berkata “Nanti lama-lama akan ahli sendiri”, “Yang penting praktek”, atau “Kirim saja terus pasti nanti akan ada yang dimuat” terkadang tujuannya adalah untuk memotivasi, tapi bisa menjadi sesuatu yang menjerumuskan kalau tidak disikapi dengan tepat. Di dalam pernyataan tersebut juga ada kesan merendahkan yang implisit, yaitu bahwa penulis akan dikasihani. Karya yang dimuat / diterbitkan adalah karena dikasihani. Beberapa orang berpikir dengan mengirim karya terus-menerus tulisan itu akan menjadi membaik dengan sendirinya, sehingga layak muat / terbit. Tidak, itu tidak benar. Kalau kita tidak melakukan perbaikan, hasil karya kita akan seputar itu saja kualitasnya, tidak akan pernah mencapai standar mereka. Media massa tidak akan mau mengambil risiko memuat atau menerbitkan tulisan yang di bawah standar mereka. Ada nama yang dipertaruhkan, untung rugi, dan berbagai hal lain di sana. Hindarkan keyakinan semacam itu! Lakukan segala usaha dengan segenap daya dan upaya lalu berbanggalah karena kita memang pantas mendapatkan hasil terbaik darinya.