22 April 2014

WISATA TSUNAMI ACEH

WISATA TSUNAMI ACEH

DARI  HISTORIS, EDUKASI, HINGGA UCAPAN TERIMA KASIH


Masih ingatkah Anda dengan Tsunami di Aceh 26 Desember 2004 silam? Gempa itu adalah gempa dengan kekuatan terdahsyat dan durasi terlama di dunia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Tepatnya jam 7:58:53 WIB, gempa berkekuatan 9,3 skala Richter yang terjadi selama 500-600 detik (sekitar 10 menit) ini meluluh-lantakkan Aceh dan memicu beberapa gempa bumi di berbagai tempat di dunia. 


Tsunami Aceh, 26 Desember 2004

Sumber: bagusbayuhermawan.blogspot.com

Gelombang tsunami setinggi 30 meter itu sempat membuat Banda Aceh menjadi kota mati. Kini, sepuluh tahun telah berlalu. Banda Aceh pun menggeliat membangun jalan, jembatan, memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak, meningkatkan kebersihan kota, meningkatkan pengetahuan agama, dan berbagai langkah positif lainnya. Bahkan, pasca tsunami itu muncul beberapa obyek wisata baru, misalnya museum tsunami.
Pemerintah dan masyarakat tidak membiarkan Banda Aceh berlarut-larut dalam masa-masa yang kelam. Mereka pun tanggap, belajar untuk bangkit dan mengubah bencana tersebut menjadi suatu berkah. Dan...wisata  tsunami Aceh adalah salah satu jawabannya.
Yuk kita mulai wisata tsunami ke Aceh!

Untuk bisa membayangkan kedahsyatan tsunami Aceh beberapa tahun silam, Anda tak perlu harus mengalami sendiri bencana itu. Cukup datang ke Banda Aceh, di sana ada beberapa tempat yang akan membawa Anda seolah-olah kembali ke masa bencana dulu. Ini dia tempat-tempat wisata bernilai historis tersebut:

1.    Kuburan massal Ulee Lheue












Kuburan massal Ulee Lheue (bagian depan) 
Sumber: Indonesiakaya

Tsunami dahsyat di Aceh ini menelan ratusan ribu jiwa. Korban-korban yang berjatuhan dimakamkan di kuburan massal. Kebanyakan korban tersebut dimakamkan di kuburan massal Ulee Lheue, Lhoknga, dan Siron; namun yang paling terkenal adalah kuburan massal Ulee Lheue. Mengapa? Karena letaknya yang berada di “titik nol tsunami”. Kuburan ini dikenal juga dengan nama kuburan massal Merauxa, karena terletak di distrik Merauxa. Sebelum tsunami, kuburan ini adalah Rumah Sakit Umum Merauxa. Setelah rusak parah diterjang tsunami, rumah sakit tersebut direlokasi sedangkan halamannya dijadikan pemakaman massal.

Ada lebih dari 14.264 korban dimakamkan di kuburan Ulee Lheue. Di depan pintu gerbang Anda akan menjumpai prasasti bertuliskan kuburan massal dan bacaan dari surat Al Anbiya ayat 35.
"Tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan," (Al-Anbiya : 35).

Bagian dalam kuburan seperti taman dengan rumput hijau dan pohon-pohon yang rindang, sedangkan sekelilingnya dihiasi dengan pagar. Setiap tanggal 26 Desember, banyak orang menuju jalan Iskandar Muda ini. Hal ini disebabkan karena disana setiap tanggal itu diadakan tabur bunga dan doa bersama mengenang tragisnya bencana tsunami.

Jika Anda mengunjungi tempat wisata ini, jangan lupa untuk singgah pula di Taman Kuliner yang ada di depannya. Selain makan, kita juga bisa memancing di sana. Kedua tempat ini pun tak jauh dari pelabuhan Ulee Lheue. Di pelabuhan ini Anda bisa memuaskan hobi memancing atau fotografi untuk mengabadikan matahari terbenam yang indah.


2.    Masjid Baiturrahman Ulee Lheu












Masjid Baiturrahman (pasca tsunami)
Sumber: Infokitasaja

Masjid ini merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah. Bagaimana tidak, di saat bangunan-bangunan lain rata dengan tanah masjid di pinggir Pantai Ulee Lheue ini tetap berdiri kokoh walaupun diterjang tsunami. Dengan kata lain, masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636) di Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh ini adalah satu-satunya bangunan yang tidak hancur, hanya beberapa bagian saja yang rusak.













Masjid Baiturrahman (Sumber: kacamatamakna)

Salah satu masjid terindah di Indonesia ini luasnya mencapai 4760 m2. Area seluas itu bisa menampung 9000 jamaah. Masjid ini memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Dari depan masjid tampak sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa. Menuju ke bagian dalam Anda akan menjumpai ruangan yang sangat sejuk dan berlantai marmer buatan Italia.
Untuk bisa melihat interior masjid pakailah pakaian muslim yang tepat, dan bagi muslimah wajib berjilbab (yang boleh terlihat hanya wajah dan telapak tangan). Selain itu, semua wisatawan harus menghentikan aktivitasnya sementara di kala adzan tiba. Semua syarat ini diberlakukan karena masjid adalah salah satu tempat ibadah.


3.    Kapal Apung Lampulo













Kapal apung lampulo (Sumber: muslimpoliticians)


Di  hari kelam itu, kapal nelayan ini baru saja mengalami perbaikan. Ia hendak diturunkan ke sungai menuju Lhoknga untuk diisi pukat. Sebelum rencana itu terwujud tsunami terlebih dahulu menyambutnya. Lima puluh sembilan orang merangkak naik ke dalamnya. Dalam keadaan mengangkut 59 orang, ia dihempas tsunami hingga terdampar di perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam. Posisinya unik, tepat di atas rumah penduduk. Kisahnya yang mirip nabi Nuh membuatnya dijuluki dengan sebutan “Kapal Nuh” oleh masyarakat Aceh.


4.    Kapal PLTD Apung












Kapal PLTD apung (Sumber: panglima-ubiet)

Kapal PLTD Apung menjadi saksi sejarah yang lain atas betapa dahsyatnya gelombang tsunami di Aceh. Kapal milik PLN ini sebelumnya ditempatkan di pelabuhan Laut Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Ia ditempatkan di sana bulan Juli 2003 untuk mengantisipasi gangguan listrik, saat konflik antara pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka. Kapal seberat 2600 ton ini  mampu mensuplai listrik 10,5 MW untuk kebutuhan masyarakat kota Banda Aceh dan sebagian kabupaten Aceh Besar. Kemudian tsunami membawanya terapung hingga karam di desa Punge Bang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, sekitar 5 km dari lokasi sebelumnya. Kapal ini termasuk kapal yang utuh walau diterjang gelombang mengerikan itu. Gampung Punge Blang Cut pun akhirnya ditetapkan oleh walikota Banda Aceh sebagai “Gampong Wisata”.













Taman edukasi tsunami (Sumber: nelva-amelia)

Kapal PLTD Apung tetap dibiarkan di tengah kota untuk dijadikan monumen peringatan tsunami. Jika kita naik ke tingkat paling atas kapal, kita bisa melihat pemandangan kota Banda Aceh. Di sekitar kapal dibangun Taman Edukasi Tsunami, yaitu taman yang sangat asri sebagai media edukasi dan pelaksanaan even-even Islami. Jalan setapak yang dibangun berkelok-kelok semakin mempercantik taman itu. Di sana kita bisa menelusuri catatan-catatan informasi tsunami beserta foto-foto pendukung saat tsunami terjadi.  


Monumen tsunami (Sumber: panglima-ubiet)


Di sebelah barat kapal ada monumen tsunami berupa jam bundar setinggi 2,5 meter. Jam itu menunjukkan pukul 07.55 WIB, waktu di mana tsunami terjadi. Pada miniatur gelombang tsunami terdapat gambar timbul berupa rumah dan manusia hanyut tersapu tsunami.


5.    Tugu Peringatan Tsunami

















Tugu peringatan tsunami (Sumber: sony502)

Jika Anda menemukan bangunan semacam ini, maka itu menandakan daerah tersebut pernah merasakan amuk tsunami 26 Desember 2004 lalu. Jumlahnya ada ratusan di berbagai titik di Banda Aceh. Dari tugu ini Anda bisa membayangkan betapa dahsyatnya tsunami yang melanda tempat itu sekaligus jaraknya dari tepi pantai. Tinggi air bisa dilihat dari garis biru melingkar di bawah kuncup bunga kuning. Sementara prasasti pada bagian penyokongnya memuat penjelasan mengenai posisi tugu dari tepi pantai serta ketinggian air saat itu.
Tugu Peringatan Tsunami dibangun oleh Yayasan Harapan Bangsa Nusantara dan didanai oleh yayasan dari Amerika. Pembuatan tugu ini diresmikan oleh Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Supiadin AS di tahun 2008.


6.    Museum Tsunami










Museum tsunami (depan)
Sumber: fadeel-hameed


Museum tsunami dibangun sejak 2006 oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nangroe Aceh Darussalam-Nias, kemudian secara resmi dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2008.

Didesain dengan unik dan teliti oleh Ridwan Kamil yang saat itu menjadi walikota Bandung sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), bangunan ini berkesan megah namun mencekam. Desainnya terinspirasi oleh arsitektur Aceh, sebagaimana bisa dilihat pada lantainya yang merupakan model rumah tradisional Aceh.

Dari luar bangunan ini tampak berwarna cokelat dengan tembok berlubang-lubang. Jika dilihat dari atas akan serupa dengan gelombang tsunami, namun jika dilihat dari samping
akan terlihat seperti kapal lengkap dengan cerobong asap dan geladak yang luas sebagai ecape building.













Museum tsunami (dalam)
Sumber: berita.plasa

Memasuki halaman museum, pengunjung akan disambut dengan bangkai helikopter Polri yang ikut merasakan ganasnya ombak tsunami. Di dalam museum terdapat ruang pameran berisi video, foto, dan alat peraga tsunami. Ruang ini didominasi warna gelap. Suasana mencekam sangat terasa oleh adanya efek 4 dimensi. Lorng-lorong gelap dengan efek air yang jatuh dari atas membuat percikan di mana-mana dan membasahi lantai. Pintu masuk koridor dua dinding tinggi merupakan tsunami itu sendiri. Ditambah dengan suara-suara tangis dan doa dalam bahasa Arab benar-benar membawa Anda larut dalam suasana pasca tsunami, memilukan. Sebuah kamar tabung gelap dengan nama-nama gulungan kematian tertulis di dindingnya, sedangkan tulisan Allah dalam bahasa Arab terdapat di atas ruangan. Seolah-olah Anda berada di dalam sumur dan berusaha menemukan cahaya Allah. Di sini Anda bisa mencoba melawan dahsyatnya gelombang tsunami dan jika berhasil maka Anda akan menuju jembatan harapan. Jembatan ini membawa Anda menuju tempat tinggi menjauhi tsunami. Di tangga ini pengunjung akan melihat 52 bendera kenegaraan yang melambangkan bentuk bantuan tiap negara. Kemudian Anda bisa melihat film dokumenter tentang tsunami dengan durasi sekitar 15 menit.

Terlepas dari rekornya sebagai museum pertama dan terlengkap dalam rekam jejak tsunami, museum yang menelan dana 140 miliar ini memiliki banyak fungsi. Di antara fungsi museum ini adalah sebagai berikut:
·      Mempelajari segala hal tentang tsunami, khususnya tsunami di Aceh tahun 2004 silam.
·      Sebagai pusat penelitian dan pendidikan tentang gempa bumi dan bahaya tsunami.
·      Sebagai tempat berlindung saat terjadi kasus tsunami serupa.
Di sini ada sisi historis dan edukasi tentang tsunami.

Museum tsunami bertempat di jalan Iskandar Muda Banda Aceh. Bangunannya sangat mencolok. Di samping dan di belakang museum ada pemakaman Belanda (Kerkhof). Tak hanya itu museum ini juga dekat dengan tempat wisata lain seperti Peutjoet (makam putra kesayangan Sultan iskandar Muda yang dihukum karena bersalah), Blang Padang (replika pesawat Seulawah RI 1 dan monumen Aceh thanks to the world), Gunongan (Gunung kecil sebagai miniatur perbukitan), Taman Sari, museum negara Aceh (Rumah Aceh) dan Taman Ratu Safiatudin ( taman dengan arsitektur tradisional Aceh ).


7.    Tsunami Escape Building












Tsunami escape building, Gampong Lambung
Sumber: bandaacehkotamada

Tsunami escape building ada empat, salah satunya dikombinasikan dengan gedung TDMRC (Tsunami & Disarter Mitigation Research Centre). Semua bangunan luasnya 1.400 meter persegi, dan tersebar di tiga lokasi yaitu di Desa Lambung, Desa Deah Geulumpang dan  Desa Alue Deah Teungoh, Kota Banda Aceh. Kesemuanya berada di titik nol tsunami, yaitu di Ulee Lheue.

Fungsi utama gedung ini adalah sebagai tempat evakuasi korban bencana. Selain fungsi tersebut, gedung ini juga merupakan obyek wisata.  Dari puncak gedung kita bisa melihat wajah kota Banda Aceh, Pantai Ulee Lheu, Bukit Barisan, Pulau Aceh, wilayah kawasan Aceh Besar dan Pulau Sabang. Masyarakat juga biasa menggunakan gedung ini sebagai gedung serbaguna atau balai warga untuk pertemuan dan sebagainya.

Gedung berlantai 4 setinggi 18 m ini dibangun dengan konstruksi tahan gempa dan tsunami dengan kapasitas 1000 orang. Lantai satu merupakan ruang terbuka, ruang tunggu, dan ruang olahraga. Lantai dua tingginya sekitar 10 meter sesuai dengan tinggi gelombang tsunami tahun 2004 lalu. Di lantai tiga kita bisa menemukan dapur umum, sedangkan lantai teratas merupakan tempat evakuasi berkapasitas 500 orang. Selain itu, di lantai teratas juga disediakan helipad yaitu landasan helikopter untuk membantu evakuasi dan logistik.

Pemerintah Jepang banyak membantu di dalam desain dan pembangunan tsunami escape building ini, yaitu melalui JICS. Desainnya saja dibuat oleh konsultan asal Jepang Nippon Koei, Co Ltd, dengan konsep awal berasal dari JICA Study Team dalam project Urgent Rehabilitation and Reconstrcution Plan (URRP) untuk Kota Banda Aceh pada Maret 2005 hingga Maret 2006.


8.    Gedung TDMRC (Tsunami & Disarter Mitigation Research Centre)











Gedung TDMRC (Sumber: tdmrc.org)

TDMRC yaitu Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala merupakan lembaga riset yang didirikan pada 30 Oktober 2006. Pembangunannya dilatarbelakangi oleh reaksi tanggap bencana dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Awalnya dibentuk UAR (Unsyiah for Aceh Recontruction),  kemudian dalam prosesnya secara bersamaan Unsyiah juga membentuk TRC (Tsunami Research Center) dan MC (Mitigation Center). Ketiganya kemudian digabung menjadi TDMRC (Tsunami and Disaster Mitigation Research Center) dengan dana dari Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh. Tujuan pembentukan gedung ini adalah untuk meningkatkan sumber daya riset kebencanaan yang berkualitas, memberikan advokasi pada pemerintah dalam membuat kebijakan, mengumpulkan dan menyediakan data terbaik dengan mempercepat prosess pengumpulan data yang tepat berkaitan dengan dampak dari bencana. Disamping itu, TDMRC juga berkontribusi meningkatkan masyarakat yang tahan bencana, berkolaborasi dengan para peneliti dan lembaga riset lainnya dalam riset-riset kebencanaan.
Gedung TDMRC terletak di sebelah kuburan massal Ulee Lheue. Gedung ini juga dapat berfungsi sebagai escape building.


9.    Monumen Aceh Thanks to the World












Monumen Aceh Thanks to the World (Sumber: bandaacehkotamada)

Bangkitnya Aceh dari kerusakan hebat akibat tsunami tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk dunia internasional. Masyarakat Aceh menyadari hal itu dan mereka tidak lupa akan budi baik pihak-pihak yang telah menolongnya. Untuk mengenang hal itu dibangunlah Monumen Aceh Thanks to the World di sebelah utara lapangan Blang Padang (kini alun-alun), di depan museum tsunami Aceh. Bangunan putih ini bentuknya seperti gelombang tsunami.


Walk of Frame Tsunami












Walk of frame (Sumber: bandaacehkotamada)

Di depan monumen ini kita akan menemukan banyak prasasti yang memuat jumlah korban tewas dan hilang, jumlah warga yang mengungsi, jumlah jembatan yang musnah, panjang jalan yang hancur, dan sebagainya.
















Plakat thank you and peace (Sumber: bandaacehkotamada)

Selain monumen tersebut, bentuk terima kasih rakyat Aceh juga dituangkan dalam sebuah prasasti/plakat persahabatan yang bentuknya seperti kapal yang hampir tenggelam. Di sepanjang lintasan jogging yang mengelilingi lapangan Blang Padang terdapat 53 “Plakat Thank You and Peace”. Plakat itu bertuliskan nama negara, bendera negara, dan ucapan ‘Terimakasih dan Damai’ dalam bahasa masing-masing negara.

Di dekat monumen dan plakat ini (masih di lapangan Blang Padang), ada juga tempat wisata yang lain yaitu monumen Dakota DC-3 RI-001 dengan nama Seulawah dan monumen tsunami.



Monumen Dakota DC-3-RI-001



Monumen tsunami di Blang Padang

Dari sini kita bisa melihat betapa besar sumbangsih dunia dalam pemulihan kembali Aceh dari tsunami. Ada bantuan dari Jepang untuk membangun tsunami escape building, ada bantuan dana dari Saudi Charity Campaign, ada rumah sakit Zainoel Abidin baru The yang didanai oleh Jerman dan Australia, ada sekolah dasar yang didanai oleh Badan Federal Jerman, dan masih banyak lagi. Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang tahu berterima kasih, di antaranya diabadikan dalam monumen Aceh Thanks to the World dan plakat “Thank You and Peace”.


10.              Monumen-monumen tsunami lainnya











Monumen Tsunami di Aceh Besar (Sumber: buzzerbeezz)














Prasasti Den Zipur Dhika Anoraga (Sumber: friend.staf.ugm)

Prasasti ini dibuat untuk mengenang kompleks perumahan satu kompi pasukan TNI beserta keluarganya yang habis diterjang tsunami, letaknya di jalan menuju pantai Lhoknga.














Tugu tsunami mukim lhoknga (Sumber: travel.detik)

Di dekat pantai Lhoknga, Aceh ada sebuah tugu untuk memeringati warga mukim sekitar yang tewas akibat tsunami. Tugu itu adalah Tugu Tsunami Mukim Lhoknga.

Dampak tsunami yang hebat bisa mengubah peradaban dan budaya. Pemerintah Aceh sadar akan hal itu, lalu mengabadikan jejak-jejak tsunami untuk dipelajari dan diantisipasi. Oleh karena itu dibangun wisata-wisata yang bernilai historis dan edukasi, dibangun tempat evakuasi, pusat penelitian, dan sebagainya. Tsunami terjadi dalam suatu siklus sehingga bisa diprediksi. Bahkan, peneliti dari  Earth Observatory of Singapore, Charles Rubin telah menemukan jejak tsunami purba yang terjadi di Aceh, di sebuah gua kapur di dekat sumber tsunami 2004 lalu. Gua ini terletak beberapa ratus meter dari pantai yang berada di Banda Aceh. Jejak-jejak tsunami itu diduga telah berusia 7500 tahun dan merupakan temuan paling rinci yang bisa menjelaskan terjadinya tsunami Aceh. Dari temuan itu didapati bahwa 11 tsunami yang sama pernah terjadi sebelum tahun 2004. Namun, Charles rubin belum bisa memprediksi kapan tsunami berikutnya akan terjadi. Dari temuan Charles Rubin di atas, gua yang sangat berharga ini seharusnya dimasukkan juga sebagai obyek wisata tsunami.

Sebagai daerah yang rawan tsunami, pemerintah Aceh perlu menggalakkan penelitian di bidang ini. Apalagi dengan adanya berbagai pusat penelitian tsunami yang bisa mendukung ke arah itu. Bukannya tidak mungkin bahwa Aceh akan menemukan penemuan baru di bidang tsunami yang bisa menjadi rujukan bagi dunia internasional.
Sangat menarik bukan wisata tsunami di Banda Aceh? Berkunjunglah ke sana dan rasakan kedahsyatan gelombang mengerikan itu.


Sumber:
http://travel.detik.com/read/2014/03/14/184600/2471503/1025/indahnya-kota-banda-aceh-dari-tsunami-escape-building
http://www.virtualtourist.com/travel/Asia/Indonesia/Aceh_Special_Region/Banda_Aceh-1223610/Things_To_Do-Banda_Aceh-TG-C-1.html
https://www.facebook.com/notes/sejarah-aceh/tragedi-tsunami-aceh-paling-hebat-di-dunia-pada-abad-ke-21/10151804107538541
http://m.bisnis.com/traveller/read/20131226/224/194283/jangan-lewatkan-6-objek-wisata-mengenang-tsunami-aceh
http://www.tribunnews.com/iptek/2013/12/26/peneliti-temukan-jejak-tsunami-purba-di-aceh
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2013/12/28/28380/kisah-masjid-baiturrahim-ulee-lheue-refleksi-9-tahun-tsunami-aceh/#sthash.ibTslCZd.sL67nefN.dpbs
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/2014/02/05/kapal-apung-kapal-pembangkit-listrik-yang-diseret-tsunami-akhir-tahun-2014-di-banda-aceh/
http://acehtourismagency.blogspot.nl/2012/12/monumen-thanks-to-world.html

http://www.acehpedia.org/Tugu_Peringatan_Tsunami